Sabelas

1.5K 116 0
                                    

-votemen syang




••
Hari ini julvan berniat akan mengunjungi kantor perusahaan juan dalih-dalih membawa makan siang bersama gio juga.

"Gio kalo udah sampe tempat kerja nya om juan, gio panggil om juan daddy ya." Julvan memberitahu gio yang duduk di sebelahnya, mereka sedang di taksi bapak-bapak yang kemarin, gio menatap bingung julvan.

"Emang kenapa buna? om juan daddy nya gio?" Gio menatap pemuh harap ke julvan.

"Nanti buna jelasin, pokok nya oke kan?" Gio hanya tersenyum senang dan mengangguk semangat.

Bapak supir cuman ketawa ngeliat interaksi gio dan julvan yang merencanakan sesuatu.




°°
"Ah nona julvan, pak juan sudah menunggu di lantai atas." Resepsionis menyapanya dengan ramah, julvan hanya tersenyum manis dan pergi menuju lift.

Saat julvan menunggu lift, tiba-tiba ada keributan di meja resepsionis julvan menengok dan terlihat ada lyora yang sedang marah-marah pada resepsionis, gio memeluk kakinya karna takut.

"Maaf, pak juan sedang sibuk."

"Sibuk, sibuk apaan sih, kalian ga tau aku calon istri juan hah?!" Lyora menunjuk-nujuk resepsionis dan bawahan kantor juan.

Security menahan lyora tapi lyora terus berontak dan terus berteriak yang menjadi suasana kantor ricuh banyak yang menonton kelakuannya.

Lift terbuka julvan menengok ke arah lift ternyata juan turun dari lantai atas dengan rahang yang mengeras, tapi setelah melihat julvan dan gio juan meluruhkan wajah amarahnya dan tersenyum.

"Tunggu ya, aku urus bajingan sialan dulu." Juan melangkah ke arah meja resepsionis dan menatap dingin lyora yang tersenyum menatap juan.

"Juan, lihat bawahan kamu kurang ajar sama aku!" Lyora berontak dari pegangan security dan terlepas pegangannya.

Julvan hanya diam melihat lyora dan juan dengan datar, ia berpikir apa yang harus dia lakukan agar wanita itu bisa pergi seumur hidup dari juan.

"Pergi." Juan menatap marah lyora dan suasana semakin mencekam karena aura dominan juan terlihat semakin pekat.

"Ga! juan aku ini calon istri kamu!" Lyora memegang lengan juan yang di masukan ke dalam sakunya.

"Daddy, sudah gio takut." Gio langsung berlari ke arah juan yang sedang menatap lyora marah, tapi setelah mendengar gio menyebutnya daddy ia sedikit kaget, gio langsung memeluk kaki juan dan menatap juan, juan juga menatapnya.

"Sudah, gio takut hiks" Gio memeluk juan semakin erat dan menangis sesegukan.

Lyora yang menatap gio dengan marah dan kesal ia kesal kenapa anak kecil itu menyebut juan daddy?

Lyora berjalan ke arah gio dan akan mendorong gio dari juan, tapi julvan bergerak cepat dan menahan lengan lyora.

"Kamu mau apa sama anak saya hah?" Julvan menatap marah lyora, lyora semakin melebarkan mata dan menatap marah juga ke julvan.

Gio langsung di gendong oleh juan dan gio langsung menyembunyikan wajahnya di dada juan.

"Tangan kotor kamu tidak berhak menyentuh hal yang berharga buat saya!" Julvan menghempaskan lengan lyora dan lyora sedikit tersungkur.

"Dasar pelacur murahan, perebut calon suami orang lain!!" Lyora menunjuk-nujuk wajah julvan dengan marah, julvan mengeraskan rahangnya dengan nafas yang cepat, ia sudah tersulut dengan amarah, ia tidak bisa di injak-injak seperti ini.

"Kamu hanya seorang janda gatal, yang haus dengan penis dan kau membawa juan ke dalam kehidupan mu yang kotor untuk bertanggung jawab soal anak mu hah?!" Lyora tersenyum licik dan terus menunjuk julvan.

"Lyora berhenti dan tutup mulut besar mu!!" Juan di belakang julvan menatap marah dan datar lyora rahangnya pun mengeras ia tidak suka julvan di hina seperti ini, ia tidak bisa bertindak lebih, karna gio terus menangis di gendongannya

"Kau pe-

PLAK

"Bajingan, saya tidak serendah apa yang kamu bicarakan! saya punya harga diri! tidak seperti dirimu menjilat kaki orang lain hanya untuk kesenangan semata." Julvan menahan nada suaranya, ia tidak ingin gio mendengar ucapan nya yang kasar.

Lyora memegang pipi kiri nya dengan wajah yang kaget, pipinya memanas karna saking kencangnya tamparan julvan, bahkan ada bekas tangan julvan disana.

"Jangan pernah! membawa-bawa anak saya dalam masalah ini! ini hanya antara saya, kamu dan juan." Julvan menekan punggung tangan lyora dengan telunjuknya dan lyora yang masih memegang pipi kirinya, dengan wajah yang shock.

Juan tersenyum miring melihat julvan yang bahkan bisa lebih gila dari dirinya.

"Pergi! PERGI!" julvan mendorong lyora sampai sedikit terhuyung, dan lyora pergi dengan cepat ia menangis menahan rasa malu.






hayo vote

TUNGGU KEKANJUTANNYA...

BABAII

BUJANGAN•NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang