.
.
.
Felix memandang refleksi dirinya di depan cermin yang berada tepat di hadapannya. Ia tampak sempurna dengan setelan kemeja putih dan celana kain berwarna hitam yang tampak memberikan kesan sederhana namun juga rapi di waktu bersamaan. Wajahnya juga sedikit di poles dengan make up tipis hingga membuatnya terlihat lebih manis dari biasanya.
Suara berisik dari luar terdengar sayup-sayup di telinga. Ia tak berniat untuk keluar meskipun semuanya sudah selesai.
Ceklek
"Yongbok-ah, Appa memanggil mu" Minho datang sembari merangkul bahu adiknya itu erat. Mereka berdua mulai memasuki ruang acara. Atensi Felix beralih pada Hyunjin pemuda itu nampak tersenyum tipis saat melihatnya. Ya, seperti biasanya Hyunjin tampak begitu tampan meski hanya dengan kemeja satin hitam yang senada dengan celananya.
Felix duduk di samping Hyunjin. Tentu ia gugup beberapa kali, ia menelan ludahnya kasar jantungnya berdetak kencang sehingga membuatnya takut orang-orang akan mendengarnya.
Acara pun dimulai. Terlihat orang tua Hyunjin baik Felix tak dapat untuk tak mengembangkan senyum mereka lebar.
"Bersikaplah seperti biasa jangan sampai kau mempermalukan ku di hadapan mereka" bisik Hyunjin tepat di telinga Felix sebelum kembali merubah ekpresinya.
Beberapa waktu pun berlalu dan kini adalah saatnya bagi Hyunjin dan Felix naik ke atas panggung untuk memasang kedua cincin di jari manis masing-masing. Suara tepuk tangan terdengar memenuhi ruangan itu.
Langkah Felix terlihat ragu ia menoleh ke segala arah sehingga matanya tak sengaja menangkap sosok Minho yang berdiri bersama Chan di barisan samping. Kakaknya itu tersenyum seraya memberi semangat dengan gestur tangannya.
Felix menarik napas dalam-dalam sekarang ia sudah berada di hadapan Hyunjin, ia tak berani menatap mata itu. Tangannya terangkat dan Felix menahan napasnya kala tangan Hyunjin menyentuh telapak tangannya lembut dan menyematkan cincin tersebut di jari manisnya.
Dan sekarang adalah gilirannya, ia mencoba untuk mendongak menatap mata Hyunjin yang entah mengapa kali ini sangat menghipnotisnya. Tapi Felix segera sadar, ia cepat-cepat memasang cincin di jari Hyunjin dan kembali menunduk dalam.
Lagi dan lagi suara tepuk tangan dan sorakan meriah terdengar. Namun Felix tak mau berlama-lama di atas panggung jadi ia memutuskan untuk turun secara tergesa-gesa dan duduk di kursinya seperti semula.
"Aku ingin pulang" gumamnya, ia benar-benar merasa tak nyaman berada di sini banyak teman kolega Hyunjin yang memberinya selamat terus menerus dan ia sudah lelah bila harus mengucapkan terimakasih berkali-kali.
"Tunggu sebentar lagi kau pikir aku tak kelelahan juga?"
Felix terperanjat begitu mendengar Hyunjin berkata seperti itu, ternyata pemuda yang sekarang berstatus sebagai tunangannya itu mendengar apa yang ia ucapkan sebelumnya.
"Felix selamat" ujar Chan yang datang bersama dengan Minho.
Sontak Felix segera berdiri dan memeluk Minho erat.
"Terimakasih hyung" sahutnya.
"Hyung yakin Hyunjin akan berubah jadi kau tak perlu khawatir okay?" Tambah Minho ia memeluk sang adik sebentar sebelum pamit untuk pulang sebab ada kepentingan lain yang harus mereka berdua kerjakan.
Meski berat hati Felix mengangguk mengiyakan, ia kembali duduk dengan tenang. Namun ia tak sengaja melihat seorang pemuda yang kemarin bertemu dengannya di taman.
Jeongin duduk di kursi yang berada di barisan paling belakang sendirian. Pemuda itu tampak sedih hingga membuat Felix berinisiatif untuk menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate to love [Hyunlix]
FanficPerjodohan yang tak pernah Felix harapkan akan terjadi di hidupnya. Ketika ia terpaksa menikah dengan Hyunjin yang merupakan orang paling ia benci waktu mereka masih di bangku sekolah. Keduanya saling membenci satu sama lain. Apalagi Hyunjin, pria i...