Apalagi ini?

929 69 7
                                    

Hamil?

Rony mendekati Salma dengan pandangan yang tertuju padanya. Salma menunduk seraya mengusap air matanya yang terus mengalir. Biasanya kalau di novel novel atau film-film, lelaki yang menghamili perempuan tanpa ikatan apapun, akan menyuruh perempuan tersebut mengugurkan kandungannya. Salma takut sekali.

Sebenarnya Salma belum melakukan tes kehamilan apapun. Hanya saja ia sudah yakin hamil, karena badannya menunjukkan tanda-tanda perempuan yang sedang mengandung.
Jadwal datang bulannya sudah terlambat  tiga minggu dari tanggal seharusnya. Ditambah perutnya sering mual di pagi hari baik sebelum atau sesudah makan, bahkan beberapa kali Salma memuntahkan makanan yang ia makn. Dan juga moodnya yang akhir-akhir ini berubah-ubah, kadang bahagia sekali dan seketika bisa berubah sedih dan menangis. Memang akhir-akhir ini Salma sangat sibuk di sekolah sehingga melupakan merawat tubuhnya, bahkan jadwal makannya tidak teratur dan sering telat.

Sebenarnya Salma ingin memastikan kehamilannya melalui test pack. Tapi ia begitu yakin kalau dia memang sedang mengandung dan apabila test pack tersebut menunjukkan positif, ia tak kan mampu menghadapinya sendiri. Jadi, Salma memutuskan menemui Rony terlebih dahulu sebelum mengecek kehamilannya.

"Kamu yakin kalau anak yang didalam kandungan mu anak saya? " Tanya Rony memecah lamunan Salma.

"Maksud kamu aku perempuan apaan? " Tatap Salma penuh amarah.

" Sudah saya katakan kalau saya tidak menyentuh kamu pada malam itu, kecuali saat menggendong mu ke dalam mobil dan membawa kamu ke apartemen saya. "

"Tapi sekarang aku hamilll" Teriak Salma

"Dan aku perempuan baik-baik" Tambahnya.

"Oke, mari kita buktikan" Jawab Rony seraya menarik tangan Salma menuju keluar dari ruangan.

Rony terus menarik tangan Salma hingga ke luar  ruangannya sampai Syarla yang melihat kejadian tersebut kebingungan. Salma pasrah, ia diam saja dan menundukkan kepalanya saat berjalan melewati ruangan Syarla.

Sesampainya di lobby, Rony menyuruh security untuk mengambil mobilnya di parkiran.

Tiba-tiba

" Ron, mau kemana? "

"Mama".

Tiba-tiba mamanya muncul di hadapan nya.

Rony menyalami mamanya setelahnya mengkecup kening mamanya. Salma yang disampingnya memperhatikan interaksi antara anak dan ibu dihadapannya.

"Siapa? " Kata mama Rony.

Mobil Rony datang mengalihkan perhatian ketiga orang tersebut.

" Ma, aku buru-buru. Nanti aku cerita ke mama ya". Ucap Rony seraya menarik tangan Salma untuk masuk ke mobilnya.

Rony kembali lagi ke mamanya seraya menyalami mamanya.

"Bye ma" Ucap Rony seraya masuk kedalam mobilnya, mengambil tempat kemudi meninggalkan mamanya kebingungan.

Di sepanjang perjalanan tidak ada percakapan antara Rony dan Salma. Salma tidak bertanya mereka akan kemana, karena Salma juga tahu yang akan menjadi tujuan mereka.

Rumah sakit.

Rony dan Salma menuju Dokter Kandungan. Setelah mengambil nomor antrian, mereka duduk menunggu giliran mereka. Mereka duduk menghadap ruangan dokter dengan Salma disudut dekat dinding dan kelang dua kursi disebelahnya tempat Rony duduk.
Sepanjang menunggu giliran mereka, Rony sibuk dengan HP di tangannya dan Salma hanya diam menunduk sambil memilin-milin ujung baju kemejanya.

Kini nomor mereka di panggil. Rony membiarkan Salma untuk masuk ke dalam ruangan duluan. Sesampainya di dalam ruangan mereka disambut senyum hangat dari dokter kandung yang ada di dalam ruangan tersebut.

Dokter Karin namanya.

" Selamat sore bapak, ibu, apa yang bisa saya bantu? " Tanya Dokter setelah mereka duduk.

Rony dan Salma saling berpandangan sebentar.

" Begini dokter saya ada keluhan " Salma yang memulai bersuara.

Salma diam sebentar, ia bingung cara menceritakan ke dokter keluhannya.

"Saya telat datang bulan dan sering mual...

" Ohhhh tanda-tanda kehamilan ya bu" Dokter tersebut memotong ucapan Salma karena sudah paham dengan keluhan pasien nya.

"Ibu sudah test pack?" Tanya Dokter

Salma menggeleng.

"Terakhir berhubungan kapan bu? "

Salma gugup.. Dia memandang Rony. Rony menatap nya juga.

" Tiiga minggu lalu dok" Jawab Salma dengan gugup.

" Kenapa tegang sekali ibu? Santai saja. Sepertinya ibu dan bapak pengantin baru ya? " Jawab dokter terkekeh.

" Oke, terakhir datang bulan kapan? " Tanya dokter

" Harusnya jadwal datang bulannya tiga minggu yang lalu juga dok" Jawab Salma

" Oke, mari kita periksa" Ucap dokter seraya bangkit dari duduknya. Salma ikut berdiri dan mengikuti dokter Karin.

Rony duduk dan diam saja di kursinya.

"Maaf ya baju nya saya naikkan dulu"

Dengan cepat Salma menahan tangan dokter.
" Tirainya nggak di tutup dulu dok" Tanya Salma.

" Tidak ada orang lain yang akan masuk bu" Jawab Dokter Karin.

Rony mengerti maksud Salma. Rony memutar kursi nya dan membelakangi tempat Salma di periksa.

Dokter Karin melanjutkan pemeriksaannya. Iya mulai mengusap gel dan menggerak-gerakkan alat USG tersebut. Cukup lama Dokter Karin memeriksa Salma dan beberapa kali dokter Karin mengernyitkan keningnya. Setelah selesai dan Dokter Karin sudah membersihkan gel yang di perut Salma, sekarang mereka ada di hadapan dokter tersebut.

Salma dan Rony begitu tegang menunggu penjelasan dari dokter.

" Begini bapak dan ibu. " Dokter menjeda bicaranya sebentar.

" Sepertinya ibu Salma belum hamil. Setelah saya periksa kantung kehamilan nya belum tampak. Saya sudah mencoba berulang kali " Jelas dokter.

Salma membuang napasnya dengan kasar. Antara lega dan malu. Bahkan untuk memandang Rony saja dia tidak berani.

" Tidak usah bersedih ibu". Dokter Karin salah mengartikan helaan napas Salma.

"Masih banyak waktu. Hal biasa kalau awal pernikahan ibu telat datang bulan. Mungkin ibu terlalu stres atau sibuk sehingga ibu telat datang bulan. Untuk mual yang ibu alami mungkin karena asam lambung ibu yang kambuh. Boleh dilakukan pemeriksaan kembali ke dokter spesialis penyakit dalam". Jelas dokter.

Salma hanya menunduk.

" Untuk bapak dan ibu saya sarankan liburan atau honeymoon dulu, ya pak". Tambah dokter seraya menatap Rony.

Rony yang ditatap hanya menganggukkan kepala.

'Biar cepat' batin Rony. Mati-matian Rony  menahan tawanya setelah mendengar penjelasan dokter Karin.

Setelah itu mereka keluar dari ruangan dokter Karin.

Sampai di luar ruangan dokter Karin, Salma memandang Rony ragu seraya berkata

"Maaf kalau sudah...

" Rony, kalian ngapain ke dokter kandungan? "

Mama.

'Ya Tuhan mama kok bisa disini' batin Rony.

Drama apalagi ini?

Aku dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang