Kamar Mandi

8 2 0
                                    

"Yang horor itu bukan setan. Tetapi kamu sudah terlanjur pup namun baru sadar kran tidak ada airnya."

Begitu uniknya bagian ini sampai harus dibahas secara terpisah. Mengapa kamar mandi menjadi tempat paling horor diasrama? Mengapa banyak mahasiswa tidak betah tinggal di asrama?

Kamar mandi adalah tempat mandi. Alhamdulillah kalau kalian sudah tahu. Tempat buang hajat. Dan kadang menjadi tempat mencuci baju. Sebelumnya saya sudah bercerita tentang kamar mandi di asrama Niger yang hanya dengan melihatnya sekali bisa membuat salah satu teman kami berniat ingin langsung balik pulang ke Indonesia.

Bagian paling horor kamar mandi di asrama Niger yang kami temukan ketika itu adalah bagian jambannya. Bukan seperti jamban pada umumnya. Yang ini hanya berbentuk lingkaran, terbuat dari paralon besar seperti jamban tradisional di indonesia yang kalau tai nya jatuh mengeluarkan bunyi “plung”.

Maka untuk bisa memasukkan tai tepat didalam lubang jamban dibutuhkan akurasi tembakan dengan presisi tingkat tinggi. Meleset sedikit saja fatal. Dan ini yang banyak terjadi. Akibatnya banyak penampakan makhluk ciptaan manusia yang berwarna kuning keemasan bertebaran di sisi-sisi jamban. Mau disirampun juga agak sulit karena sisi-sisi jamban mempunyai permukaan agak datar. Tetapi poin positifnya, air di kamar mandi kompleks asrama Markaz relatif lancar.

Lalu bagaimana dengan kamar mandi di kompleks asrama Maududi?

Ada empat kompleks kamar mandi. Satu bangunan kamar mandi berisi kurang lebih 10-20 ruang kamar mandi. Ada juga dua kompleks kamar mandi lain sebenarnya, namun jaraknya cukup jauh dari asrama sekitar 200an meter. Dan dari semua kamar mandi tersebut hanya ada satu kompleks kamar mandi yang masih baru, adapun sisanya adalah bangunan kamar mandi lama.

Namun hanya bertahan kurang lebih dua tahun sampai semua fasilitas kamar mandi hampir semuanya rusak. Mulai dari syowwer mulai bocor, mirip seperti kamar mandi di kapal penumpang. Atau krannya sudah banyak yang gagangnya hilang, patah bahkan lepas sehingga harus diganjal dengan plastik dan potongan kayu. Jamban yang air bah didalamnya sering meluap tiba-tiba, lampu mati, dll.

Kalau boleh saya jelaskan tutorial masuk kamar mandi adalah sebagai berikut. Pertama pastikan anda membawa timba dari kamar. Kedua pastikan kamar mandi yang anda masuki terbebas dari makhluk kuning yang berceceran di lantai. Ketiga pastikan jamban kamar mandi tersebut airnya tidak naik seketika hanya dengan beberapa gayung air. Ke empat pastikan kran yang ada didalam kamar mandi berfungsi dengan baik, kalau airnya hanya mengalir pelan lebih baik jangan masuk.

Untuk mengatasi masalah air biasanya kami terlebih dahulu mengisi timba yang kami bawa dengan air dari kran dibagian luar kamar mandi. Dan diusahakan tidak memakai kamar mandi di waktu-waktu krusial jam sibuk karena antreannya panjang. Kadang harus menunggu sampai satu jam. Pertama mengantre mengambil air di kran luar, kedua mengantre kamar mandi yang layak pakai. Tidak harus yang ada krannya, yang penting air jambannya tidak meluap dan bebas dari makhluk kuning. Cukup.

Kami bahkan terbiasa cebok dari kencing dengan hanya sepertiga gelas air minum. Cukup ujungnya yang dicuci. Tak jarang kita juga menemukan orang Afrika kencing sambil berdiri tepat di pintu kamar mandi. Setelah kecing lalung pergi begitu saja tanpa dicuci.

So, kalau tinggal di asrama dan dalam satu hari saja tidak melihat tai orang lain, rasanya aneh. Apakah ini keajaiban dunia ke enam?

Bahkan saat musim dingin ada banyak orang afrika yang tinggal di asrama Umar memilih kencing di dekat kontainer yang letaknya sekitar 20 meter dari pintu keluar gedung asrama. Karena jarak kamar mandi cukup jauh sekitar 100 meter. Dan yang paling ekstrim biasa mereka kencing di dalam kamar menggunakan botol lalu dilemparkan begitu saja ke halaman belakang asrama. Jadi kalau melihat botol minuman kekuning-kuningan di belakang asrama, fix itu bukan ekstra joss.

Sistem kamar mandi di Sudan mirip dengan kamar mandi di Masjidil haram atau di Masjid Nabawi. Bagi yang pernah berangkat umrah dan haji pasti tahu. Tidak ada saluran air khusus untuk pembuangan air kencing dan mandi, semuanya mengalir melalui lubang jamban.

Pernah kompleks asrama kami mengalami krisis air selama kurang lebih dua bulan. Sampai lubang-lubang sumur yang tadinya kami tidak pernah menduga bahwa itu adalah sumur terpakai juga. Kita menimba air dari sana.

Benar-benar menimba. Berbekal seutas tali sepanjang tiga sampai lima meter yang di bagian ujungnya di ikat satu buah timba kecil atau kadang botol air 10 liter yang sudah di modifikasi sedemikian rupa. Sebenarnya saat siang biasanya ada petugas penyiram tanaman yang membawa satu mobil tank berisi air untuk dibagikan ke mahasiswa, namun antriannya cenderung panjang. Telat satu jam saja biasa sudah tidak kebagian.

Setiap orang harus punya cadangan air dikamar untuk kebutuhan memasak, berwudu, buang hajat, mandi dan mencuci. Karena krisis air selama dua bulan ini penampakan kamar mandi asrama juga kamar mandi masjid semakin horor. Ala kulli hal itu kenangan yang sangat membekas dan menjadi hal yang tidak akan terlupakan.

Kadang saya berandai-adai, betapa nikmatnya suatu hari nanti bisa punya kamar mandi di dalam kamar, jadi tidak harus naik turun tangga dan jalan seratus meter dulu. Masuk kamar mandi tinggal memutar gagang kran dan langsung keluar airnya tidak perlu harus mengisi dulu dalam timba lalu mengantre kamar mandi yang layak pakai. Juga tidak takut air jambannya meluap. Oh, nikmat Tuhanmu apalagi yang engkau dustakan.

Bersyukur itu sangatlah mudah.

Mengeong di Padang Pasir (Sebuah catatan perjalanan kuliah di Sudan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang