.
.
.
Sedangkan di tempat lain tepatnya sebuah bangunan terbengkalai Felix telah terikat di sebuah kursi dalam ruangan yang hanya diterangi oleh lampu temaram.
"Lepaskan aku!" Ia terus berteriak namun tidak ada yang mendengar ataupun mendatanginya.
Ceklek.
Pintu di depannya terbuka menampilkan seorang pria yang hanya berdiri di ambang pintu. Felix sama sekali tak dapat melihat rupa orang tersebut sebab minimnya penerangan.
"Akhirnya aku berhasil menangkap mu,"
Deg!
Ia mengenali suara itu.
Itu suara Jisung.
Dan tebakannya tak meleset kala pria itu berjalan maju dan berdiri tepat di bawah sinar lampu. Ia tersenyum manis pada Felix yang seketika menatapnya tak percaya.
"Ji?"
"Terkejut?"
Jisung terkekeh pelan ia berjongkok menatap wajah Felix yang sekarang malah membuang muka.
"Menyenangkan bisa bertemu dengan mu lagi apalagi dalam keadaan seperti ini." ucap Jisung tangannya terangkat menyentuh perut buncit Felix pelan.
"Aku ingin tau apakah bayi ini akan bertahan lama atau malah berakhir seperti In-su,"
Sontak Felix menoleh matanya berkaca-kaca, ia menatap Jisung sendu. "Apa maksud mu ...?" Ada jeda sebentar ia mulai menyadari sesuatu. "Jangan bilang kau adalah orang dibalik kematian In-su?"
Jisung tertawa ia bangkit dan mencengkram dagu Felix hingga meringis. "Sayangnya iya. Aku yang sudah menyuruh soyeon untuk menenggelamkan In-su di sana setelah itu aku jugalah yang sudah membunuh wanita malang itu,"
Suara tawa Jisung menggema ia tak peduli pada Felix yang terus merintih padanya.
"Tak hanya itu, ingat orang-orang yang memukuli Hyunjin di Paris? Lalu kecelakaan yang Hyunjin alami? kemudian yang terakhir kematian Yeji. Semua itu aku yang melakukannya," Jisung tampak berpikir sebentar lalu kembali melanjutkan.
"Dan kau ingat pada orang yang setiap malam datang ke rumahmu, mengetuk pintu dan bahkan menaruh bangkai kucing di depan pintu? Itu aku dan astaga sungguh ekspresi wajahmu lucu sekali waktu itu," ungkapnya seraya tertawa keras.
"K-kenapa?" Dari sekian banyaknya pertanyaan Felix memilih untuk menanyakan alasan mengapa Jisung tega melakukan semua itu pada rumah tangganya bersama Hyunjin.
"Sederhana saja aku mandul dan aku tak bisa memberikan Changbin keturunan sedangkan syarat dari Tuan Hwang sangat mustahil untuk kami lakukan. Jadi sebagai gantinya kami memilih untuk melenyapkan kalian saja,"
Tiba-tiba Changbin datang membuat Jisung perlahan mundur membiarkan kekasihnya itu melakukan apapun pada Felix.
"Kau tau? Ada satu hal yang membuat hyunjin bersedia menikah dengan mu waktu itu,"
Changbin menarik napasnya dalam-dalam ia menatap Felix lekat. "Selain karena harta warisan ada satu hal yang benar-benar membuatnya setuju ..." Ada jeda sesaat ia tersenyum tipis sebelum menjawab. "Dia tau bahwa aku menginginkan mu,"
Felix terkejut setengah mati mendengarnya. Jadi selama ini ... seketika ia tersenyum getir.
"Dia bahkan membuat skenario palsu tentang dirinya yang dikeluarkan dari sekolah dan berakhir pindah ke sekolah yang sama dengan mu, semua itu hanya akal-akalannya saja agar dia bisa mendekati mu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate to love [Hyunlix]
FanficPerjodohan yang tak pernah Felix harapkan akan terjadi di hidupnya. Ketika ia terpaksa menikah dengan Hyunjin yang merupakan orang paling ia benci waktu mereka masih di bangku sekolah. Keduanya saling membenci satu sama lain. Apalagi Hyunjin, pria i...