3. Bodyguard Tampan

790 116 5
                                    

Gracio terkekeh mengamati tingkah putri kesayangannya yang kepala batu dan tidak mudah bersahabat. Tidak heran jika dalam waktu dua bulan saja, Chika sudah memecat sebanyak 32 pengawal.

Dan kini gadis itu terkesan tidak menyukai Aran. Padahal, bodyguard-nya itu jelas unggul dibanding pengawal-pengawal sebelumnya. Selain karismatik, Jefran juga tampak sepadan dengannya.

Chika menjatuhkan dirinya di kursi dengan bunyi berdebum, dia mengulurkan tangan dan meraih roti gandum. Gerakan tangannya cepat dan tegas, hampir seperti sedang memotong sesuatu, saat mengoleskan mentega pada rotinya.

Suara pisau menggesek permukaan roti terdengar tajam, lalu Chika melahapnya dengan gigitan keras, memperlihatkan kemarahannya. Pandangannya tetap tajam menatap Aran, seolah berusaha menembus pertahanan pria itu dengan tatapannya.

Sambil sarapan, gadis itu mulai memikirkan cara untuk membalas kelancangan pengawal barunya.

Setidaknya, dia harus memberi pelajaran kepada bodyguard yang telah menghinanya secara tidak langsung. Entah itu sengaja ataupun tidak. Dan akan lebih bagus lagi, jika Chika bisa memecat pengawalnya itu sekalian.

"Dia siapa sih, Dad? Ngerusak pemandangan aja!" Si cantik mengedikkan kepala ke arah Aran, tanpa benar-benar menatapnya.

Tuan Cio yang sedang menyesap kopi spontan meletakkan cangkir lalu mengode Aran untuk bersuara. "Jef, perkenalkan dirimu!

Pemuda itu mengangguk, lalu maju mendekati Chika. "Baik Tuan. Nona, saya Jefran, pengawal baru anda. Nona bisa panggil saya Aran." ujarnya sembari membungkuk punggungnya.

Refleks Chika segera memindai penampilan Aran dari pangkal kaki hingga ujung rambut. Baginya, pria bernama lengkap Jefran Erlangga itu terlalu sempurna untuk menjadi seorang bodyguard.

Tubuhnya memang tidak seseram para pengawal ayahnya yang lebih mirip pegulat MMA profesional. Namun, dengan bentuk badan yang Aran miliki sekarang, membuatnya terkesan jauh lebih seksi dan cocok untuk berada di sisinya.

Chika menggeleng, dia begitu terkejut dengan isi kepalanya sendiri. Bagaimana bisa gadis itu menganggap Aran cocok untuk menjadi pengawalnya. Padahal, memiliki bodyguard adalah sesuatu yang sangat memuakkan.

"Usia lo berapa?" Chika bertanya dengan nada ketus.

Aran yang sejak tadi menunduk, sekarang mengangkat wajah dan menatap nona mudanya. Dia sempat berpikir keras, dan hal itu membuat Chika keder.

"See, Lo bahkan ga inget umur? Wajar kalo hal sepele aja bikin lo bingung sampe salah orang." Si cantik tersenyum sinis. "Udahlah, gausah dijawab. Gue juga gak begitu tertarik."

Gadis itu mengalihkan pandangan, menatap ayahnya yang masih asyik menikmati kopinya.

"Daddyyy, bukankah Sica udah bilang, Sica gak butuh pengawal. Mereka ribet. Bayangin aja, aku selalu diikuti oleh tiga atau empat pria sekaligus setiap hari. Indah aja udah cukup, aku ga butuh penjagaan kayak seleb Tiktok aja."

Gracio tersenyum dan membalas tatapan sang putri. "Kali ini Daddy pastiin kamu akan merasa nyaman, Nak. Daddy sudah melihat kemampuan bela diri Jefran, itu sebabnya Daddy milih dia. Mulai sekarang, kamu tidak bakal lagi diikuti oleh banyak pengawal. Hanya Aran yang akan bertugas untuk menjagamu. Apakah itu adil?"

Chika kembali menatap Aran, setelah menyimak penjelasan sang ayah. "Emang dia bisa gelut?" tanyanya memastikan.

Tuan Cio mengangguk. "Ya, dia jago menghajar seseorang. Mulai sekarang, Daddy akan mengubah formasi pas kamu hendak berpergian. Tidak ada lagi mobil pengawal yang akan mengekori mobilmu, kamu juga tidak nyaman dengan hal itu, 'kan?"

My Sexy BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang