Lima

1.8K 125 1
                                    

-votmen syang



°°
Julvan mendengar itu hanya diam lalu bangkit dari menyandarnya dan menghadap ke arah juan yang masih setia menatapnya.

"Kalo di ungkapin ma masih trauma sama masa lalu, tapi ya aku juga pengen nikah lagi, biar gio punya bimbingan dari sosok ayah, biar ada yang ngusahain aku, ya walaupun aku punya usaha jualan online tapi kan aku juga pengen di usahain suami, tapi pengen suami yang bukan cinta ibunya doang tapi juga sayang sama anaknya." Julvan tersenyum setelahnya.

"Mau yang muda atau tua?" Juan tersenyum geli.

"Ihh ya muda atau tua sama aja asal jadi suami yang baik, sayang sama anak aku, sayang sama aku, pokoknya  ya yang terbaik aja." Julvan tersenyum malu dan geli.

"Berondong." Juan menaikan satu alisnya sembari tersenyum tipis.

"Aih meni resep, boleh-boleh saja." Julvan tertawa ringan ia geli dengan pembicaraan yang mereka bicarakan. ^Aih suka banget

"Berondong ma gagah dan perkasa hahaha" Julvan ga inget dia bercanda ama bujangan ya mana ngerti, ngerti tapi kan itu jokes ibu-ibu.

"Jokes ibu-ibu di mulai." Juan cuman tersenyum.

"Ih iya juga ya." Julvan langsung berhenti tertawa dan menatap juan linglung, dia aneh kenapa ia ngejokes ke bujangan.

"Tapi emng bener kok, tahan lama lagi." Pipi julvan langsung memerah malu setelah juan bicara seperti itu.

"Ih iya tah?" Juan mengangguk dan mendekat ke arah julvan yang sekarang menatap sedikit kaget ke arah juan yang sudah ada di hadapannya.

"Iyah, mau liat?" Juan tersenyum tipis dan melihat ke arah bibir julvan yang terbuka.

"Juan, kamu ini ya sama jendess ga boleh bikin jantungan." Julvan langsung mendorong dada bidang juan, dan juan pun menjauh.

Juan langsung lemas, letih, loyo, love you eh?

"Nanti ya pulangnya sekalian, sorean abis aku pulang kerja." Juan bangkit dan mengulurkan tangannya agar julvan mengikutinya, tidak lupa kotak bekal tupperware nya.

Selama perjalanan ke ruang kerjanya juan, mereka bergandengan, juan tidak melepaskan sedikit pun tangan julvan, julvan makin salting aja kek mau di tenggelamkan oleh cinta, rasanya ingin berguling-guling di hati juan.




°°
"Aku tidur sendiri tau sekarang." Julvan memanyunkan bibirnya mengingat gio tidak ada di rumah.

"Emang gio kemana?" Juan masih fokus menyetir, untung saja juan tidak bawa motor malah bawa mobil kalo bawa motor duh si cantik manis bakal masak angin.

"Nginep di rumah mama." Julvan menatap juan yang sedang menyetir mobil, diliatin terus juannya, sambil mikir, juan tu udah ganteng, idung perosotan, badan gagah, tegap dan dada bidang, kaya, cuman minusnya cuek aja tapi gapapa tetep cinta kok julvan ma.

"Mau di temenin? nanti di kelonin." Juan tu kalo ngomong ga pernah di saring kali ya bikin salting terus.

"Heh bukan muhrim." Julvan menepuk bisep juan pelan.

"Muhrim kok kita kan sama punya belalai." Juan bercanda tapi ga ada ekspresi ga seru tapi tetep ganteng.

"Aku beda ya." Juan menyernyit heran.

"Apa bedanya?" Julvan hanya diam menatap jalanan, dan juan fokus menyetir.

"Hmm secret." Julvan berbisik dan lalu tertawa.

Juan juga hanya tersenyum tipis, ia jadi penasaran apa yang beda jadi pengen liat eh?





°°
Sampailah mereka di depan gerbang julvan, juan dan julvan pun turun dari mobil.

Tapi tiba-tiba ada wanita yang ada di depan rumah juan dan melihat ke arah juan lalu berjalan menghampiri juan dengan menghentakan kaki nya seperti kesal.

"Juan! aku tu udah nunggu kamu dari tadi tau." Wanita itu memasang wajah kesal ke arah juan, julvan hanya menatapnya dengan jijik, sok imut sekali.

"Mau apa?" Juan hanya menatap malas dan datar saja.

"Kamu pindah rumah kok ga bilang aku." Wanita itu langsung memeluk lengan juan.

Julvan menatapnya dengan bibir sebelah ke atas dan menatap wanita itu julit, kalo tetangga nya tau ada wanita begini di masukin ke wc kayaknya.

"Bukan urusan lo." Juan melepaskan pelukan wanita itu di lengannya lalu memasukan kedua tangannya ke dalam saku.

"Ih kamu tu, maafin aku, aku yang salah." Wanita itu memeluk juan tapi juan mendorongnya.

"Ekhem, masih ada orang monmaap." Julvan menatap wanita itu tidak suka.

"Kamu siapa?" Wanita itu pun juga menatap julvan tidak suka.

"Gausah tau, pengen tau aja siapa gue." Julvan melipatkan kedua tangannya di dada.

"Dih, kenalin tunangannya juan, yuaca lyora." Lyora mengulurkan tangannya ke arah julvan, julvan tidak menerimanya ia hanya kaget dan melihat ke arah juan yang menatap lyora marah dengan rahang yang mengeras.








hayo vote dulu.

TUNGGU KEKANJUTANNYA...

BABAIII

BUJANGAN•NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang