Tilu

2.1K 130 6
                                    

-votmen syang


••
Julvan pagi-pagi sudah ngerumpi bersama para tetangga jendess nya di tukang sayuran.

"Eh heci kamu nyaho te sii, eta bujangan harep ulin ka imah kamari uhh." Julvan tersenyum bahagia sembari dengan wajah khas orang merumpi. ^Eh heci kamu tau ga, itu bujangan depan main ke rumah kemarin

"Ihhh, anu benerrrrr" Heci memanyunkan bibirnya ke arah julvan. ^yang benerrrr

"Ya iya lah aku ma janda juga cantik hum, makanya bujangan juga suka sama aku." Julvan menepuk halus lengan heci yang sedang menatapnya tidak percaya.

"Nanaon eta kamu di imah, aya si gio hente?" Reva menatap julit julvan yang sekarang menatap julit reva juga sembari menaikan bibirnya sebelah. ^ngapain itu kamu di rumah, ada gio ga?

"Nya aya atu, da aku ma moal zina saencan halal ma." Ucap julvan sembari memilih milih sayuran yang akan dia beli. ^Ya ada, aku mah ga akan zina sebelum halal

Tiba-tiba gerbang juan terbuka dan juan mengeluarkan motor ninja nya sembari di dorong, kan tukang sayurnya di depan rumah julvan, para tetangga nya langsung melihat ke arah juan yang sekarang sedang menutup gerbangnya.

Juan menatap julvan yang juga sedang menatapnya, julvan membalasnya dengan senyuman manis.

"Mau kerja?" Julvan masih senantiasa tersenyum manis tidak memperdulikan para tetangga yang menatapnya sebal.

"Iyah." Juan mengangguk, lalu menghampiri julvan.

"Saya titip kunci rumah, ibu saya mau kesini saya mau kerja." Juan memegang tangan julvan lalu menaruh kunci rumah di telapak tangan julvan, para tetangga kaget.

Julvan hanya tersenyum lebar, dan mengangguk semangat.

"Hati-hati." Juan mengangguk lalu menghampiri motornya sembari memakai helm dan naik ke motornya lalu pergi dengan kencang.

"AKU DUKUNG KAMU BESTIIII!" Heci memeluk julvan dan cepaka cepiki julvan hanya tersenyum malu.

"Eneng-eneng ini teh hayu atu belanja nya, saya mau keliling." Mang udin protes dari tadi cuman ngerumpi belanja nya berhenti-henti ngagokin.

Para tetangga dan julvan lanjut belanja lagi dan sekarang mah mereka percaya sama julvan.



°°
Tok tok tok

"IYA SEBENTAR."

Julvan membuka pintu dan kaget ada juan yang sudah berdiri menjulang di depan pintunya.

Juan menatap julvan dengan susah payah menelan ludahnya menatap julvan yang hanya memakai baju tidur kimono seksi yang hanya menutupi setengah pahanya

"Hey, juan?" Julvan mengibas-ngibaskan tangannya di wajah juan, lalu juan gersadar dan menatap juan yang wajahnya sudah dekat dengannya.

"Ekhem, ehm ibu saya menitipkan kuncinya lagi?" Juan mengalihkan pandangan nya ke arah gerbang julvan sembari mengusap wajahnya perlahan.

"Ah iya, mau masuk dulu takut kedinginan, aku bikinin teh." Julvan menggeser tubuhnya agar juan masuk.

"Oke." Juan memasuki rumah julvan, dan julvan hanya mengikutinya di belakang.

Juan duduk di sofa dan julvan membuatkan teh hangat untuk juan dan memberinya sedikit cemilan.

Setelah selesai julvan menaruh teh dan cemilannya di meja dengan sedikit membungkuk dan terlihat lah dada yang mulus dan sedikit berisi dengan berlian pink di tengahnya, juan melotot kaget dan langsung mengalihkan pandangannya, dan julvan pun duduk di sebelah juan.

"Tenang bro, gapapa lah punya suami juga gua embat."

"Cuaca bandung emang dingin banget ya." Julvan menatap televisi yang memperkirakan cuaca hari ini, sembari menyilangkan kakinya.

"Kamu kalo pulang kerja, kalo makan gimana? masak?" Julvan menatap juan sekilas, juan menatap lekat julvan tanpa di sadari julvan.

"Beli instan." Ucap juan sembari meminum teh hangatnya.

"Ih makanan instan tu gabaik, kalo mau makan ma buat diri sendiri ke aku aja nanti aku masakin, aku aja makan cuman berdua sama gio." Julvan menatap juan dengan alis menyernyit aneh.

"Berdua? emang suami kemana?" Juan menatap tepat pada mata julvan yang sedang menatapnya.

"Aku ini janda aa kasep." Julvan bersandar ke sofa dan meluruskan kakinya karna pegal.

Juan tersenyum tipis, rasanya lega jika si manis ini janda.

Juan mengangguk paham ia tidak ingin bertanya berlebihan takut julvan merasa tersinggung.

"Mantan suamiku selingkuh, dia berselingkuh saat pernikahan ku baru menginjak 1 tahun dan memberitahu aku saat gio baru 1 minggu lahir." Julvan menatap televisi dengan sendu.

"Gio tau ayahnya?" Juan menatap julvan yang menatapnya sendu.

"Dia gak tau sosok papi nya seperti apa, mantan suamiku sudah menikah dengan selingkuhannya itu dan memiliki seorang anak perempuan dan mereka tinggal di jakarta." Julvan meneteskan air matanya dengan perlahan mengingat gio juga butuh pendamping sosok ayah.

Juan memeluk julvan yang menangis di pelukannya lalu mengelus kepala dan punggung julvan, ia tau di balik ceria nya julvan pasti memiliki rasa kesedihan yang mendalam.







TUNGGU KEKANJUTANNYA...

BABAII

BUJANGAN•NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang