"Jadi... Tuan Basset, anda di sini atas perintah Count?" Pengacara bertanya dengan nada memastikan.
Basset mengangguk. Dia duduk di sebelah Irene, dan tersenyum.
"Count menginginkan agar segala sesuatu diurus sampai tuntas, dan saya di sini adalah untuk mempermudah urusan itu.""Apa yang Count inginkan?" Madam Isidora bertanya dengan sikap bersedekap dada.
Basset menjawab dengan ringan, "Urusan transaksi hotel."
Mata Madam Isidora membesar.
Dia mencengkeram lengannya, dan berkata dengan nada bergetar.
"Rupanya dia sudah tahu."Basset terlihat ringan, "Madam benar."
Dia melihat pada Irene, "Count juga bilang, tidak apa-apa untuk mengungkapkan kegiatan tuan muda saat itu."
Irene, "Aku mengerti."
Nyonya Isidora mengernyitkan dahinya.
Dia mendengus kasar dan mengabaikan obrolan antara Irene dan Basset.—————
"Sidang dilanjutkan!" Ketukan palu kembali membuka persidangan yang tertunda.
Sesi kembali dilanjutkan, dan satu persatu persoalan mulai dilewati.
Jaksa penuntut dan pengacara saling mengajukan dakwaan dan keberatan.Irene melihat Basset yang duduk di antara kursi penonton, dan kembali mengalihkan pandangannya ke depan.
Hingga saat gilirannya tiba—
"Itu semua hanyalah tuduhan palsu! Tuan Klaus, tidak pernah memiliki rencana untuk menyekap tuan muda Jewels!" Pengacara Madriste menampar meja dengan keras.
Jaksa dengan tenang membalas, "Meski dia tidak memiliki rencana seperti itu kepada tuan Jewels, dia memilikinya kepada orang-orang biasa dan tidak berkuasa."
Jaksa beralih kepada hakim, "Yang mulia, ini jelas-jelas tindak kriminal! Penyalahgunaan kekuasaan, penipuan, dan melanggar hak asasi manusia.
Jika memang benar yang dikatakan oleh tuan pengacara, maka kenapa kita tidak mendengarkan kesaksian dari tuan muda Jewels saja agar lebih jelas?"Seluruh pasang mata beralih kepada Irene, dan membuatnya sedikit gelisah.
Dia mencoba mengatur napasnya, dan menguatkan dirinya.Hakim, "Tuan Jewels, bisa anda berikan keterangan kepada kami, sedang apa anda berada di wilayah Barat Daya saat itu dan bagaimana peristiwa penculikan itu terjadi?"
Irene mengangguk. Dia berdiri di kursinya, dan berjalan ke arah meja saksi.
Di podium dengan banyaknya orang yang hadir, Irene mengedarkan pandangannya dan melihat berbagai macam tatapan mata.
Dia mengatur ekspresi wajahnya menjadi sedikit tenang.
"Yang mulia, saya akan menjawab.
Saya pergi ke Weznelan karena satu persoalan—pengawasan lingkungan hotel Jewels kami sana."Semua orang yang ada di ruangan menjadi kebingungan, sementara Madam Isidora mengepalkan tangannya.
Irene melanjutkan, "Kami menerima laporan mengenai keadaan yang terjadi di sekitar hotel baru-baru ini. Yang mulia juga pasti sudah tahu, mengenai penemuan dua orang mayat yang berada di sekitar bangunan hotel.
"Saya datang ke sana untuk memastikan keadaannya. Kami menerima surat permohonan dari Baron agar mengurus terlebih dahulu masalah ini—sebelumnya saya minta maaf, karena pihak berwenang di sana masih belum memberikan kepastian kepada pihak hotel kami.
"Karena Baron Klaus, adalah manajer dari hotel kami di sana. Beliau meminta bantuan kami, dan sebagai anggota Jewels saya pun pergi untuk melihatnya.
Keterangan yang diberikan oleh anggota kepolisian tidak lengkap dan hanya bersifat dasar, sehingga saya pun harus melakukan penyelidikan lebih lanjut.
![](https://img.wattpad.com/cover/347100904-288-k739781.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Family of Jewels
Fantasía"Ini ... Tidak mungkin. Aku ... di mana ini?!" Theophilus Chamberlain, seorang tuan muda dari keluarga kaya raya di Inggris. Tidak tahu harus menyebut situasi ini dengan musibah atau bukan. Pulang ke rumahnya yang mewah nan nyaman dengan niat ing...