Ch. 13 - Perpisahan

96 12 0
                                    

Ternyata Istriku Tampan

Chapter 13 - Perpisahan

.

.

.

Ketukan sepatu di pagi hari itu terasa menyebalkan di telinga Chenle. Dia hafal suara langkah kaki itu milik siapa dan beberapa hari yang lalu, ia tidak mendengar ketukan sepatu itu sama sekali. Oleh karena itu, dia bersikap super santai selama bekerja. Namun, keadaan seperti itu pasti tidak berlangsung untuk selamanya. Jadi, saat ketukan terasa sudah dekat, Chenle tidak mengangkat kepala, tapi ia sudah bersiap untuk membuka mulut.

“Gimana liburannya, Ge?”

“Tidak buruk,” jawab Renjun, lantas mengambil map yang berisi laporan selama ia tidak ada di perusahaan. Dia membaca secara cepat sebelum beralih ke map lainnya.

“Kalau gak buruk, kenapa udah balik kerja?” tanya Chenle lagi. “Nambah hari ‘kek, bikin anak ‘kek, atau apalah. Pokoknya, happy, happy, happy, happy,” adik sepupunya malah bernyanyi dengan sound yang viral di media sosial.

“Mana ada yang kayak begitu,” respon Renjun. Dia membawa sisa map yang ada untuk dibaca di ruangan pribadinya. Namun, ia teringat sesuatu. “Oh, ya, Chenle, tolong kirim email ke sekretarisnya Jaemin. Katakan, Jaemin harus segera menandatangani surat cerainya paling lambat lusa.”

“Ge gila?!”

Renjun mendesah, “Tolong lakukan apa yang kuminta. Terima kasih,” katanya dan berlalu.

Chenle memandang punggung kakak sepupunya itu dengan ekspresi tak mengerti. Dia tahu betul Renjun mencintai Jaemin setengah mati, tapi kenapa Renjun sangat berambisi untuk bercerai dari Jaemin? Sebenarnya ada apa dengan kehidupan keduanya setelah menikah?

“Aku gak pernah ngerti cara berpikir orang-orang yang membina hubungan rumah tangga,” keluh Chenle seraya membuka laptopnya. Dia hendak mengirim surel sesuai perintah Renjun.

“Mau coba denganku?” tanya seseorang dari balik bilik meja kerja Chenle.

“Heleh, anak baru jangan sok belagu begitu,” ejek Chenle.

“Loh, aku ‘kan anak baru di sini,” Jisung memunculkan kepalanya agar ia dapat melihat wajah Chenle, “beda lagi kalau udah di luar sana.”

“Heh,” Chenle membuang muka.

“Chenle! Jisung!” teriak Renjun. “Kalau berpacaran di luar saja! Jangan di kantor!” tegurnya.

Ah, sepertinya Chenle akan segera mengajukan surat pengunduran diri. Lama-lama, ia bisa stres dini. Pertama, karena bosnya adalah kakak sepupunya yang terkenal dengan keketatannya terhadap peraturan. Kedua, karena rekan kerjanya punya hobi menguji kesabarannya. Lengkap sudah ujian hidup Chenle.

Di lain kantor. Jaemin tahu ini belum ada jam 10 lebih, tapi Minjeong sudah ada di ruangannya. Wanita itu datang lebih pagi hanya untuk menanyakan ke mana saja dirinya dan satu pertanyaan yang bersifat sensitif bagi Jaemin. Apa lagi kalau bukan tentang surat penceraiannya dengan Renjun.

“Mister Man egois sekali,” kata Minjeong. “Liburan tanpa mengajakku.”

“Itu liburan yang dikasih teman-temanku,” bilang Jaemin. Rasanya dia lelah menghadapi sikap Minjeong yang makin ke sini makin kekanak-kanakan. Padahal, Jaemin sendiri juga masih seperti itu.

“Ya, tak apa. Aku tidak iri,” Minjeong mengibas-kibaskan tangan, “lalu bagaimana dengan surat cerainya?”

“Ya, nanti kuurus,” jawab Jaemin sekenanya. Topik ini paling malas ia bahas, bahkan saat bersama Renjun sekali pun.

Ternyata Istriku TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang