Ch. 10 - Realita

129 20 2
                                    

Ternyata Istriku Tampan

Chapter 10 - Realita

.

.

.

Dalam sejarah hidupnya, hari ini, Jaemin pulang dengan keadaan paling kacau. Penampilannya masih aman, tapi pemikirannya sudah tidak tentu arah, mulai dari pekerjaan, urusan rumah tangga, dan Minjeong. Aneh, tapi untuk kali ini, Jaemin merasa tidak menyukai fakta bahwa ia masih menjalin hubungan dengan Minjeong.

Seperti malam-malam sebelumnya, lampu rumah sudah temaram. Biasanya Renjun menyiapkan makanan di meja makan untuk dimakan Jaemin. Jika Jaemin lapar, dia memakannya seorang diri walau makanan sudah dingin. Jika Jaemin terlalu lelah untuk makan, dia hanya menyimpan makanan itu ke dalam kulkas agar keesokan harinya dihangatkan lagi oleh Renjun. Malam ini, Jaemin tidak lapar dan ingin segera pergi tidur.

Di dalam kamar, Renjun terlelap layaknya seorang putri yang menunggu pangerannya tiba. Jaemin selalu terpukau dengan wajah Renjun yang sedang tidur. Kedamaian yang sunyi itu meresap ke dalam sanubari Jaemin yang sedang ricuh. Sayangnya, Jaemin tidak pernah mengungkapkan perasaannya yang sesungguhnya kepada Renjun. Alhasil, Renjun pun tidak pernah mengetahuinya.

Jaemin naik ke ranjang dengan perlahan. Diam-diam dia sering mengecup dahi Renjun sebelum memejamkan mata. Tak lupa tangannya yang tidak pernah absen memeluk tubuh ramping Renjun. Dulu dia paling malas jika harus tidur berpelukan. Dia melakukannya karena Minjeong memaksa. Namun, lain halnya saat bersama Renjun. Dengan memeluk Renjun, Jaemin merasa jika ia pantas untuk memberikan cintanya untuk Renjun.

Eh, cinta?

Tiba-tiba ada perasaan aneh yang menjalar dalam diri Jaemin.

"Ugh, aku tidak ingin mengakuinya, tapi aku takut kehilanganmu," ucap Jaemin amat pelan di curuk leher Renjun.

Tidur nyenyak Jaemin terganggu oleh suara gaduh yang samar tertangkap telinga. Ia membalik tubuh dan sadar jika Renjun sudah tidak ada di sininya. Renjun memang rajin, tapi sepertinya hari ini terlalu berlebihan. Mata Jaemin terbuka sedikit. Ia melirik jam digital di meja samping. Masih jam enam kurang!

Jaemin pun bangun dan segera mencari Renjun. Rupanya Renjun sedang berkutat dengan barang-barang, seperti pakaian, beberapa berkas, dan perlengkapan pribadi. Ada satu koper berukuran besar di dekat Renjun.

"Renjun, kamu mau kabur dari rumah?!" teriak Jaemin dramatis.

Renjun terlonjak kaget. Dia memunggungi Jaemin, jadi tidak tahu kapan Jaemin bangun dan kemari. "Jaemin, kamu mengagetkanku," katanya sembari mengelus dada sekaligus menatap Jaemin.

Jaemin berjalan cepat ke sisi Renjun, lalu berjongkok sambil memeluk paha istrinya. "Kamu mau pergi ke mana, Njun? Jangan tinggalin aku sendirian di sini. Aku takuttt."

Tubuh Renjun sempat goyah karena Jaemin memeluknya sedikit bertenaga. Untung saja tangannya sigap menangkap tubuh Jaemin yang kini sudah terduduk di bawah kakinya. Ia menggeleng melihat kelakukan Jaemin.

"Jaemin, aku tidak ke mana-mana, hanya pergi dinas luar kota," jelas Renjun. Sayangnya, suaranya kalah dengan rengekan Jaemin yang bertingkah layaknya bocah. Renjun menghela nafas, kemudian ikut duduk di lantai. Wajah Jaemin yang sedang tantrum sangat lucu di mata Renjun.

Tak lama, bibir Renjun menempel di bibir Jaemin. Seperkian detik suasana hening hingga Renjun menjauhkan kepalanya. "Sudah?" tanyanya lembut seraya mengusak surai Jaemin yang berantakan.

Jaemin? Ya, dia membeku.

Sekalipun sudah sering berciuman dengan Minjeong, Jaemin selalu tersengat saat menerima ciuman yang diberikan oleh Renjun.

Ternyata Istriku TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang