Chapter 29: Consideration

162 25 0
                                    


Siang hari yang terik itu, seolah menambah beban pikiran dan juga mental semua orang. Para tukang, buruh, penjual, dan juga staf masak di dapur hotel kini tengah kerimpungan dalam menyiapkan makan siang semua tamu seperti biasa.

Setelah bekerja seharian, makan sebuah hidangan seolah seperti batu bara yang menjadi bahan bakar kereta, bedanya mereka bukan mesin ... Hanya manusia biasa.

Yang bahkan bisa berbuat kesalahan dan juga memiliki perasaan bila dipekerjakan secara berlebihan.

Sistem Masyarakat di dunia ini, hampir sama seperti dunianya.

Hanya saja, ini masih monarki absolut dan bukan constitutional. Yang mana ini sedikit menyusahkan bagi masyarakat kelas non-bangsawan atau gentry untuk tinggal dengan damai.

Kuasa adalah pedang bemata dua; dia bisa menusuk orang atau diri kita sendiri.

Belajar untuk mengendalikan diri dan mempertimbangkan semua peluang-adalah apa yang ia pelajari sejak masa kecilnya.

Dia tidak bisa bersantai. Semuanya sudah hampir terurai hanya tinggal sebuah tarikan saja.

Meja di kamarnya sedikit berantakan dan dia bersandar kepada kursi seraya bersenandung ringan, dengan beberapa lembar kertas di tangannya.

Theophilus menyunggingkan senyuman.

Dia masih mengingat bagaimana percakapannya dengan Irene tadi pagi, dan bagaimana langkah selanjutnya terjadi.

"Saya rasa ini semua ada hubungannya." Theophilus memakaikan rompi pada Irene seraya berkata dengan tenang.

Irene menaikan sebelah alisnya, dia kemudian menerawang.

"Memang sungguh mengejutkan. Jika benar Willy adalah anak dari pria itu, namun hal yang rumit juga akan menghampiri bila ternyata ayahnya adalah bangsawan dengan gelar, posisi, atau popular di mata sosial. Aku bisa mengerti, mengapa polisi tidak menyelidiki kasus ini-pasti ada hubungannya dengan pria itu." Ujarnya.

Dia duduk kembali di tepi kasur dan membiarkan Theophilus memakaikan sepatu untuknya.

"Tujuan kita adalah menyelesaikan masalah ini, dan membersihkan kekhawatiran sosial terutama rekan bisnis Jewels kami." Tambahnya  dengan tenang.

"Prioritas kita sekarang adalah mengungkap pelaku dibalik peristiwa akhir-akhir ini. Menurut laporan mu dan juga percakapan dari para pelaku itu jelas sekali ini adalah perdagangan manusia. Ini tidak bisa dibiarkan.

Theophilus sedikit mendengus dan tersenyum.

"Oh? Apa itu akan menjadikan keuntungan Jewels berkurang juga karenanya?"

Theophilus tidak lupa mengenai latar belakang karakter Irenaeus dalam cerita.

Penjahat hanya ditakdirkan seperti itu, hanya saja dia penasaran apa hal itu juga yang membuatnya menjadi karakter dengan kepribadian buruk yang pernah ada?

"Huh, apa maksudmu? Kau menuduh kami melakukan hal sekotor itu?"

Theophilus sedikit tertegun. Namun ekspresi wajahnya masih terlihat biasa saja.

"Eh? Memangnya tidak, ya?"

Irene mengernyitkan keningnya. Ekspresi kemarahan jelas terlihat di wajahnya, dan itu juga membuat Theophilus sedikit terkejut.

"Memangnya sekotor itu kami di mata kalian?" Itu adalah pertanyaan ringan yang sulit untuk dijawab. Orang lain akan kelimpungan, namun Theophilus berhasil menempatkan dirinya dalam ketenangan.

Dia dengan mudah berdalih,
"Saya hanya bergurau, maafkan saya."

Entah dimaafkan atau tidak, Irene langsung pergi keluar ruangan bahkan tanpa menatap ke arahnya sedikitpun.

The Family of Jewels Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang