Sekala minggu lalu baru saja berusia dua tahun. Tidak ada perayaan spesial karena menurut Sienna tidak ada yang lebih penting dari menghabiskan waktu bersama orang-orang terdekatnya, lagipula Sekala tidak begitu suka bermain dengan ana-anak lain. Minggu lalu Kenaka membawa keduanya juga Mama Marina dan Ayah Danu pergi ke kota Malang untuk mengganti acara ulang tahun anaknya dengan berwisata beberapa hari.
Kenaka juga berlaku baik dan sopan pada pria dan wanita paruh baya yang sudah menjaga Sienna dan Sekala selama ini.
Mulut Sienna sebenarnya gatal sekali ingin menanyakan perihal orang tua Kenaka sebab laki-laki itu tidak pernah menyinggung bagaimana reaksi orang tuanya. Pun Sienna ingin tahu bagaimana kabar keduanya, tapi ia terlalu sungkan untuk bertanya.
Meskipun sudah sering bertemu, keadaan keduanya belum bisa dikatakan jauh lebih baik. Sienna sadar kalau Kenaka masih saja menghindarinya dan berbicara seperlunya saja.
Tidak ada yang terjadi setelah kejadian beberapa bulan lalu, meskipun Sienna panik tapi rupanya mungkin Kenaka memang tidak tahu atas kejadian malam ia menciumnya.
Sienna menggersah pelan saat suara anaknya yang mulai rewel, umurnya sudah dua tahun tapi anak tersayangnya ini masih enggan untuk disapih. Mau tidak mau untuk mengurangi intensitasnya Sienna memompa asinya untuk ia stok.
"Ya ini nen Mama dipindahin ke sini Sekala Dirgantara." ujarnya gregetan sambil menunjuk dot yang berisi asinya. "Ini nen dari Mama cuman dipindahin doang kesini!"
Sekala tersentak kaget mendengar suara ibunya yang meninggi, matanya langsung berkaca-kaca dan melengkungkan bibirnya sedih.
Isakannya langsung menyadarkan Sienna yang tadi sedikit kesal.
"Enggak sayang Mama gak marah, maaf maaf. Astaga maafin Mama." serunya panik langsung memeluk anaknya yang menangis kencang tersedu-sedu.
Rasa bersalahnya kembali menggerogoti hatinya.
Sienna memejamkan mata sambil terus memeluk Sekala sambil meminta maaf. Kenangan-kenangan tidak menyenangkan dan kesulitan saat kehamilan dan baru melahirkan menjadi ibu baru kembali berputar diingatannya.
Bahkan sampai detik ini Sienna berjuang untuk tetap menstabilkan emosinya.
Kalau ada yang meremehkan jadi seorang ibu Sienna pasti akan mengutuknya seumur hidup, orang-orang harus tahu bagaimana kesulitannya mengkontrol emosinya dikala baru melahirkan.
Banyak ketakutan-ketakutan yang memburunya seperti anak panah yang melesat menancap di jiwa. Apalagi saat menjadi seorang ibu dengan keadaan sendirian, tidak ada seorang suami menemani untuk sekedar memberi support.
Sienna ingat betul bagaimana ia merasa stress luar biasa dengan keadaan.
Ada kalanya Sienna pergi ke kamar mandi sambil menyumpal mulutnya dengan kain hanya untuk berteriak sekencang-kencangnya atau kadang sampai melukai diri sendiri dengan memukul-mukul tubuhnya meluapkan emosi dan berakhir menangis tersedu-sedu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALA KINI NANTI ✔️
Fanfiction(COMPLETED) //meets adult kenaka and sienna from kena series. Semesta kadang lucu buat para penghuninya kewalahan Sebab permainan dalam hidup mereka tak disangka-sangka Kala itu banyak perasaan-peraasan asing yang menerpa Hingga kini pun banyak per...