"Saya akan keluar sebentar."Malam sudah hampir di puncak, dan kini adalah waktu yang pas untuk mulai beristirahat bagi yang memiliki kesempatan.
Irene melihat bayangan dirinya di cermin. Perkataan yang ringan itu mengalihkan atensinya. Kemudian mata beryl merah itu menatap lurus kepada bayangan seseorang dibelakangnya melalui cermin.
Dia hanya merespon singkat.
"Jangan melakukan hal yang aneh."Gumaman yang sirat dengan penasaran itu terdengar, napas tawa kecil itu sangat dekat dengannya. Tangan yang masih menyisir helaian rambut itu, terlihat ulet.
Theophilus tersenyum.
"Memangnya saya tipikal orang yang seperti itu?"Irene mendengus pelan, dia masih melihatnya dari cermin.
"Tidak. Kau adalah tipikal orang yang sepertinya akan melakukan hal gila." Cibiran itu jelas penuh ketidaksukaan.
Tawa kecil kemudian terdengar di ruangan. Theophilus menyisir bagian lainnya.
"Sungguh menarik, padahal kita baru menghabiskan waktu bersama selama satu hari. Dan anda sudah berpikir seperti itu."
Wajahnya terangkat dan melihat kepada Irene dari cermin.
Senyuman miring terlihat, dan itu sangat menyebalkan bagi Irene.Ingin sekali rasanya dia melemparkan botol parfum di depannya.
Theophilus selesai merapikan tempat tidur untuk Irene, sementara dirinya akan tidur kursi malam ini. Ketika dia selesai melakukannya, netra amber kuningnya menatap Irene yang terlihat begitu fokus dengan sebuah buku di tangannya.
"Apa yang anda lakukan?"
Dia berjalan mendekat, dengan lengan yang tersampir selimut.Ketika melihat sekilas dari belakang, dia melihat jika Irene tengah menuliskan beberapa kalimat, sebelum dia menutupi buku itu dengan cepat.
Melihat tatapan sinis dan juga raut wajah tidak senang, Theophilus tersenyum canggung.
Dia berbuat kesalahan yang jelas tidak akan disukai, bahkan oleh dirinya sendiri; mengintip urusan orang lain.Dia membungkuk pelan; permintaan maaf. Dan melangkah mundur, kembali merapikan barang-barang.
"Sepertinya mereka tengah berkumpul."
Suara yang sedikit bising, bisa terdengar jelas saat ini. Dia memasukkan pakaian Irene ke dalam tas terpisah yang ia bawa.Irene berdecih, "Apa yang mereka lakukan? Berisik sekali."
Irene sebenarnya menginginkan kedua orang yang ikut bersama mereka, agar tidur di kereta saja.
Dia tidak ingin bermalam di kamar yang berdampingan, dengan mereka. Namun Theophilus, lagi-lagi adalah orang yang berada di balik seluruh kebisingan hidupnya akhir-akhir ini.Theophilus tersenyum maklum dengan ekspresi wajah tidak senang Irene.
Dia memakai outer,
"Saya akan menemui mereka."Irene tidak merespon, dia terus terpaku kepada bukunya. Tidak peduli.
Pintu ditutup dengan perlahan, dan sebuah senyuman muncul di wajah Theophilus.
Dia berjalan ke ruangan di sebelah, mengetuk pintu, dan membuka ruangan tersebut.
"Oh! Tuan Theophilus! Kemari lah!" Seru sang kusir, Bernand.
Theophilus tersenyum simpul.
"Maaf jika saya mengganggu kalian."Gelengan kepala didapatkannya sebagai respon, dari sang pengawal, Coran.
"Sama sekali tidak, apakah ada yang bisa kami bantu?"
Di ruangan yang sedikit temaram karena kurang pencahayaan itu, Theophilus berdiri di daun pintu.
Ada dua wanita yang bersama mereka berdua di dalam sana.
![](https://img.wattpad.com/cover/347100904-288-k739781.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Family of Jewels
Fantasia"Ini ... Tidak mungkin. Aku ... di mana ini?!" Theophilus Chamberlain, seorang tuan muda dari keluarga kaya raya di Inggris. Tidak tahu harus menyebut situasi ini dengan musibah atau bukan. Pulang ke rumahnya yang mewah nan nyaman dengan niat ing...