Ch. 15 - Bersandiwara

89 15 0
                                    

Ternyata Istriku Tampan

Chapter 15 - Bersandiwara

.

.

.

Renjun terbangun karena hidungnya terasa gatal. Hidung gatal ini membuat Renjun ingin bersin, tapi tidak jadi. Barulah Renjun sadar jika ia ketiduran di kursi balkon hingga hari hampir gelap. Namun, yang membuatnya bingung adalah selimut yang membungkus tubuhnya. Belum cukup dengan itu, suara Jaemin membuatnya lebih sadar dengan keadaan saat ini.

“Lehermu gak sakit?” tanya Jaemin.

Pertanyaan itu membuat Renjun meraba tengkuk belakangnya sekaligus menggerakkan lehernya sedikit. “Lumayan,” jawabnya.

Jaemin beranjak. “Aku buatkan teh lagi,” bilangnya.

“Jaemin,” panggil Renjun. Walau Renjun baru bangun, dia langsung sadar jika ada cangkir dengan cairan pekat yang masih utuh di sebelahnya. “Tidak usah. Aku malah merepotkanmu.”

Jaemin terhenti. Dadanya terasa sesak kala Renjun menolak kebaikannya. Namun, Jaemin masih menahan emosinya setelah keduanya lama tidak berjumpa. 

“Bisakah kita berbicara?” tanya Jaemin bernegosiasi.

“Ya, bisa,” Renjun menurunkan selimut ke pangkuannya. Menandakan bahwa dirinya siap berbicara di balkon dengan Jaemin.

“Di dalam, Renjun,” kata Jaemin. “Kamu bisa masuk angin kalau di sini.”

Sebenarnya Renjun sedikit tidak nyaman jika harus berada di dalam. Renjun akui jika kamar hotel yang dipilihkan Direktur Kun bukan main mewahnya. Kamar ini jauh lebih besar dibanding kamar yang dihadiahkan oleh Mark dan Haechan, terutama kasurnya. Kasur itu seolah memanggil Renjun untuk segera ditiduri. 

Namun, Renjun menahan diri karena di ranjang itu terdapat dekorasi handuk yang dibentuk seperti dua angsa dan beberapa kelopak mawar merah menghiasi kedua angsa tersebut. Direktur Kun tidak bercanda saat mengatakan ingin memberi hadiah untuknya sebab ini adalah kamar khusus pengantin! Renjun sangat malu, terlebih ada Jaemin di sini.

Jaemin tahu arah mata Renjun selalu tertuju pada ranjang berseprei putih itu. Kasur itu berukuran besar dan tampak nyaman untuk ditiduri. “Kamu mau tidur dulu?” tanyanya polos tanpa tahu apa yang dirisaukan oleh Renjun.

Renjun menoleh. Dia tertangkap basah sedang menatap ke arah kasur sampai lupa jika ada Jaemin di sini. “Tidak, kok,” lalu Renjun tersenyum. Dia harus menyembunyikan perasannya agar terlihat normal. “Bukannya kamu ingin membicarakan sesuatu?”

“Ya, tapi kamu kayaknya ngantuk banget,” Jaemin mendekati Renjun. “Tidur aja. Masih ada waktu buat ngobrol besok.”

“Tapi,”

“Aku tidak akan berbuat macam-macam,” kata Jaemin sambil mengangkat kedua tangan ke atas layaknya seseorang yang sedang tertangkap polisi. “Mungkin hanya memeluk dan sedikit mencium,” gumamnya.

Renjun tertegun, “Kamu tidak canggung atau gugup begitu?”

“Aku cuma takut kalau para kolega tahu kita udah cerai,” ungkap Jaemin. “Aku gak tahu gimana respons Ayah nanti.”

“Benar juga, tapi ini juga tidak baik untuk kita,” balas Renjun.

“Sebenarnya aku ada ide,” ucap Jaemin dengan nada pelan.

“Apa?” Renjun tidak ada dugaan atau asumsi apa pun karena sudah lama tidak bertemu dengan Jaemin. Otaknya juga sudah memerintah supaya Renjun segera menyingkirkan kedua angsa itu dari tempat tidur.

Ternyata Istriku TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang