Ch. 20 - Dua Hati Satu Rasa

115 15 1
                                    

Ternyata Istriku Tampan

Chapter 20 - Dua Hati Satu Rasa (Final)

.

.

.

Jaemin tidak bisa berlama-lama di kamar rawat Renjun. Tanggung jawabnya sebagai seorang dirut telah memanggil. Jadi, setelah berbasa-basi sedikit dengan Renjun perihal pekerjaan, Jaemin pamit undur diri. Kini Jaemin keluar dari area parkir. Bak pesona pengusaha muda di novel-novel remaja, Jaemin berjalan dengan penuh wibawa. Jaemin mengenakan jas tanpa kancing. Gaya yang sering ia gunakan selama tidak ada agenda rapat.

Mata Jaemin menatap ke depan hingga ia sadar ada seorang wanita yang menunggu di depan pelataran kantor. Wanita itu mengenakan topi dengan pinggiran yang cukup lebar. Di tangannya terdapat tas kecil yang dia pegang dengan kedua tangan di depan tubuhnya. Matanya tertutup kacamata hitam sehingga sulit untuk mengenali wajahnya. Jaemin mendekat.

"Permisi," ujar Jaemin sopan. "Apa Anda menunggu seseorang?"

Wanita itu berbalik dan saat mengangkat kepalanya, Jaemin sedikit terperangah.

Jaemin merasa déjà vu. Di hadapannya terdapat seorang wanita yang sempat ia tanyai sebelum keduanya berakhir di kedai kopi dekat kantor Junmyeon. Topi di kepalanya tidak ia turunkan walau mereka duduk di dalam ruangan. Jaemin menanti lawan bicara untuk memulai pembicaraan, tapi tak kunjung berucap.

"Apa kabarmu, Minjeong?" tanya Jaemin pada akhirnya. Dia sempat tidak mengenali Minjeong sebab wanita itu mengubah gaya berpakaiannya.

Dulu Minjeong sangat suka memakai celana jeans dan kaus atau kemeja putih. Sebagai tambahan, Minjeong juga suka mengoleksi jaket denim. Namun, kali ini Minjeong mengenakan kemeja krem dan rok hitam selutut yang membuatnya tampak lebih anggun. Topinya pun senada dengan warna rok yang dikenakan Minjeong. Lehernya dihiasi dengan kalung mutiara putih. Tak lupa dengan kacamata hitam yang membuat tampilannya semakin sempurna.

"Aku baik, Jaemin."

"Hah?" Jaemin sedikit memajukan tubuhnya. Telinganya pasti salah dengar karena Minjeong memanggil namanya tanpa panggilan kesayangan.

Perlakukan yang berbeda ini langsung diluruskan oleh Minjeong sebelum Jaemin salah tangkap. "Aku datang untuk membicarakan hubungan kita," katanya dengan lancar. Dia telah mempersiapkan diri dari jauh-jauh hari untuk berbicara dengan Jaemin secara empat mata.

"Ah, itu," Jaemin kembali pada posisi awal. "Aku minta maaf karena menjelaskannya lewat pesan teks. Aku sudah meneleponmu, tapi gak bisa."

Minjeong mengangguk. "Tak apa. Aku tidak marah," ujarnya singkat. "Aku ikut prihatin, tapi juga bersyukur karena Kak Renjun selamat berkatmu."

Mata Jaemin mengerjab. Ini pertama kalinya Minjeong mengungkapkan rasa simpatinya teruntuk orang selain dirinya sendiri. "Minjeong, apa kepalamu habis terbentur?" tanyanya dengan wajah lugu.

Tangan Minjeong menutup mulutnya saat sedang tertawa kecil. "Tidak," akunya sambil menggeleng pelan. "Kita sambung obrolan ini nanti. Sekarang aku ingin bicara serius."

Tubuh Jaemin menegak, "Ada apa, Minjeong?"

Melihat reaksi Jaemin, Minjeong jadi berkecil hati. Mendadak ia sedikit ragu, tapi tidak ingin membuang kesempatan ini. "Jaemin, aku minta maaf," ucapnya sambil tertunduk. "Banyak kesalahan yang kuperbuat selama kau dan Kak Renjun berstatus suami istri."

"Minjeong," sebut Jaemin, tapi Minjeong tidak menghiraukannya.

"Aku terlalu egois dan terlalu serakah sampai bersikap tidak pantas," sesalnya. "Kemudian aku sadar jika aku berlebihan. Cinta yang kupunya berakhir menjadi obsesi yang tidak baik."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ternyata Istriku TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang