.
.
.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 15 menit akhirnya Felix memarkirkan mobil Hyunjin di basement apartemen Yeji usai suaminya itu menunjukkan jalan.
Akhirnya Hyunjin bisa bernapas lega rupanya kemampuan mengemudi Felix cukup baik.
"Ayo cepat!" Langsung saja Felix menarik lengan Hyunjin masuk ke dalam bangunan tersebut. "Oh ya unit Yeji ada di lantai berapa?" tanya Felix saat mereka telah berada di dalam lift.
"Tunggu sebentar," Hyunjin mulai mengingat-ingat, secara ia tak terlalu sering berbicara dengan sekretarisnya itu kecuali menyangkut masalah pekerjaan.
"Sepertinya 7" ucap Hyunjin kala berhasil mengingatnya.
Langsung saja Felix menekan tombol angka membuat lift itu naik ke atas seketika. Begitu pintu lift terbuka Felix segera menggandeng tangan Hyunjin lalu berjalan cepat menyusuri lorong. "Unit berapa?" tanya Felix sembari melihat-lihat tiap angka yang terpajang di samping pintu setiap unit.
"Astaga sebentar," Lagi dan lagi Hyunjin berpikir sebelum akhirnya menjawab. Kali ini yang memimpin jalan lalu kakinya terhenti di depan salah satu unit.
"Ini. Ya, aku yakin" ucap Hyunjin.
Dengan cepat Felix menekan bel.
Sekali.
Dua kali.
Tiga kali.
Tak ada respon apapun dari dalam. "Are you sure?" tanya Felix pada akhirnya, ia takut mereka salah.
Hyunjin mengangguk cepat. Ia maju dan mengetuk pintu. "Yeji? Kau di dalam?"
"Sekarang apa?" Lanjut Hyunjin, ia mulai menyerah karena tak ada tanda-tanda pintu itu akan terbuka.
"Kau dobrak saja pintunya." sahut Felix yang mana membuat Hyunjin sontak membulatkan matanya.
"Apa?! Kau mau aku mendobrak pintu ini?"
Anggukan polos Felix berikan sebagai jawaban daripada mereka berdua berdiri di depan pintu seperti ini?
Hembusan napas panjang Hyunjin keluarkan. Ia mundur beberapa langkah, menarik napas dalam-dalam dan menerjang pintu tersebut yang langsung terbuka lebar.
"Puas?"
Felix terkekeh pelan ia mulai melangkahkan kakinya masuk ke unit apartemen Yeji yang sangat sunyi bak tak ada orang sama sekali.
Ia bawa langkahnya menyusuri tiap sudut dan atensinya beralih pada sebuah ruangan dengan pintu yang terbuka. Lantas Felix menghampiri ruangan tersebut yang ternyata adalah kamar Yeji.
"AAHHHHH Hyunjin!" pekik Felix kencang ia berlari ke arah Hyunjin begitu melihat banyaknya bercak darah di lantai kamar.
"Ada apa?" Hyunjin yang kebingungan bergegas masuk ke dalam kamar Yeji. Ia terkejut setengah mati saat matanya menangkap sosok orang yang tengah ia cari telah tergeletak di lantai kamar dengan darah yang menggenang di sekitar tubuhnya.
"Sial! Apa yang sudah terjadi?!"
Perlahan Hyunjin mendekat melihat tubuh Yeji dari dekat. Terdapat pisau yang menancap di dada sekretarisnya itu.
"Panggil polisi sekarang!!!" titah Hyunjin membuat Felix dengan cepat meraih ponselnya dan menelpon polisi agar segera datang.
Beberapa menit kemudian para anggota kepolisian masuk dan memeriksa apartemen Yeji. Mereka mengevakuasi mayat wanita muda itu ke dalam kantong jenazah dan membawanya ke rumah sakit segera untuk di otopsi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate to love [Hyunlix]
FanfictionPerjodohan yang tak pernah Felix harapkan akan terjadi di hidupnya. Ketika ia terpaksa menikah dengan Hyunjin yang merupakan orang paling ia benci waktu mereka masih di bangku sekolah. Keduanya saling membenci satu sama lain. Apalagi Hyunjin, pria i...