Chapter 45

96 18 0
                                    

Di ruangan kerja Madam Isidora, situasinya sangat tenang tidak seperti kemarin.

Beberapa orang berdiskusi dengan lebih baik, dan di sisi lain, Madam Isidora tengah duduk di belakang meja kerjanya.
Tangannya yang terbalut sarung tangan, meremas erat surat di tangannya hingga ringsek.

"Kepada Isidora.

Aku sudah mendengar berita yang terjadi di Selatan, dan tidak disangka itu melibat keluarga Jewels kita.

Pergilah ke persidangan dengan Irene besok. Sebagai tokoh masyarakat, kita tidak bisa melalaikan kewajiban kita. Dengan kamu dan Irene yang datang ke sana, persidangan akan semakin mudah.

Aku akan kembali 3 hari lagi, dan selama itu aku minta padamu untuk 'menjaga' keluarga kita.

Tertanda,
Count F. Jewels."

Dia menyimpan surat itu dengan kasar di laci meja. Wajahnya mengeras dan helaan napas yang panjang keluar dari mulutnya.

Dia memanggil asistennya,
"Panggil Irene kemari."

—————

"Ayahku menulis surat kepada ibu."

Gerakan tangan Theophilus berhenti sesaat. Dia tersenyum.

"Oh, sang Count? Beliau sudah tahu?"
Dia pura-pura tidak tahu dan meletakkan teh di depan Irene.

Irene mengangguk. "Dia berkata jika masih belum bisa pulang dari ibukota. Dan dia ingin aku dan ibuku menghadiri pengadilan."
Dia mengambil cangkir dan meminumnya.

Theophilus terkejut.
Bukan karena isi surat Count, namun karena Irene mengatakan isi surat itu kepadanya.

"Apa dia mulai mempercayaiku?" Batinnya.

Theophilus tersenyum, "Baguslah, ini berarti urusan dengan Baron Klaus akan segera berakhir."

Trak.

Keramik cangkir itu bertabrakan dengan piring. Irene menatap pantulan wajahnya di air teh, dan berkata:
"Ibuku tidak ingin keluarga kami terlibat dengan pengadilan. Menurutnya itu akan membuat nama baik keluarga menjadi jelek. Tapi ayahku sudah mengirim surat—yah, surat perintah tepatnya.
Mau tidak mau, maka aku dan ibuku harus pergi besok."

Theophilus mendengarkan dengan seksama, kepalanya mengangguk-angguk kecil.

"Saya yakin tuan Count punya rencananya sendiri. Anda harus percaya padanya."

Irene mengangguk lemah.
"Aku memiliki kelas 15 menit lagi. Aku akan pergi sekarang."
Dia bangun dari kursi dan berjalan keluar kamar.

Theophilus memandang sosoknya yang pergi, dan mata amber nya bergerak memandang keluar jendela.

Satu orang tinggal di pikirannya, dan membuatnya sedikit penasaran.

Tuan Count Jewels.

Tidak ada potret wajah atau sosoknya di rumah ini, sehingga Theophilus tidak tahu bagaimana wajahnya.

Di buku pun, sosoknya tidak banyak disebutkan. Dia hanya dijabarkan sebagai pria dengan penuh kehangatan namun disaat bersamaan juga tegas.

Dia yang membawa nama keluarga Jewels melambung tinggi, dan berhasil menjadi keluarga bangsawan nomor dua terkaya di Selatan.

Hubungan Irene dan ayahnya bisa dijabarkan dengan satu kalimat, hangat.
Namun mengenai dia dan Madam Isidora, tidak pernah disebutkan.

Jika Count memang sosok yang cerdas dan penuh dengan taktik, maka beberapa peristiwa yang akan terjadi di pengadilan besok sudah direncanakan olehnya.

The Family of Jewels Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang