11. Mengundurkan Diri

732 53 0
                                    

1 minggu kemudian..

"Ini surat pengunduran diri aku, Rita." Ryujin menjauh sedikit dari meja kantor Pharita lalu membungkukkan badan sebagai penghormatan terakhir.

Pharita melirik Ryujin dan berkas itu secara bergantian dengan tatapan bingung.

"Eonnie? Kenapa tiba-tiba gini?"

"Kayaknya aku ga pantes juga kalo misalkan aku kerja di sini. Aku udah khianatin kamu." Ryujin sudah menjelaskan bagaimana hubungannya dengan Niki kala itu dengan maksud dan tujuan yang lain selain bekerja.

"Tap.. Tapi..."

"Maaf, kayaknya keputusannya udah bulat." Ryujin hanya tersenyum.

Pharita hanya menghela nafas menatap Ryujin, padahal memang ia sudah memaafkan Ryujin setelah kejadian itu. Pikirnya memang jika tak ada Ryujin, bagaimana dia saat itu.

Yap! Ryujin baru saja mengajukan diri untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai asistennya Pharita.

"Okay! Terimakasih udah kerja di sini selama ini. Tapi..." Pharita beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri Ryujin yang berdiri daritadi.

"Sebelum Eonnie pergi, boleh aku peluk? Sebagai perpisahan terakhir." Pinta Pharita.

"Eh..." Ryujin kaget.

"Gausah takut, lagian Ruka ga bakal cemburu juga!"

"Hehe... Iya..." Ryujin terkekeh.

Pharita pun memeluk Ryujin dan pelukan itu dibalas oleh Ryujin. Entah apa yang dirasakan namun yang jelas mereka sama-sama merasakan kesedihan karna harus berpisah.

"Aku turut berduka cita atas kematian Appanya Eonnie. Semoga Eonnie bisa sabar terus Appa juga tenang di sana. Kalo ada apa-apa bisa kabarin aku." Ujar Pharita di sela-sela pelukannya dan Ryujin hanya mengangguk.

Ryujin melepaskan pelukannya dan menatap Pharita sambil memegang bahu Pharita. "Terimakasih udah nerima aku di sini. Semoga bisnis kamu sukses. Terus baik-baik sama Ruka, ya? Kalo ada apa-apa juga kamu kabarin aku." Ujarnya dan Pharita pun mengangguk paham.

Di sela-sela mereka mengobrol, Pharita dibuat salfok oleh salah satu luka gores yang ada di pergelangan tangan Ryujin yang kemungkinan masih baru dan lengan baju panjang Ryujin yang tersingkat ke atas itu membuat ia bisa melihatnya.

"Eonnie.." Pharita melirik tangan Ryujin lalu melepaskan tangan Ryujin dari bahunya dan memegangnya.

"Ini.. Kenap..."

"Bukan apa-apa."

Lantas membuat Ryujin harus menyembunyikan tangannya dengan menarik lengan bajunya.

"Eonnie? Are you okay?" Tanya Pharita dengan aksen Amerikanya.

Ekspresi gelisah Ryujin membuat Pharita semakin curiga.

"Shin Ryujin." Kini Pharita harus memicingkan matanya agar terlihat serius.

"Bukan apa-apa. Aku abis motong daging pas masak malah luka." Jawab Ryujin spontan tapi memang sengaja berbohong.

"Yakin?"

"Iya.."

"Hmm.."

Sebenarnya memang Pharita sudah curiga pasti terjadi sesuatu.

"Kalo begitu, aku pamit dulu ya, Rit. Terus besok bakal ada yang gantiin posisi aku. Keterangannya ada di berkas yang aku kasih selajuran di map pengunduran diri aku."

Ryujin pun sekali lagi membungkukkan badannya dan segera pergi meninggalkan Pharita yang kebingungan itu.

"Dia kenapa sih?"

All Too Well (RUPHA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang