Ch. 11 - Fatamorgana

103 18 0
                                    

Ternyata Istriku Tampan

Chapter 11 - Fatamorgana

.

.

.

Pertemuan Jaemin dengan kawan-kawannya tidak membuahkan hasil yang memuaskan. Mereka bukannya tidak berperikemanusiaan atau hilangnya solidaritas antarteman, tapi ini bukanlah masalah yang biasa-biasa saja. Mark dan Jeno cukup prihatin, terutama untuk Renjun. Pria mungil itu sudah banyak berkorban untuk Jaemin, tapi Jaemin tidak banyak berbuat sebagai balas budi. Sementara Haechan dan Jimin, keduanya sama herannya, bagaimana bisa Jaemin melepaskan Renjun begitu saja?

Namun, bukan salah Jaemin juga. Jikalau harus disalahkan, itu salah ucapan Jaemin di masa lalu. Jaemin yang dengan percaya diri mengatakan akan bercerai dengan Renjun setelah urusan mereka tercapai. Bahkan, Jaemin pun membicarakan ini dengan Minjeong. Sekarang Jaemin mengerti. Seharusnya dia tidak membahas perkara rumah tangganya dengan Minjeong. Bodoh sekali, pikir Jaemin. Jaemin melarang Renjun untuk ikut campur urusannya dengan Minjeong, tapi Jaemin membiarkan Minjeong mencampuri urusan rumah tangganya bersama Renjun. Keterlaluan sekali.

Mungkin ini ganjaran yang harus diterima oleh Jaemin karena telah gagal menjadi kepala rumah tangga.

Ponsel Jaemin berdering. Dia baru saja menginjakkan kaki di rumah.

“Halo?”

“Mister Man, kenapa tidak membaca pesanku?”

“Hah?” Jaemin mengecek layar ponselnya. Rupanya Minjeong menelepon. “Aku baru pulang. Ada apa?” tanyanya.

“Apa Mister Man sudah mengurus dokumen penceraiannya?”

“Aku masih perlu waktu untuk membaca, Babe,” ujar Jaemin beralasan. Sebenarnya dia hanya tinggal membubuhkan tanda tangan dan menyerahkannya ke pengadilan, tapi Jaemin merasa belum sanggup untuk melakukannya.

“Sejak kapan Mister Man jadi rajin?” ejek Minjeong dan jujur saja ini agak melukai perasaan Jaemin. Bagaimanapun juga Jaemin adalah seorang pria yang memiliki harga diri.

“Dengar, Babe,” Jaemin menghela nafas panjang, “menikah itu bukanlah hal yang sederhana. Begitu pula dengan penceraian. Pasti ada pembagian gono-gini yang perlu disepakati.”

“Aku juga tahu itu, makanya aku menelepon.”

“Apa maksudmu?” mendadak Jaemin jadi ketakutan.

“Mister Man, pastikan kau memenangkan hak kepemilikan rumah itu,” kata Minjeong. “Jangan biarkan dia merebutnya kembali dari tanganmu.”

“Kim Minjeong!” bentak Jaemin. “Kau tidak boleh licik seperti itu!”

“Ck, benar dugaanku,” ucap Minjeong, “kau berubah karena pernikahan sialan itu.”

“Aku berubah karena kau yang membuat masalah ini,” Jaemin menahan emosinya.

“Haa, sudahlah. Tidak ada gunanya berdebat, apalagi melalui sambungan telepon,” Minjeong diam sejenak. “Mister Man, cepat selesaikan urusanmu, lalu kita segera menikah,” lalu sambungan terputus sebelum Jaemin memberi tanggapan.

Astaga, ujian apa lagi ini?

Hampir setiap waktu, Minjeong selalu mendesak Jaemin. Wanita itu senantiasa mengingatkan Jaemin guna mempercepat proses cerai, padahal Jaemin bingung bagaimana membuka komunikasi dengan Renjun. Tidak mungkin dia dan Renjun berpisah tanpa ada pembicaraan. Jika benar demikian, rumah dan isinya akan menjadi milik Jaemin. Dalam hati, Jaemin senang menerimanya, tapi otaknya menolak karena orang yang akan menikmatinya adalah Minjeong.

Ternyata Istriku TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang