Chapter 34

153 26 1
                                    


"Bawa mereka."

Para penjaga di sana mulai mengambil satu-persatu orang yang ada di ruangan.

Beberapa dari mereka pasrah dan ada yang memberontak; berakhir dengan mereka dipukuli dan dipaksa.

"Bawa pak tua itu juga!" Penjaga itu menunjuk ke arah pria tua yang berada di kandang sebelah Irene.

Saat dirinya ditunjuk, pria itu memohon-mohon dan bahkan mulai mengucapkan omong kosong kepada mereka.

"TIDAK! JANGAN! KALIAN MAU APA? AKAN AKU BERIKAN!"

Dia terus meracau seraya terseok-seok karena ditarik dengan paksa untuk bergabung bersama orang-orang lainnya.

"Tch, pak tua itu berkata untuk tidak berisik, tapi dia tidak bercermin."
Dan di situasi seperti ini, bisa-bisanya Irene malah mengutuki pria yang tadi memarahinya.

Hanya tinggal beberapa orang di sana, dan kebanyakan dari mereka adalah orang-orang dengan penampilan bagus; Irene dan kedua anak lain di kandang sebelah, masih belum dibawa oleh mereka.

Terdengar isakan dari sebelah, dan bisa Irene lihat salah satu anak yang berambut brunette mulai menangis sementara yang berambut hitam di sebelahnya berusaha menenangkannya.

"Hiks ... aku tidak mau mati, Ceddy." Ujar anak brunette.

Meski dia terlihat lebih tenang dari temannya, anak bersurai hitam itu juga merasa ketakutan yang hebat.

"Tenanglah Kita akan baik-baik saja, berdoa kepada tuhan."
Suaranya bergetar saat ia berbicara.

Irene juga ikut terjatuh ke dalam perasaan yang bercampur aduk; marah, takut, jijik, dan sedih.

Mengapa ini jadi begini? Dimana Theophilus?
Apa mereka sudah menjualnya terlebih dahulu?

Saat pikirannya berkelana, pintu ruangan memunculkan dua orang asing yang kini terlihat lebih rapi dari penjaga yang ada di dalam.

Mereka memakai seragam dan juga topi, dengan wajah yang ditutupi sebagian oleh topeng wajah. Dan kedatangan mereka, membuat penjaga-penjaga di dalam langsung bersikap baik.

Mereka menghampiri keduanya, dan berbicara dengan ragu-ragu dan penuh rasa takut.

Irene memperhatikan mereka.

Semakin dia melihat ketidaknyamanan dari para penjaga di dalam, semakin dia merasa tidak aman.

Dan setelah sadar, kedua penjaga tersebut menunjuk ke arahnya.

Keheningan di sana, membuat suara bahkan sekecil desisan pun terdengar. Dan Irene mendengar salah seorang pria asing itu berkata, "Bawa barang di sana dan di sebelahnya. Sudah waktunya untuk barang bagus ditampilkan."

Mata Irene membesar.

Para penjaga di dalam mengangguk kikuk. Mereka mulai menjalankan perintah tersebut, dan bergerak membawa Irene keluar bersama dengan kedua anak lainnya di kandang sebelah.

Irene menatap waspada pada penjaga itu. Saat penjaga itu menyentuh kakinya, dia menjerit: "Jangan sentuh aku!"
Dia hendak menendang wajah pria itu, sebelum kakinya ditarik paksa dan diseret keluar dengan paksa.

"LEPASKAN!" Dia menjerit keras saat tubuhnya digendong di bahu penjaga.

Penjaga yang menggendongnya, sangat kesal. Dia hendak memarahinya, namun sebuah tangan mendahului dan memukul tengkuk belakang Irene hingga dia merasakan rasa sakit yang hebat dan kesadarannya perlahan menghilang.

Petugas berseragam itu membuka suaranya, "Biar kami yang membawanya."

Dan penjaga itu memanggulnya di bahu. Tubuh Irene terkulai tidak sadarkan diri, dan sepenuhnya tidak tahu apa yang akan terjadi pada dirinya.

The Family of Jewels Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang