- L U C A N E -
~
Merayakan keberanian Jane, mereka berempat pun nongkrong di sebuah café yang tidak jauh dari SMA Harapan. Jane, Miska, Janira, dan Kirana duduk di tempat yang dipilih oleh Janira.
"Bener ya ternyata kata tante Rena kalo kak Jane tuh suaranya bagus banget," puji Kirana.
"Jangan melebih-lebihkan deh, Na. Kalo kebanyakan dipuji, malah jadi malu guenya," tepis Jane.
"Bener kata Kirana. Setiap gue ke rumah lo, Bunda Rena tuh pasti selalu bilang kalo suara lo bagus, tapi selama 6 tahun gue sahabatan sama lo aja gue gak pernah denger lo nyanyi. Dan akhirnya tadi gue membuktikan sendiri perkataan Bunda Rena ternyata itu semua fakta," tambah Miska diikuti anggukan kecil dari Kirana.
"Kak Jane berhenti nyanyi gara-gara cowok pujaannya itu," cetus Janira mendapat cubitan kecil di pahanya.
"Maksudnya gimana, Ra? Cowok pujaan Jane, berarti Lucas dong? Jadi alasan lo gak berani nyanyi di depan banyak orang itu gara-gara dia?!" tanya Miska penuh penegasan.
"Gak ada yang perlu dirahasiain lagi, kak. Kasih tau aja semuanya sekarang."
Jane akhirnya luluh. Pertahanan yang ia bangun perlahan mulai roboh karena sekarang ia rasa perlu menceritakan apa yang terjadi 7 tahun yang lalu yang membuat Jane takut untuk bernyanyi di depan banyak orang.
"Singkat aja ya. Jadi, waktu itu gue kelas 5 SD dan gue sekelas sama Lucas. Pas mata pelajaran seni budaya, kita disuruh nyanyi satu persatu untuk nilai ujian. Terus Lucas di ledekin temen-temen sekelas karena suaranya kurang bagus dan gue dipuji karena suara gue bagus katanya. Lucas ngamuk, dia lempar kekesalannya ke gue. Dia kata-katain gue dan bilang kalo gue mending gak usah nyanyi karena suara gue jelek di telinganya. Kira-kira itu kejadian yang bikin gue gak pede sampai saat ini," jelas Jane.
"Jadi lo gak pede cuma karena omongan 1 orang yang iri sama suara lo yang sangat merdu ini?"
"Dari dulu, Kak Jane selalu lebih unggul dari Lucas. Nilai Kak Jane selalu lebih bagus dari Lucas dan orangtua Lucas selalu membanding-bandingkan dia dengan Kak Jane. Makanya Lucas kesel banget sama Kak Jane," jelas Janira yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Jane.
Bertahun-tahun ia merahasiakan hal itu dari Miska. Miska selalu penasaran tentang apa yang membuat Jane dan Lucas tidak pernah akur, namun Jane selalu mengatakan tidak untuk menceritakannya dan dengan entengnya Janira membocorkan itu semua.
"Tadi pagi lo marah ke gue karena rahasia lo hampir terbongkar dan sekarang tanpa dosa lo certain semuanya yang udah gue tutupin selama bertahun-tahun?" cetus Jane dengan penuh amarah.
"Gue marah karena rahasia gue hampir terbongkar di depan bunda dan itu hal yang paling ayah sama bunda benci. Kalo rahasia lo yang ini kan gak ada salahnya buat diceritain," balas Janira dengan entengnya.
Jane tahu betul sifat sahabatnya itu selama 6 tahun mereka bersama. Miska dengan mulut ceplas ceplosnya, ia pasti akan membahas masalah ini di depan Lucas. Jane tidak ingin Lucas semakin membencinya karena konflik lama mereka yang menyebar.
"Gue paham kok kenapa lo gak pengen cerita. Santai aja, gue bukan Miska yang kolot lagi kayak dulu. Cerita ini dijamin aman dan tersimpan dengan rapih," ucap Miska seolah menyadari apa yang Jane pikirkan tentangnya.
"Gue percaya sama lo."
Disela-sela mereka berbincang, Jane pamit ke toilet karena mendapatkan panggilan alam.
Selesai dengan urusannya, ia pun beranjak kembali ke tempat mereka berkumpul, namun ia langsung dihadang oleh seorang pria yang berdiri di depan pintu toilet seolah-olah sedang menunggu seseorang keluar dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCANE
Romance"Aku memuji dirimu dihadapan bintang-bintang. Namun tiba-tiba mereka menghilang dan disambut oleh rintikan hujan. Lihat, betapa mereka tidak menyukaimu." Tulis gadis itu di sebuah buku kecil berwarna biru tua sambil memandangi langit yang mendung. J...