part 23

2.4K 158 0
                                    

Hari ini mereka lewati dengan bersenang-senang layaknya keluarga pada umumnya. Jeno akan bermain dengan Abigail di taman bersama kelinci kesayangan Abigail. Sedangkan Mark kembali di sibukan dengan beberapa berkas dari kantornya.

Secangkir kopi terlihat tergeletak di meja kerja Mark. Jeno pelakunya.

"Dimana Abigail?"
Tanya Mark pada Jeno.

"Ada di ruang tamu. Dia sedang menggambar"
Ucap Jeno. Mark mengangguk pelan.

"Ingin makan siang?"
Tanya Jeno.

"Kalian sudah lapar?"
Tanya Mark balik. Jeno menggeleng pelan.

"Jika lapar, kalian duluan saja. Aku harus mengerjakan ini dulu"
Ucapnya yang kembali sibuk dengan kertas di tangannya.

"Ini hari minggu, bukannya kau mengambil cuti untuk istirahat?"
Tanya Jeno yang masih setia di samping Mark.

"Aku tidak tau harus melakukan apa?"
Jawab Mark dengan jujurnya. Jeno terdiam sebentar. Ia tau pria seperti Mark terlihat sangat kaku dan tidak punya fantasi untuk bersenang-senang.

"Luangkan waktu mu untuk Abigail. Dia juga membutuhkan mu?"
Ucap Jeno. Mark yang mendengar hal itu terlihat tersenyum, menarik tangan Jeno untuk ia cium punggung tangannya.

"Aku ingin makan malam spesial untuk kita"
Ucap Mark dengan tiba-tiba.

"Makan malam? Di luar?"
Tanya Jeno. Mark mengangguk pelan.

"Kenapa tidak di rumah saja? Aku akan memasak makanan yang lezat untuk kita bertiga"
Ucap Jeno.

"Ada apa, sayang? Kau tidak ingin keluar rumah?"
Tanya Mark.

"Tidak, hanya saja aku pikir Abigail sedang tidak ingin kemana-mana. Dia hanya ingin menghabiskan waktu dengan kita"
Ucapnya yang teringat dengan Abigail. Mark yang mendengar hal itu terlihat mengangguk lalu kembali tersenyum tipis.

"Terimakasih.."
Ucapnya dengan lirih. Jeno menatap kaget kearahnya.

"Sudah ada untuk Abigail"
Lanjutnya. Jeno tersenyum lembut membalas senyuman tampan dari Mark untuknya.



















Makan malam itu benar-benar terjadi. Jeno cukup bekerja keras untuk membuat makan malam yang lezat untuk kedua tuan rumah itu. Si manis itu hanya ingin membuat Abigail senang dengan hidangan yang ia buat. Begitupun untuk Mark. Mengenai perasaannya dengan pria itu, kita lupakan saja dulu sebentar. Jeno masih berusaha untuk menenangkan perasaannya.

Makan malam sudah siap, begitupun dengan Mark dan Abigail yang sudah menunggu di meja makan.

Semua makanan sudah di letakkan di atas meja, Jeno juga sudah membersihkan tubuhnya dan tinggal bergabung dengan Abigail dan Mark di meja makan. Namun belum sempat ia mendudukan dirinya, suara bell pintu mansion Mark berbunyi. Menandakan ada seorang tamu yang datang malam-malam begini ke mansion pria tampan itu.


















Jeno terdiam di tempat saat melihat Mark membawa seorang wanita masuk ke dalam rumahnya. Ya wanita itu adalah Sohyun. Wanita yang beberapa hari ini menjadi objek cemburu seorang Jung Jeno.

"Selamat malam semuanya"
Ucapnya dengan senyuman palsu ke semua penghuni rumah Mark yang sedang ada di ruang makan. Tidak ada jawaban dari siapapun.

"Untuk apa kau ke sini?"
Tanya Mark yang kini duduk di sebelah Jeno.

"Astaga, kau jahat sekali. Aku ingin menemui mu tentunya"
Ucap Sohyun dengan manja.

"Duduklah nona. Makan malam bersama kami"
Ajak Jeno membuat Mark langsung menoleh kearahnya.

"Oh, benarkah? Terimakasih kalau begitu"
Sohyun langsung mendudukan dirinya di sebelah Abigail yang hanya menatap aneh dirinya.

"Wah..ini semua masakan mu?"
Tanya Sohyun menatap takjub seluruh masakan itu.

"Iya"
Angguk Jeno bangga.

"Aku tidak tau, selain hanya jadi sekretaris Mark. Kau pintar memasak juga"
Ucap Sohyun dengan wajahnya yang entah kenapa terlihat sangat antagonis dimata Abigail.

Jeno tersenyum tipis,
"Aku juga tidak tau jika selain mempunyai perusahaan besar kau juga sangat suka mengkritik orang"
Ucap Jeno sedikit menyindirnya.

Mark yang mendengar hal itu langsung menoleh kearah Jeno dengan senyuman tipis. Sedangkan Sohyun sudah mendengus kesal.

"Oh, iya Mark. Bagaimana penawaran ku kemarin? Kau masih mau bekerja sama dengan ku kan?"
Tanya Sohyun.

Jeno yang mendengar hal itu langsung menoleh kearah Mark. Mark tersenyum tipis lalu mengangguk.

"Tentu saja"
Ucapnya santai. Sohyun tersenyum menang menatap remeh kearah Jeno.

"Kalian berdua punya hubungan!?"
Tanya Abigail dengan tatapan tajamnya. Menatap garang sang paman.

"Tidak"

"Iya!"

Mark menatap sanksi kearah Sohyun yang membalikan fakta.

"Dulu. Dulu kami punya hubungan. Bukankah begitu Mark?"
Sohyun menatap sensual kearah Mark. Mark terdiam lalu menoleh kearah Jeno yang menatap kesal dirinya.

"Ayo, makan! Kita sudah terlalu banyak bicara"
Ucap Mark mengalihkan perhatian yang terasa mencengkam ini. Lalu setelahnya mereka memulai makan malam mereka dengan ocehan Sohyun tentang masa lalunya dengan Mark. Membuat Jeno merasa kesal, karena makan malam mereka yang seharusnya nyaman dan tentram harus rusak karena wanita yang ada di depannya ini.

































VannoWilliamsSuldarta

Mafia Secretary (MarkNo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang