Duabelas

1.4K 120 0
                                    

-votmen syang




°°
Juan dan julvan sudah di lantai atas, kericuhan yang tadi terjadi sudah sedikit mereda.

Gio sudah tertidur karena mungkin kelelahan menangis, julvan menutup mata di sofa ia lelah telah menguras seluruh energinya dengan sia sia.

"Hmh hebatnya." Juan menduselkan wajahnya di dada julvan.

"Gara-gara kamu tau." Julvan memeluk kepala juan dengan kencang sampai juan tidak bernafas.

"Aduh-aduh aku ga bisa nafas." Juan melepaskan diri dari julvan, dan karana kasian julvan melepaskannya, juan bangkit dengan rambut yang acak-acakan dengan wajah yang cemberut.

Julvan tersenyum manis ke arah juan lalu merentangkan tangannya menerima pelukan juan, dan juan langsung tenggelam dalam pelukan julvan dengan tersenyum.

Dengan sekejap juan membalikan julvan yang duduk di pangkuan juan sembari memeluknya erat.

"Cantik banget sih hm" Juan menggelitik leher julvan dan julvan hanya tertawa lepas karna geli.

"Kamu tau ga? ternyata tante taevan sama mama saling kenal lo, sama tante chitta juga sama tante lulu juga." Julvan sedikit menjauh dari juan.

"Kan emang iya." Julvan menatap juan kaget.

"Ko kamu ga bilang ke aku." Julvan memanyunkan bibirnya.

"Ku kira kamu tau." Juan mengecup kilat bibir julvan yang manyun.

Julvan memeluk juan dan menenggelamkan wajahnya ke ceruk leher juan dan juan memeluk pinggang julvan di pangkuannya ia menopangkan dagunya ke bahu julvan.

"Hmhh juan ada gio." Juan memasukan tangan kanan nya ke celana julvan dan memegang pantat julvan, julvan berusaha mengeluarkan tangan juan dari dalam celananya.

"Jangan berisik makannya." Juan mengecup rahang julvan.

"Ngga aaa" Julvan melihat ke arah juan dengan cemberut.

Juan dengan terpaksa melepaskan remasannya di pantat juan dengan lesu dan tersenyum terpaksa.

Julvan kembali memeluk juan dan juan masih setia memeluk pinggang julvan yang ada di pangkuannya, tapi tidak lama nafas teratur julvan terdengar, ternyata julvan tertidur mungkin kelelahan, jadi juan mendiamkannya dan ia pun ikut tertidur sembari memeluk julvan dengan posisi duduk dan memangku julvan.

Soal pekerjaan dia kan CEO ny jadi bebas mau dia kerja apa ngga, yang penting manja-manja dulu.




°°
"Buna, gio mau nen ya." Gio duduk di pangkuan julvan, mereka sekarang sedang jalan pulang bersama juan yang menyetir.

"Ga bisa, gio udah besar." Julvan mencubit hidung gio pelan.

"Tapi kok adiknya yuyu masih nen sama ibunya." Gio cemberut dan memanyunkan bibirnya.

"Adik nya yuyu kan masih bayi masih usia 2 bulan, kamu kan udah 5 tahun." Julvan mempraktekan angka yang ia sebutkan.

"Gio udah besal ya? Belalti gio bisa sekolah?" Gio menatap penasaran julvan yang hanya tersenyum.

"Ya, nanti tahun depan gio bisa sekolah masuk TK lalu masuk SD." Julvan tersenyum lalu memeluk gio.

"Yeay, tapi kan buna nanti kalo gio sekolah ga ada yang temenin." Gio melihat julvan dengan sedih sembari memeluk julvan, juan cuman ketawa-ketawa aja.

"Kan ada om." Juan menyahuti sembari fokus menyetir.

"Oh iya ya kan ada daddy, daddy! bukan om!" Gio menatap tidak suka juan yang masih kaget.

"Gio di ajarin siapa manggil om, daddy?" Juan menatap sekilas gio karena harus fokus menyetir, julvan kaget, ia langsung mencolek-colek gio, gio menatapnya bingung, julvan pun mengedipkan satu matanya dan menaruh telunjuknya di bibir, gio yang gapaham cuman melengos aja ga peduli.

"Sama buna." Julvan langsung lemas.

Juan tersenyum lebar dan melihat ke arah julvan mesum, julvan hanya menatap jijik juan yang menurutnya aneh, ia mengerti isi pikiran juan.

Julvan langsung memeluk gio dengan erat, dan menatap keluar jendela tidak menghiraukan juan yang masih tersenyum mesum.

"Gio malam ini bobo sama buna ya." Gio menangguk semangat ia senang saat tidur sama buna nya karna suka di puk puk.

"Eh? Gio tidur sendiri aja, kan gio sudah besar, gio mau punya adik ga? biar adiknya bisa jagain buna kalo gio sekolah." Juan menatap gio sembari tersenyum meyakinkan.

"Iya ya gio udah besal kalo gio sudah besal gio halus punya adik bial ada yang jagain buna." Gio menatap penuh yakin.

"Yasudah gio tidul sama mama saja, daddy antalkan gio kelumah mama saja." Julvan kaget dengan ucapan gio.

"Kan daddy juan bilang cuman tidur terpisah, ko mau sama mama?" Julvan menatap kaget gio, habis dia kalo gio menginap, kalo gio masih di rumah ia masih bisa terselamatkan.

"Gapapa, gio kalo di lumah mama suka mandi sendili, apa-apa sendili bial gio mandili, pokoknya gio menginap di mama." Gio menatap meyakinkan kepada julvan, dan julvan hanya menatap sedih gio meminta pertolongan.

"Hahahahah hmm gaya apa ya??" Juan tertawa girang dengan isi kepalanya yang di penuhi gambar berbagai gaya olahraga malam.













random bgt y, kyk ny beberapa chap lgi end deh ak g mau bikin konflik berat kyk aku gabisa bikin konflik berat yang happy happy aj, dan ini tu bener-bener gajelas bgt cerita nya plis hahaha.

dan mungkin di cerita yang new mungkin ak akan sedikit berat, mungkin saja ya aku ga janji, aku takut kalian ga suka, dan aku seneng bgt akun pertama ak yang lupa pass ternyata yang cerita ibu mertua banyak yang suka bgt.

aku kalo inget pass aku pikir bakal buat bonchapnya, aku mau bikin bonchap nya disini tapi aku takut ga akan rame huhuu.

tapi tetep makasih ya say, lvu♥️

hayo vote

TUNGGU KEKANJUTANNYA...

BABAII

BUJANGAN•NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang