Dalapanbelas

1.4K 85 1
                                    

-votmen syang




°°
"Ayah setuju kamu menikahi julvan, karna kamu memiliki tanggung jawab atas bayi yang ada di kandungan julvan, tapi ingat jangan pernah mengecewakan ayah sama mamah juan." Jamal menatap juan tegas, juan mengangguk saja.

"Mamah juga sama seperti ayah, selamat ya julvan." Taevan tersenyum manis ke arah julvan, julvan juga membalasnya tersenyum.

"Udah ie teh kos kie doang? hayu atu masak-masak laper ini teh." Yuda menatap yang lain dengan wajah bosen.^Udah ini teh kayak gini doang? ayo atu masak-masak laper ini teh.

"Wini kita belanja yu?" Taevan menatap wini yang sekarang tersenyum senang.

"Ayo." Wini tertawa girang, suka mereka tuh belanjanya juga bukan ke pasar tapi ke mall.

"Mal ka tukang ah, hasem sungut." Yuda berdiri mengeluarkan satu bungkus rokok di sakunya.^Mal kebelakang ah, asem mulut

"Heeh hayu, bikinin kopi dulu." Jamal berdiri dan menoel taevan, taevan hanya mengangguk, yuda dan jamal pun ke belakang taman rumah juan.^Iyah hayu

Gio terus mengikuti taevan dan wini, sisa mereka berdua di ruang tamu dengan bengong, juan kira bakal ada baku hantam untuk dirinya, julvan pun begitu.



°°
Julvan bersandar ke dada juan yang sedang duduk di balkon kamar.

"Ko belum gede perutnya?" Julvan memukul lengan juan yang ada di perutnya.

"Ya masih 1 bulan oon." Juan mengangguk dan ber oh ria.

"Aku bingung mau ngomong apa, tapi aku seneng mau nikah sama kamu." Juan mengecup pipi julvan lalu tersenyum.

"Kayak nya kalo aku ga hamil kamu ga akan pernah bisa menjelaskan hubungan aku sama kamu deh, kayanya bakal terus di gantung aku tuh." Julvan melirik juan dengan sinis.

"Ngga ko, aku mau ngejelasin hubungan kita ko tapi ternyata keduluan aja." Julvan hanya diam dan matanya tetep sinis manatap juan.

"Yangg, mau ngunjungin dede ya?" Julvan menatap datar juan yang tersenyum manis.

"Ada para sesepuh di bawah." Juan mengecup leher julvan dengan sensual.

"Gapapa asal kamu jangan berisik." Juan berbisik sembari memasukan tangannya ke dalam celana julvan.

Saat hendak mencium julvan, tiba-tiba pintu kamar terbuka dengan kencang dan pelaku utamanya adalah gio dan para baladnya.

"BUNA! LIHAT." Gio membawa lego gede banget dan bawanya berdua dengan rama heny cuman jadi numpang senyum doang.

Juan hanya tersenyum terpaksa, dengan penis yang sudah tegang penuh.

"Heny juga punya tante." Heny mengeluarkan lego warna pink nya di belakang tubuhnya.

"Wah baguss." Julvan yang sangat menyukai warna pink tersenyum dan menatapnya berbinar melupakan juan yang hanya menatapnya dengan sedih dan tersenyum terpaksa.

Lalu gio dan rama pun duduk di bawah juan dan julvan merakit lego nya lagi, julvan tersenyum melihat mereka yang bermain bersama.

"Yang." Juan menatap julvan dengan bibir yang melengkung kebawah, sembari menunjuk penisnya yang menggembung.

"Rasain, wlee" Julvan menjulurkan lidahnya meledek juan, habisnya juan hormon berjalan sekali sedang banyak orang juga.

"Sabar ya nak, malam pertama kita habiskan air susu kita."



°°
"Kita ngerencanain nikahan kalian minggu depan." Jamal berbicara sambil mengunyah makananya.

"Lebih cepat lebih baik." Yuda juga menimpahi omongan jamal.

"Sementara itu gio nginep di rumah mama dan taevan, nanti kita gantian karena kalian akan sibuk fitting baju, prewed dll nya." Wini menaruh sendok makannya dan menatap juan dan julvan bergantian.

"Fitting baju dan semua persiapan pernikahan kalian, mamah yang ngatur, dan urusan gedung dekor dll ayah sama yuda yang urus, kalian cuman tinggal sisanya yang gampang aja karna julvan sedang hamil takut kecapean." Taevan juga menatap julvan dan juan bergantian yang masih bengong.

"Tapi boleh ketemu julvan kan mah?" Taevan mengerutkan alis nya dengan heran.

"Memang kata siapa ga boleh ketemu?" Taevan menatap juan aneh.

"Katanya kalo mau nikah ga boleh ketemu dulu." Juan menatap taevan penasaran, julvan juga mengangguk setuju.

"Gapapa, julvan juga lagi hamil kan, kalo ada apa-apa sama cucu mamah gimana?" Taevan menatap sebal juan yang hanya mengangguk saja.

"Jadi aku cuman diem aja?" Julvan menatap yang lainnya dengan penasaran.

"Iya sayang kamu lagi hamil, gaboleh ngelakuin apa-apa kalo mau apa-apa atau mau apa aja kasih tau juan, biar juan yang lakuin ya?" Taevan tersenyum senang dan julvan tersenyum aneh menatap juan, juan sudah tau apa yang dipikirkan julvan.

Segala macam rencana yang ada di otak julvan juan sudah tau jadi ia akan menguatkan mentalnya.






hayo vote

TUNGGU KEKANJUTANNYA...

BABAII

BUJANGAN•NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang