Sore yang berbeda

1.3K 164 21
                                    

Akhir-akhir ini Rony pulang lebih awal dari kantor. Mungkin karena urusan kantor yang cepat selesai atau mungkin juga karena ingin cepat bertemu dengan istrinya. Setelah makan siang ia berusaha menyelesaikan tugasnya lebih awal agar tidak menunda kepulangannya. Bahkan ia berpesan kepada sekretarisnya, Syarla, agar mengatur jadwal meeting dengan klien di pagi hari atau sebelum makan siang. Dan untuk memeriksa berkas-berkas diserahkannya kepada asistennya, Dimas. Rony benar-benar tidak bisa lama-lama tidak bertemu dengan istrinya semenjak pengakuan Salma yang juga ingin mempunyai keturunan darinya.

Seperti hari ini pukul 15.30 WIB dia sudah berada diperjalanan mau pulang ke rumah mereka. Sebelum sampai di rumah Rony menghubungi istrinya, mana tau ada sesuatu yang diinginkan perempuannya itu supaya Rony bisa langsung membelinya. Namun dua kali Rony meneleponnya, istrinya itu tidak mengangkat panggilannya. Dia pun memutuskan langsung pulang ke rumah mereka.

Rony dan Salma memang sudah tinggal di rumah pemberian orang tua Rony setelah kepulangan mereka dari rumah orang tua Rony. Salma sangat suka dengan model rumah yang diberikan mertuanya, tidak terlalu luas dan juga tidak terlalu kecil. Rumah itu hanya satu lantai yang memiliki 3 kamar tidur, satu ruang tamu dan ruang makan yang dekat dengan dapur. Sangat cukup untuk mereka berdua dan anak-anak mereka kelak.

Sesampainya di rumah Rony langsung mencari keberadaan istrinya. Ia menuju dapur terlebih dahulu karena biasanya perempuannya itu sangat betah berada di sana. Dapur memang daerah kekuasaan perempuan. Tetapi salma ternyata tidak ada di dapur.

Rony beralih ke kamar mereka. Saat pintu kamar terbuka, yang dilihat Rony pertama kali yaitu Salma yang tertidur dengan meringkuk di ranjang dengan mukenanya.

" Habis sholat ketiduran, pantesan ditelpon nggak angkat" Ucap Rony pelan seraya membenarkan posisi tidur Salma.

'Ehhh udah sholat berarti sudah selesai datang bulannya kan'. Batin Rony.

Rony meninggalkan istrinya dan beralih ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Keluar dari kamar mandi Rony tidak melihat keberadaan istrinya itu. Ia melihat pakaiannya yang sudah diletakkan di sofa dekat lemari pakaian mereka, pasti Salma yang menyiapkan. Rony segera memakai pakaiannya dan keluar untuk menemui istrinya itu.

Salma berada di dapur dengan rambut yang diikat asal tergulung keatas dengan jeday ungu nya dan kaos putih longgar dan celana pendek hitam. Ia berencana akan memasak sop ayam untuk makan malam mereka. Salma merebus potongan ayam nya terlebih dahulu agar kaldu ayam keluar setelah itu ia beralih ke arah perbumbuan. Ia mengambil bawang merah, bawang putih, jahe, satu batang serai, merica dan bumbu lainnya. Saat ia asyik mengupas bumbu-bumbu tersebut dan tiba-tiba satu tangan melingkar diperutnya diikuti ada sosok yang memeluknya dari belakang. Siapa lagi sosok itu kalau bukan suaminya Rony Angkasa Nainggolan. Untung saja tangannya tidak terkena pisau saat mengupas kulit bawang merah yang di pegangnya.

"Kamu ngagetin tau" Ucap Salma seraya memukul pelan tanggan Rony yang melingkar di perutnya.

Rony terkekeh kecil sambil mengecup leher jenjang Salma.

" Aku kangen" Ucap Rony

Salma bergeser sedikit untuk mengecilkan api kompornya.  Lalu ia berbalik dan memeluk suaminya itu.

Rony mendekap Salma dengan erat sambil sekali-kali mencium bahu dan pipi Salma.

" Udah ah, aku mau lanjut masak" Ucap Salma setelah beberapa saat.

" Tunggu dulu"

" Aku sesak kamu kekep gini"

Rony tetap memeluk Salma hanya sedikit melonggarkan pelukan nya agar membuat perempuannya itu nyaman.

"Ron?"

"Mmm"

"Udah,  keburu ayamnya mateng tuh. Bumbunya belum aku siapin"

Rony melepaskan pelukan nya dan beralih ke depan kompor lalu mematikan api kompor tersebut.

" Loh kok dimatiin? "

" Daripada gara-gara ayam itu kesenanganku diganggu ".ucap Rony seraya mencuri satu kecupan di bibir Salma.

Memang semenjak hari itu Rony tidak segan-segan lagi menunjukkan sikap-sikap manja dan physical touch kepada Salma.

Salma menggeleng-gelengkan kepalanya.

" Emang kamu maunya gimana?" Tanya Salma.

" Ya ini", ucap Rony sambil menggendong Salma seperti bayi koala. Salma terkejut, dengan sedikit teriakan ia refleks melingkarkan dan mengeratkan tangan dan kakinya di badan Rony.

Rony membawanya ke ruangan TV dan meletakkan Salma di sofa besar, yang menyerupai kasur kecil. Sengaja dibeli Rony sebagai tempat mereka bercerita.

Sekarang mereka rebahan di sofa tersebut dengan tangan Rony sebagai bantal kepalanya Salma dan pinggiran sofa sebagai bantal kepala Rony.

Mereka bercerita tentang kegiatan mereka hari itu.

" Ehhh Sa". Rony teringat sesuatu

" Mmm" Jawab Salma sambil mendongak kan kepalanya keatas memandang Rony.

" Tadi kamu sholat?" Rony teringat Salma yang ketiduran dengan menggunakan mukena.

" Iya"

" Berarti datang bulan nya udah selesai?"

Salma mengangguk sedikit deg-degan yang sudah tahu ke arah mana pembicaraan ini.

Rony diam.

" Kenapa? " Tanya Salma karena Rony tak kunjung bicara.

Pandangan mereka bertemu. Salma semakin deg-degan ketika perubahan tatapan Rony.

Rony mengangkat dagu Salma dan mencium bibirnya. Salma hanya diam dan tergagap. Rony mulai melumat bibir Salma dan mengarahkan tangannya ke badan Salma memegang bagian mana saja yang ingin ia sentuh. Salma kaku karena ini pertama kali untuk nya. Rony menarik tangan Salma dan mengarahkan ke badannya yang ingin disentuh Salma tanpa melepaskan pagutannya. Setelah beberapa saat Rony melepaskan pagutan bibir mereka.

Rony memandang Salma. Dari tatapan Salma ada ketakutan disana. Takut akankah sakit atau nikmat? Atau ketakutan apakah Rony memang orang yang tepat mendapatkannya mengingat bagaimana mereka bisa menjadi suami istri?

" Aku akan melakukannya dengan pelan dan lembut" Ucap Rony dengan suara berat dan seraknya.

Salma mengangguk pelan.

Mendapatkan persetujuan dari perempuannya. Rony memposisikan dirinya diatas Salma.

"Ron" Salma menahan bahu Rony.

Rony menatap Salma dengan tatapan ketidaksabaran.

" Jangan disini" Ucap Salma setelahnya.

Buru-buru Rony bangkit dan mengangkat tubuh Salma ke kamar mereka.

Terkadang perempuan tidak butuh ungkapan cinta untuk menjatuhkan hatinya cukup dengan perlakuan yang nyaman dan baik.

Sore ini mereka lakukan hal yang harusnya dilakukan di malam pertama mereka. Tapi siapa sangka di mereka tidak ada malam pertama yang ada sore yang entah ke berapa.
Mari berdoa agar ayam rebus yang diatas kompor tidak dimakan kucing.

***

200 vote atau 30 komentar baru update lagi


Aku dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang