Dua

2.4K 140 1
                                    

-votmen syang.


••
Julvan sedang bersantai ria di ruang tamunya, dengan segelas teh di meja dan tv yang memperlihatkan berita, yang katanya perceraian ratu mermaid part kesekian.

"Hm beruntung pisan da aku ma punya badan bohay gini teh." Julvan menatap berita itu sembari menyeruput teh nya dengan slay. ^beruntung banget

Tiba-tiba gio pulang dari taman komplek habis main sama heny, tapi sembari sesegukan dengan ingus yang meler sampai mulut.

"Ih ai maneh goreng-goreng teing!" Julvan menghampiri gio sembari menangkup pipi gio dan mengelap ingus gio dengan dasternya. ^ih kamu jelek banget

"Ih buna!!" Gio menghentakan kaki nya dan semakin menangis.

"Cup cup cupp kenapa sayang nya buna? heny galak? gebug we anak na si buntelan ma." Julvan menggendong gio dan di bawa ke sofa lalu di dudukan di pangkuan nya sembari menghadap dirinya. ^Pukul aja anak nya si buntelan

"Bu-buna ta-tadi gio di ledek sama bala huaaa" Gio semakin menangis mengingat kejadian tadi yang ia alami. Bara y ges y karna masi cadel.

"Iya kenapa? cerita dulu sama buna." Julvan merapikan rambut gio yang basah karna keringat dan menghapus air mata gio sembari menenangkannya.

"Katana gio ga punya d-daddy buna." Julvan jadi sedih ia tau suatu saat gio pasti pengen punya sosok ayah atau mungkin nanti dia menanyakan sosok seorang ayah.

"Gio punyanya papi bukan daddy, papi nya gio nanti jengukin gio kesini kalo gio nya nurut sama buna." Julvan memeluk tubuh gio yang sudah berhenti sesegukan dan julvan pun mengelus sayang punggung gio yang memeluknya erat.

"Tapi kenapa papi pelgi tinggalkan gio?" Gio menatap julvan penasaran.

"Nanti gio kalo sudah besar nanti juga mengerti, sekarang bagaimana kalau kita buat brownies cokelat kesukaan gio." Julvan tersenyum dan mengecup pipi gio sayang.

"WAHH MAUU."



°°
Tok tok tok

"Buna, ada yang ketuk-ketuk pintu." Gio menatap buna nya yang sedang memotong brownies yang sudah jadi dan gio duduk di sofa.

"Buka atuh sama gio." Gio langsung turun dari sofa dan menuju pintu rumahnya.

"Eh? siapa?" Gio menatap orang dewasa tampan di depannya dengan kagum dan bingung, tapi orang yang di tatapnya menatap gio dingin dan sedikit bingung kenapa yang buka anak kecil yang mirip sama julvan.

"Mana kakak kamu?" Juan dengan senantiasa dengan wajah datar nya.

"Kakak? gio tidak punya kakak." Gio menyernyitkan alisnya bingung.

"apakah om-om ini gila?" Gio berpikir keras, memang nya ia punya kakak ya.

"Siapa gio?." Julvan menghampiri gio yang ada di depan pintu karena terlalu lama tidak kembali lagi, takutnya kenapa-kenapa.

"Eh? juan?" Julvan menatap kaget  juan yang ternyata orang yang mengetuk pintu.

"Ada apa?" Julvan tersenyum manis menatap juan yang senantiasa wajah tembok.

"Ini." Juan memberikan sepotong kue kepada julvan dan julvan menerimanya.

Julvan menatap juan bingung kenapa si hidung perosotan ini tiba-tiba memberinya kue, apakah wahhhh apakah dia mencintai julvan???

Julvan mesem-mesem malu, juan hanya menatap nya datar dan bingung.

"Semua tetangga saya kasih." Julvan yang tadinya udah senyum-senyum malu eh di jatohin begitu saja yang tidak sesuai dengan ekspektasi nya.

"Ouh em yaudah makasih deh." Julvan tersenyum malu dia kira juan udah cinlok ama dia.

"Eh, juan aku teh buat brownies mau ngga? hayu atu masuk dulu nyobaan." Julvan menarik lengan gio dan juan hanya mengikutinya dari belakang tapi tidak menutup pintunya takut ada fitnah. ^ayo, nyobain

Juan duduk di sofa dan di bawah ada gio yang lagi duduk di depan meja sembari menonton kartun yang ada di televisi, juan hanya memperhatikan sekitarnya dan julvan sedang menyiapkan minum untuk juan.

"Nah ini diminum dulu, dan ini brownies buatan aku kesukaan gio ini teh." Julvan duduk di samping juan dan tersenyum manis.

"Makasih." Julvan cuman menanggapinya dengan senyum manis terbaiknya yang membuat papinya gio dulu luluh.

"Gio siapa kamu?" Julvan melotot kaget dan tiba-tiba ia tersenyum manis kegirangan.

"APA CENAH KAMU?? OMG KAMU AAAAA" ^apa katanya

"Gio anak aku." Julvan menatap gio yang masih menatap televisi.

Juan terlihat sedikit kecewa ternyata julvan sudah menikah, julvan tidak menyadari perubahan raut wajah juan.






TUNGGU KEKANJUTANNYA...

BABAII

BUJANGAN•NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang