09: when you love someone

1.3K 125 22
                                    

.

.

.

Double update guys!!

Felix menggeliat dalam tidurnya, ia merasa ada yang salah dengan pagi ini sebab begitu membuka mata ia tak dapat mempercayai dengan apa yang dilihatnya.

Hyunjin tengah tertidur pulas seraya memeluk tubuhnya. Tangannya terangkat menyusuri wajah tampan tersebut dari kening hingga dagu.

"Jangan menyentuhku" peringat Hyunjin dengan suara serak khas orang bangun tidur.

Tentu Felix segera menjauhkan tangannya sembari menelan ludahnya gugup. Dapat ia lihat mata Hyunjin yang terbuka dan menatapnya lekat. Di sana masih bisa Felix lihat sorot kebencian yang kentara. Membuatnya hanya bisa tersenyum miris setelahnya.

"Menyingkir dariku" sentak Hyunjin. Pria itu buru-buru bangkit, memakai bajunya yang tergeletak di lantai asal-asalan dan bergegas keluar dari kamar Felix.

Ia merutuki dirinya sendiri karena sudah ketiduran semalam usai melakukan sex bersama istrinya tersebut. Sebenarnya Hyunjin tak mau menyebut Felix sebagai istrinya, baginya Felix hanyalah partner yang akan membantunya mencapai tujuan utamanya.

Walaupun ia sempat berubah pikiran dan hendak memulai semuanya dari awal bersama Felix ketika ia tak sengaja melihat senyum indah dari bibir tersebut.

"Jangan bodoh hyunjin" gumamnya memperingati dirinya sendiri agar tak terlalu jatuh lebih dalam lagi.

Ia tetap pada pendiriannya yakni...

Sampai kapanpun ia tak akan mencintai seorang Lee Felix.

Sebab setelah pertemuannya dengan Changbin cukup untuk membuat Hyunjin tersadar sepenuhnya jika ia hanya tengah memanfaatkan pemuda tersebut.

Begitu Hyunjin pergi Felix menghembuskan napasnya lelah padahal ia telah berasumsi jika Hyunjin akan berubah namun ternyata ia salah besar. Jujur hatinya sedikit sakit menerima ucapan dingin seperti tadi.

Apa Hyunjin hanya mengincar tubuhnya saja?

Ia menggeleng pelan membuang semua pikiran buruknya dan hendak bangkit menuju kamar mandi. Butuh waktu baginya beberapa saat hingga ia benar-benar mampu untuk berjalan meskipun sedikit demi sedikit.

Jam terus berjalan Hyunjin pun telah meninggalkan mansion menuju kantor. Kini Felix duduk di tepi ranjang dengan tatapan kosongnya ia belum makan sejak sore kemarin dan perutnya pun mulai berontak tapi, Felix seolah tak memiliki tenaga ia ingin berjalan ke lantai bawah namun tak bisa.

"Fel, apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Jisung, pemuda itu masuk menghampiri Felix yang tampak melamun. Lagi dan lagi ia meringis melihat banyaknya tanda kemerahan di leher Felix pasti Hyunjin menggagahinya semalam. Begitu pikirnya, ia jadi khawatir sendiri.

"Kau sudah makan?"

Gelengan pelan Felix berikan sebagai jawaban membuat Jisung membulatkan matanya karena ini sudah lewat dari jam sarapan.

"Tunggu di sini" sambar Jisung kemudian bergegas pergi mengambil makanan yang tersedia di meja makan dan membawanya pada Felix.

"Ini kau harus makan okay?" Ucapnya lembut sembari menyodorkan sepiring makanan yang masih mengepul hangat.

"Terimakasih, Ji"

"Haiss kau selalu saja mengatakan itu" sahut Jisung. Ia mulai duduk di samping Felix dan berpura-pura memainkan ponselnya namun sebenarnya ia sedang mengamati Felix lewat ekor matanya.

Jisung mengernyit heran melihat tangan Felix yang gemetar hebat. "Oh god you okay?" Tanyanya memastikan.

"Y-ya aku sudah terbiasa seperti ini" Felix terbata. Sejujurnya ia sering sekali mengalami tremor yang bisa datang kapan saja dan itu benar-benar mengganggunya. Juga penyebab tremor pada beberapa bagian tubuhnya muncul karena kecemasan nya sewaktu duduk di bangku sekolah.

Hate to love [Hyunlix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang