Ch. 1 - Perkenalan

304 18 8
                                    

Ternyata Istriku Tampan

Chapter 1 - Perkenalan

.

.

.

Na Jaemin.

Muda, tampan, dan kaya.

Ah, ya, dia belum kaya raya atau berstatus sultan karena direktur utama masih dipegang oleh ayahnya. Dia hanya menjadi orang kedua (tolong dibaca kedua dari posisi terendah) di perusahaan itu dan seringkali tidak dianggap. Tak lain tak bukan karena status Jaemin hanyalah mengisi jabatan sebagai formalitas semata. Sebenarnya dia tidak menyukai profesinya sebagai pengusaha muda, tetapi ibunya terus berdakwah sehingga Jaemin tidak berkutik selain menuruti keinginan kedua orang tuanya.

Begitulah, Junmyeon dan Joohyun harus merelakan anak semata wayangnya. Mereka paham jika Jaemin tidak minat di bidang bisnis, tapi Junmyeon tidak bisa melepaskan usaha yang sudah dirintisnya sebelum menikah dengan Joohyun. Jika Jaemin tidak meneruskan, siapa lagi yang bisa dipercayakan Junmyeon untuk mengurus usahanya? Junmyeon paling anti memberi kepercayaan, apalagi banyak kasus perusahaan menjadi bangkrut hingga hancur berkeping-keping setelah pergantian direktur utama. Alhasil, dia dan istrinya menekan sekaligus memaksa Jaemin menekuni dunia bisnis.

Demikian Jaemin yang pada dasarnya memiliki otak bisnis dari ayahnya meminta sebuah kesepakatan. Dia dengan vokal mau mengurus perusahaan keluarga asalkan dia dibebaskan untuk mengencani perempuan yang disukainya. Bayangkan betapa murkanya Junmyeon mendengar permintaan anaknya. Seingat Junmyeon, dia tidak segenit itu sewaktu masih muda, tapi kenapa bibitnya bisa bermodelan seperti Jaemin? Sementara Joohyun hanya menghela nafas dan memperbolehkannya.

Itulah awal cerita di balik hubungan Jaemin dan Minjeong. Jaemin bertemu gadis itu saat perjalanan bisnis di Busan. Dia melihat gadis mungil yang terlihat ceria sedang mengantre di sebuah toko makanan manis. Buru-buru Jaemin menghampirinya untuk mengajak berkenalan. Bermodal tingkat percaya diri yang tinggi, Jaemin dengan mudahnya mendapat media sosial Minjeong. Jika ditanya bagaimana cara pendekatannya pada saat itu, Jaemin dengan muka polosnya menanyakan apakah Minjeong seorang ulzzang. Karena Minjeong lebih muda, dia mudah tersipu. Bukan salahnya juga, toh ketampanan Jaemin kelewat di luar nalar karena pakaian yang dikenakannya sangat menggoda: kemeja putih; jas hitam; celana kain yang senada dengan jasnya; dan dilengkapi jam tangan mewah.

Singkatnya, keduanya sering bertukar pesan hingga mulai percaya satu sama lain untuk menjalin hubungan yang lebih serius. Hubungan mereka pun dapat dikatakan langgeng karena Jaemin menyukai gadis itu, sedangkan Minjeong juga senang berada di dekat Jaemin.

Namun, itu hanyalah kisah awal. Hari ini Jaemin pulang terlambat karena terjebak hujan lebat di jalan. Mukanya sudah sekusut pakaian kerjanya dan semakin kusut karena ibunya mencegat dirinya di ruang tamu. Jaemin yang sudah tidak bersemangat hanya memasang muka jutek, tapi tetap mematuhi permintaan Joohyun untuk duduk di sofa yang ada di ruang tamu. Di sana juga ada ayahnya yang sedang menghadap layar laptop.

"Kenapa, sih, Bu?" tanya Jaemin agak gusar. Dia ingin segera naik ke kamarnya lalu melakukan panggilan video dengan Minjeong supaya semangatnya kembali penuh. "Aku capek habis kerja."

Joohyun menaikkan satu alisnya. Kebiasaan yang ia lakukan jika anaknya mulai menunjukkan tanda-tanda akan membantah. "Jangan manja. Ayahmu juga sedang bekerja di sana," tunjuk sang ibu dengan dagu yang mengarah posisi duduk Junmyeon. "Duduk yang baik. Ada yang ingin Ibu sampaikan."

Jaemin pun memperbaiki posisi duduknya. "Ada apa, Bu?"

Mendadak suasana menjadi hening, bahkan Junmyeon meminggirkan laptop dari pangkuannya. Jaemin sedikit tersudut. Suasana ini sama seperti saat dirinya diminta untuk menjadi wakil direktur abal-abal di perusahaan ayahnya. Joohyun masih memangku kedua tangan di depan dadanya. Wanita dewasa itu berdeham sebelum mengeluarkan suara.

Ternyata Istriku TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang