Ch. 8 - Hasil Kerja Sama

136 15 0
                                    

Ternyata Istriku Tampan

Chapter 8 - Hasil Kerja Sama

.

.

.

Seminggu lebih setelah Jaemin dan Renjun masuk rumah sakit, kini keduanya tinggal di kediaman Junmyeon. Joohyun menyiapkan beberapa barang untuk menantunya, sedangkan Jaemin kembali menggunakan barang-barang yang sudah ada di dalam kamarnya. Setidaknya, baik bagi Jaemin maupun Renjun, tidur sekamar bukan lagi hal yang memalukan seperti saat mereka baru saja menikah.

"Ah, rasanya capek!" sambat Jaemin langsung menjatuhkan tubuhnya di atas kasur. Tidak ada bau cendana lagi, melainkan bau maskulin khas parfum yang biasa ia kenakan.

Renjun yang sebelumnya sedang membaca terkikik melihat tingkah laku Jaemin yang menggemaskan. Ia menutup dan menyingkirkan bukunya. "Mau kupijat?" tawarnya.

"Boleh, kepalaku kerasa berat," bilang Jaemin seraya menyamankan posisi kepalanya di pangkuan Renjun.

Barangkali ini terdengar tidak masuk akal, tapi beginilah cara hidup atau siklus dalam hubungan Jaemin dan Renjun. Perseteruan hebat diselesaikan dan tidak pernah diungkit lagi. Sekalipun Jaemin merasa masih mengganjal, tapi Renjun menunjukkan sikap yang selalu melihat hari esok lebih baik dari hari kemarin. Alhasil, Jaemin pun terbawa oleh sisi positif Renjun.

"Cutimu sampai kapan, Njun?" tanya Jaemin disela-sela Renjun sedang memijat kepalanya. Biasanya Renjun akan memijat kepalanya sekaligus melantunkan beberapa lagu bermelodi lembut. Ini membuat Jaemin semakin rileks.

"Pekan depan aku sudah masuk kembali," jawabnya.

"Biar kuantar jemput. Jangan naik kendaraan umum dulu."

"Apa itu tidak merepotkanmu?" tanya Renjun memastikan.

"Kondisimu belum sembuh betul dan itu sudah jadi tanggung jawabku sekarang," paparnya. "Ayah juga pasti paham kalau aku telat dikit."

"Baiklah."

"Renjun, ada satu hal yang masih kupikirkan."

"Ada apa?" tanya Renjun penasaran.

"Gimana nasib berkas atau dokumen yang dibutuhkan di pengadilan itu?"

Renjun berdeham cukup lama. "Mungkin ini terdengar mistis, tapi aku seperti punya firasat kalau ada sesuatu tidak beres saat berkas sudah hampir lengkap. Jadi, aku sudah menyimpan soft file-nya di akun pribadiku. File ini juga sudah aku kirim ke pengacaraku."

"Kalau dinalar, sebenarnya bisa aja," kata Jaemin enteng. "Kamu mau merebut kembali perusahaan orang tuamu. Saat musuhmu tahu kalau kamu sudah hampir selesai, mereka pasti melakukan segala cara untuk menghambat, bahkan menghentikanmu."

Renjun terkekeh, "Kamu jago membuat deduksi, ya?"

"Orang yang punya kekayaan sering diancam bukan?"

"Sepertinya begitu."

Tiba-tiba Jaemin bangun. "Udah waktunya makan malam," katanya dan Renjun mengangguk.

Karena kamar Jaemin ada di atas, Jaemin harus menggendong Renjun saat menuruni atau menaikki tangga. Sebenarnya Renjun bisa sendiri, tapi butuh waktu lama. Namun, bukan itu alasan utamanya. Renjun pernah hampir jatuh jika saja tidak ditarik tangannya oleh Joohyun. Mengetahui kejadian ini, Joohyun memarahi Jaemin yang tidak sigap dalam menjaga istrinya.

"Apa kalian mau pindah ke kamar yang ada di bawah?" usul Junmyeon ketika mereka makan di meja makan.

"Gak usah, Yah. Menggendong Renjun itu perkara kecil," balas Jaemin.

Ternyata Istriku TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang