Genepbelas

2.1K 108 1
                                    

-votmen syang



••
Julvan sedang berkumpul bersama heci, dan reva mereka lagi nonton drakor di rumah julvan, anak-ananya lagi maen di kamarnya gio.

"Huekk guys giwla gue mwual banget ga kuat." Julvan berlari ke kamar mandi tamu.

"Kunaon maneh?" Heci menatap juan yang sudah kembali dari kamar mandi yang masih dengan wajah mual.^kenapa kamu?

"Kade reneh." Reva berbicara asal saja sembari melihat tv yang menayangkan drakor.^Awas hamil

Julvan menggebrak meja dan memelotot kaget, sudah 1 bulan yang lalu ia dan juan melakukan hubungan badan, ia benar-benar takut sekarang.

"Heci, reva, juan keluar di dalem!!" Heci dan reva langsung melotot kaget menatap julvan yang sedang bengong.

"Beli testpack gera!!" Reva langsung pergi keluar membeli testpack.^Beli testpack cepet!!

"Ngges baraha kali sia teh? terus ker iraha eta??" Heci mendekat ke arah julvan yang sudah menatapnya panik.^Udah berapa kali kamu teh? Terus waktu kapan itu?

"Baru sekali, sekitar 1 bulan yang lalu, kumaha atu ie??" Julvan memegang tangan heci dengan erat dan menatap heci berkaca-kaca.^Gimana ini??

"Tenang hela ke urang riungkn jeng si juan, jangan dulu bilang sama tante wini sama om yuda." Heci juga panik.^Tenang dulu nanti kita kumpul sama juan.

"Yeu testpack na, gera jig kaditu." Reva memberikan testpack sama julvan, dan julvan pun bergegas ke kamar mandi.^Nih testpack nya, cepet sana.

Julvan pun menunggu hasil testpack di kamar mandi sembari mengigiti kukunya dengan raut panik.

Sudah waktunya, julvan pun melihat hasil testpack dengan lemas, dan ia segera keluar dari kamar mandi dan menghampiri dua temannya yang menatapnya penasaran.

GARIS DUA

"TELEPON SI JUAN CEPET!!!" Heci berteriak, julvan menangis sesegukan.

Reva dengan cepat menelfon juan dengan panik, dan juan pun disana panik setelah mendengar tentang julvan dan itu penting, ia langsung bergegas pulang.



°°
"Kenapa?!" Juan ngos-ngosan dengan wajah penuh keringat dan jas, kemejanya berantakan, dan kedua temannya di belakang pun takalah berantakannya.

Juan melihat julvan yang menangis langsung menghampirinya dan memeluknya erat.

"Kenapa hm?" Julvan semakin menangis di pelukan juan.

"Cup cup tenang dulu, cerita sama aku." Julvan menatap juan, juan menatap mata julvan yang berlinang air mata, juan pun menghapus air mata yang ada di pelupuk mata julvan.

"Juan, aku hamil." Julvan kembali menangis, juan menghela nafas dan mengecup kening julvan.

"Aku tanggung jawab, besok kita bicarakan sama keluarga aku dan keluarga kamu ya, jangan nangis terus nanti cape." Juan menyisir rambut julvan yang menghalangi matanya, rambutnya basah penuh dengan keringat dan air mata julvan.

"Tu mata nya merah, udah jangan nangis terus, kasian dede bayi nya nanti sedih liat kamu nangis." Juan mengecup hidung julvan dan dengan perlahan julvan pun meredakan tangisannya tapi masih sesegukan.

Juan pun terus memeluk julvan yang masih sesegukan, ia berusaha tenang agar julvan tidak panik lagi, ia juga panik dan sedikit takut tapi ia harus gentle, kalo laki harus bisa bertanggung jawab.

Heci dan reva menatap julvan dengan sedih, marves mendekat ke arah heci dan memeluknya dari samping, vanos hanya diam di sebelah reva yang cuek padanya, ia canggung jika memeluk reva.

"Gio dimana?" Juan menatap heci dna reva.

"Gia di kamarnya lagi maen sama anak-anak kita."

"Bawa gio ke rumah lu heci jagain sama marves juga, gua mau bawa julvan ke kamarnya dia tidur.." Heci mengangguk dan juan menggendong julvan ala koala, lalu naik tangga dan berjalan ke arah kamar julvan dan memasukinya lalu mengunci pintunya.

"Yaudah aku mah pulang aja, kalo rama nanyaken aku, suruh pulang kerumah weh ya." Reva bangkit dari duduknya.^Yaudah aku pulang aja, kalo rama nanyain aku, suruh pulang kerumah aja.

"oke." Heci juga bangkit dari duduknya dan berjalan naik ke tangga untuk menjemput anak-anak.

Reva pun berjalan ke arah pintu dan keluar dari rumah julvan, vanos hanya menatapnya sendu.

"Rasain kan lu." Marves menatap vanos yang galau menatap reva yang cuek, vanos hanya menghela nafas.






hayo vote

TUNGGU KEKANJUTANNYA...

BABAII

BUJANGAN•NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang