Opat

1.9K 136 6
                                    

-votmen syang



••
Julvan sedang bersiap-siap memasukan masakan nya ke dalam kotak makanan, rencananya dia akan pergi mengantarkan makan siang kepada juan, juan sudah memberitahunya tempat kerjanya.

Gio tidak ada di rumah karena hari ini dia akan menginap di rumah papa mamanya, jadi julvan tidak takut meninggalkan anaknya di rumah sendirian.

"Ini teh udah semua belum ya?" Julvan mengecek ke semua penjuru ternyata sudah tidak ada yang tertinggal atau lupa.

Julvan mengunci pintu dan gerbang, ia akan memakai taksi maklum gapunya mobil hahah.

"Pak ke jln xx di perusahaan xx." Supir taksi mengangguk saja dan tersenyum lalu pergi dari depan rumah julvan.

"Mau nganterin makan siang suami ya non?" Pak supir tersenyum melihat julvan masih sibuk melihat-lihat bawaannya karena takut lupa.

"Ehm doain aja pak jadi suami." Julvan tersenyum malu mendengarnya.

"Ouh belum toh tapi non nya perhatian banget, semoga cepet-cepet jadi suami ya dan langgeng." Pak supirnya tersenyum, dan julvan hanya mengangguk malu dan tersenyum pipinya sudah memerah karena terlalu malu.



°°
Julvan sudah sampai di perusahaan tempat kerjanya juan, dia berjalan ke arah security.

"Permisi pak kalau Lerexan juan ada disini?"

"Itu bos saya non, tanya kesana saja non." Security itu menunjuk ke arah resepsionis kantor.

"Ouh makasih pak." Julvan tersenyum lalu masuk ke dalam kantor dan menuju resepsionis.

"Permisi, saya mau ketemu pak juan, apa ada?" Perempuan itu tersenyum.

"Sudah membuat janji Pak?" Julvan kaget mana ada cowo cantik kayak dia di sebut bapak tapi yowes la.

"Belum, tapi bilang saja saya julvan tetangganya."

"Baik, dimohon untuk tunggu sebentar ya pak." Lagi-lagi pak, julvan udah gedeg tapi gimana julvan gabisa apa-apa.

Julvan melihat-lihat perusahaan juan yang besar ternyata juan bosnya bahkan CEO di perusahaan ini, keren sekali.

"Pak juan menyuruh anda ke lantai atas, mari saya antar." Perempuan itu tersenyum lalu keluar dari meja resepsionis dan mengarahkan julvan masuk je dalam lift.

Dan tiba di lantai terakhir, kata resepsionis tadi ini adalah lantai favorit nya juan, sebenarnya ruangan juan bukan disini tapi di lantai bawahnya lagi tapi jika jam makan siang juan akan disini bersantai.

"Permisi pak." Lalu resepsionis itu membukakan pintu untuk julvan dan julvan memasukinya dan terlihatlah juan yang sedang menatap keluar jendela membelakanginya dengan tangan yang di masukan di kedua sakunya.

"Juan." Julvan memanggil juan karena dari tadi resepsionis memanggilnya tidak ada respon darinya.

Juan langsung menengok ke belakang dan berjalan ke arah julvan yang menatap nya aneh, dan mata juan menatap ke arah resepsionis nya dan resepsionis itu pun mengangguk mengerti ia keluar dari ruangan itu sembari menutup pintu.

"Nih, aku bawain makan siang, kan aku udah janji kemarin malam." Julvan tersenyum ke arah juan yang hanya menatapnya intens.

"Kenapa pake pakaian seperti itu." Juan melihat pakaian julvan yang hanya memakai kemeja putih yang menerawang dan celana panjang hitam.

"Emang kenapa, ini nyaman gak gerah." Julvan duduk di sofa di dekat situ, karena lelah berdiri terus.

Julvan membuka kotak makanan dan menyiapkannya juan hanya melihat saja, lalu julvan menggeser kotak makannya ke arah juan yang duduk di sebelahnya dan melihatnya bingung dan aneh.

"Kenapa? makanlah, aku sudah makan di rumah sebelum kesini." Juan membereskan wadah kotak makannya dan merapihkan meja.

"Aku tidak akan makan jika kamu tidak makan." Juan menyandarkan punggungnya, dan memejamkan matanya.

"Aish, Kamu aneh banget deh." Julvan sebenarnya tersenyum kegirangan salting dia karena juan kayak udah mulai ada cinlok-cinlok gitu ama dia.

Tapi dia harus tenang biar ga keliatan petakilannya malu dong gengsi depan doi.

Juan tidak mendengar ucapan julvan ia tetap menutup matanya dan melipat kedua tangan di dadanya.

"Yaudah aku makan, tapi ga mau banyak ya, takut gendut." Juan langsung bangkit dan menyuapkan makanannya, lalu menyuapi julvan, julvan happy-happy aja malah dia seneng.

"MIMPI NAON IE ENENG MAMA, KUDU JADI! gila aja ga jadi udah baper gini woy."^mimpi apa ini eneng mama, harus jadi!

Makanannya sudah habis bahkan tidak ada sisa kata juan makannya ga bisa di definisikan enak banget pokoknya.

Julvan membereskan kotak makannya dan menyimpannya di meja, ia akan beres-beres hendak pulang.

"Mau kemana?" Juan menatap julvan yang membereskan pakaiannya agar terlihat rapi.

"Ya pulang lah, kan kamu udah makan nya." Juan menatap tidak suka julvan, juan menahan pergelangan tangannya, julvan melotot kaget dalem hati dia seneng banget juan begini, kalo ga malu dia bakal guling-guling sekarang.

Setelah santai julvan menyandarkan punggungnya dan menaikan kedua kakinya di silangkan, juan hanya menatap dirinya yang memejamkan mata.

"Kamu ada rencana nikah lagi?"









TUNGGU KEKANJUTANNYA...

BABAII

BUJANGAN•NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang