Don't Like Don't Read
.
.
.
Warning! Penulisan EYD Kurang Tepat dan Typo Bertebaran⚠️
.
.
.
-Happy Reading-
🤍🤍🤍🤍
Petikan demi petikan senar ukulele di iringi nyanyian seorang remaja berusia tujuh belas tahun menyapa gendang telinga para pengguna jalan raya yang harus berhenti menunggu rambu lalu lintas berwarna hijau.
Kaos merah yang sudah berwarna pudar dan celana sebatas lutut mampu membuat remaja tersebut bertahan di tengah teriknya matahari di siang hari.
Suara perut yang berbunyi sedari tadi tak ia hiraukan sebab tak ada uang yang cukup untuknya walau hanya sekedar sesuap nasi untuk mengganjal perutnya.
Brum
Brum
Remaja itu menatap lampu lalu lintas yang sudah menunjukkan lampu hijau dimana ia harus menyingkir sebelum ia mendapat teguran dari pengguna jalan tersebut.
Pemuda itu menatap kaleng susu yang sedari tadi ia bawa, matanya berbinar ketika ada dua lembar uang dua ribu dan lima uang logam senilai lima ratus rupiah.
"Bisa beli beras setidaknya satu gelas" lirih pemuda tersebut.
"Lari Genta! Polisi akan menangkapmu!" Suara pemuda yang seumuran dengannya tengah berlari ke arahnya dan membuat pemuda yang di panggil Genta itu melihat di belakang temannya itu ada beberapa tim pengaman yang memang sering memburu orang-orang sepertinya.
Genta dan temannya itu lantas berlari cepat menghindari tangkapan mereka sampai mereka sudah berada di wilayah tempat mereka tinggal. Jalan yang mereka telusuri merupakan jalan sempit dan begitu banyak pemukiman kumuh.
Begitu cepatnya Genta bersama temannya lari membuat para tim keamanan tersebut kehilangan jejak mereka. Dan kini keduanya sudah mulai merasa lega dan berjalan santai sambil terkekeh mengingat bagaimana mereka kabur menghindari para tikus menyebalkan itu.
Benar, Genta dan temannya sering menyebutnya tikus menyebalkan karena mereka, Genta dan temannya akan sulit mendapat uang tambahan untuk bertahan hidup.
"Apa yang kau lakukan setelah ini Genta?"
"Aku harus memulung Aska, setidaknya gaji sepuluh ribu disana bisa mengganjal perutku" ucap Genta.
"Aku ikut!" Ucap Aska dengan semangat membara sedangkan Genta menganggukkan kepalanya dan mereka berdua pun berjalan menuju tempat pembuang sampah yang tak jauh dari posisi mereka saat ini.
Huekk...huekkk
"Berhenti! Aku mendengar suara.." Genta menghalangi jalan Aska dan berusaha menajamkan pendengarannya sejenak, begitupun juga Aska.
![](https://img.wattpad.com/cover/361212936-288-k68584.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Star (Slow Update)
General FictionPepatah mengatakan kalau kehidupan seperti roda yang selalu berputar, kadang hidup berada di atas kadang berada di bawah. Lalu bagaimana ketika dunia yang di hadapi selalu menekan hidup anak kecil untuk selalu berada di bawah, tidak ada sedikitpun k...