21: i hate to admit

963 96 35
                                    

.

.

.

Pagi ini Jisung dikejutkan dengan keadaan kamar Felix yang berantakan. Ia bergegas, mengecek kondisi Felix yang masih menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut, padahal cuaca diluar sedang panas.

"Ya ampun, kau demam" ucap Jisung, usai menyentuh kening Felix yang ternyata hangat.

Ia menghembuskan napas lelah, kemudian mulai mengambil satu persatu barang yang tercecer di lantai. Kamar ini seperti baru saja terkena angin kencang hingga semua benda terletak sembarangan begitu saja.

Setelah selesai beberes Jisung pergi ke dapur untuk mengambil kompres karena, sungguh suhu tubuh Felix benar-benar membuatnya khawatir.

"Bukan aku"

"Bukan aku yang membunuh In-Su"

"Hah?" Jisung yang baru saja sampai dibuat bingung oleh ocehan Felix. Ia menghampiri pemuda tersebut yang sayangnya masih tertidur, sepertinya dia meracau karena demam. Begitu pikirnya.

"Astaga apa Tuan Hyunjin selalu semena-mena seperti ini padamu?"

Jisung menggeleng pelan melihat tubuh Felix yang sama sekali tak menggunakan apa-apa, lantas ia masuk ke dalam walk in closet dan meraih sebuah piyama milik pemuda itu segera.

Ia dengan telaten membersihkan tubuh Felix yang dipenuhi oleh tanda kissmark dan juga keringat. Kalau begini setiap hari Jisung jadi enggan pergi meninggalkan Felix sendiri.

Tapi mau bagaimanapun juga ia tetap harus pergi sebab ia tak tega jika harus membiarkan Younghyun mengurus anak-anak panti sendiri.

"Sudah kubilang kau pantas bahagia. Kenapa kau tak mau mendengar hmm?"

Perlahan Jisung memakaikan piyama yang diambilnya pada tubuh Felix, lalu mengompres keningnya menggunakan handuk kecil yang sudah ia basahi dengan air hangat.

"Tuan Hyunjin memang sulit mengendalikan emosinya sendiri. Aku kasian padamu jika harus selalu menjadi bahan pelampiasannya"

Tak sadar Jisung berbicara sendiri. Ia benar-benar merasa iba pada Felix, tapi mau bagaimana lagi semua ini memang sudah menjadi takdir pemuda tersebut.

Saat akan pergi tiba-tiba lengannya ditahan oleh Felix. Sontak Jisung kembali duduk di sampingnya.

"Kau baik-baik saja?" hal pertama yang selalu ia tanyakan saat menemukan keadaan pemuda itu seperti sekarang.

Bukannya menjawab Felix malah menangis sesenggukan, ia memegang ujung jas yang Jisung kenakan erat,   seolah memberi tau bahwa dirinya benar-benar ketakutan kali ini.

"Jangan pergi" lirihnya hampir berbisik.

"Aku takut"

Rasanya Jisung ingin memeluk Felix erat namun, tak tau mengapa otaknya melarang ia melakukan hal itu.

"Okay I'm not gonna leave you" akhirnya ia menuruti kemauan Felix untuk terus berada di sisinya. Lagipula pekerjaan nya memang menjaga Felix bukan?

"Ji bukan aku yang membunuh In-Su" ungkap Felix lagi. Ia berusaha mencari seseorang yang akan mempercayainya di saat suaminya saja tak percaya padanya.

"Ya, aku tau. Sudah sekarang kau istirahat saja ya" sahut Jisung memperingati.

Namun Felix menggeleng pelan. "You believe me?" tanyanya terdengar seperti memohon.

"I do"

"Untuk masalah ini kau tak perlu khawatir biar aku yang menyelidikinya sendiri okay?" sambung Jisung lagi.

Hate to love [Hyunlix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang