prolog

3.1K 155 9
                                    

.

.

.

"Felix!" Seorang pemuda yang tengah duduk sendiri di bangku taman seketika menoleh begitu mendengar namanya dipanggil oleh seseorang.

"Aku mencarimu sedari tadi!" Seru pria tersebut kemudian duduk di samping Felix yang sekarang terlihat murung. Chan, pria itu memandang keadaan Felix yang bisa dibilang cukup berantakan, rambutnya acak-acakan dan baju yang dikenakan olehnya telah kusut.

"Ada apa hyung?" Akhirnya Felix bertanya, ia tentu heran dengan kedatangan Chan yang menurutnya tiba-tiba.

"Aku dengar kau akan dijodohkan" ujar Chan, dapat ia lihat tatapan mata Felix yang semakin sendu mendengar ucapannya.

"Hey you okay?" Tanya Chan namun, Felix hanya diam tak bergeming. Dijodohkan. Ya, itu alasan Felix hampir hilang akal beberapa hari belakangan ini. Awalnya ia tak keberatan sama sekali sebab orang tuanya bilang jika perjodohan itu untuk keberlangsungan perusahaan yang mulai menurun. Tapi, begitu mengetahui bahwa orang yang akan menjadi calon suaminya merupakan musuhnya sejak di bangku sekolah cukup membuat Felix hampir depresi hingga sempat memikirkan untuk kabur dari rumah.

Semua cara telah ia coba untuk membatalkan rencana perjodohan itu namun, tetap saja ia tak bisa menolak permintaan dari orang tuanya tersebut.

"What should i do? Aku tak mau menikah dengannya hyung, i hate him" keluhnya pada Chan yang saat ini menatapnya iba dan menarik kepalanya perlahan agar bersandar di bahu tegap miliknya.

"I know, pasti berat bagimu untuk menerima. Coba secara perlahan untuk mencintainya, kau tau cinta datang seiring berjalannya waktu" ucap Chan sembari mengusap pucuk kepala Felix lembut.

Tak ada jawaban dari Felix, pikirannya melayang semua yang Chan katakan memang benar tapi ada satu hal yang tidak pria itu ketahui. Sebuah fakta jika Felix menyukai Chan, pria yang selalu ada disaat ia membutuhkannya, pria yang selalu bersedia mendengarkan tiap keluh kesah yang ia punya, pria baik hati yang selalu bisa menggetarkan hatinya hanya karena tatapan matanya yang lembut dan membuatnya nyaman. Sayang Chan tak pernah tau pasal perasaannya, mungkin pria itu hanya menganggap dirinya sebagai teman saja tak lebih.

Yang lebih menyakitkan adalah Chan menjalin hubungan dengan kakak kandungnya yakni Minho.

"Tapi aku mencintai orang lain hyung" akhirnya ia menjawab dengan suara sedikit bergetar. Dan untuk beberapa saat suasana menjadi hening di antara keduanya bahkan usapan tangan Chan sempat terhenti.

"Siapa?"

Felix diam tak bergeming. Ia takut akan merusak persahabatan diantara mereka.

"Pria yang kutemui lima tahun yang lalu" ungkapnya, ia dan Chan bertemu lima  tahun yang lalu tepatnya pada hari dimana dirinya tengah menangis sendirian di pinggir sungai Han yang saat itu sedang sepi. Waktu itu ia baru saja pulang sekolah setelah menjalani hari yang sangat menyedihkan di tempat tersebut.

Entah apa alasannya tapi, berat mengatakan jika Felix merupakan korban perundungan di sekolahnya sendiri, ia bingung apa yang temannya tak suka darinya padahal ia sudah mencoba untuk menjadi baik dihadapan siswa lainnya. Juga nilainya di sekolah tak pernah mengecewakan ia selalu berhasil menempati juara satu dikelas dan memenangkan beberapa perlombaan yang sekolahnya adakan.

"Permisi, kenapa kau menangis di sini?" Dan hari itu Chan adalah satu-satunya orang yang berani menghampiri di saat orang lain terkesan tak peduli dan melenggang pergi melewatinya begitu saja.

"Tidak papa" jawabnya berbohong, ia menghapus air mata di pipinya dan tersenyum cerah seolah tidak terjadi apa-apa.

"Tak usah berbohong, ayo ikut aku"

Hate to love [Hyunlix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang