Bab 3

662 125 8
                                    

GuerrierDeReve Present

..

P O U R S U I T E

Iris amethys itu menatap sang lawan bicara dengan pandangan polos, diotaknya terus bekerja mengartikan apa yang pria itu katakan padanya. Rasanya otaknya hampir meledak, tidak ada satupun yang dapat ia pahami.

"Jadi kau tidak memiliki akun bank?" Pria bersurai raven itu menghela napasnya panjang, sebenarnya makhluk seperti apa yang sedang ia ajak bicara.


"Kalau begitu Shikamaru akan memberikannya secara tunai." Ujarnya pada akhirnya.

"Kau sudah mengertikan apa saja isi perjanjian kontraknya." Lanjut pria itu masih menatap wanita yang beberapa menit lalu ia nikahi tersebut.

"Shikamaru?" Tanya Hinata menatap ke sekeliling, dimana pria baik hati tersebut. Demi gurita sialan yang selalu menggodanya, ia tidak tau apa yang pria itu maksud, semua perkataan yang keluar dari bibir tebal itu sama sekali tidak ia mengerti. Otaknya sudah terbakar saat ini, setidaknya ia butuh Shikamaru sekarang.

Pria berkemeja putih itu mengeram pelan, apa wanita yang ada dihadapannya ini dungu? Sejak tadi yang ia lakukan hanyalah mengangguk atau menggeleng lalu setelah berhasil mengeluarkan suara justru nama sekertarisnya yang keluar. Apa pesona Sasuke kalah dengan pria bersurai nanas itu?

Sialan.

Sasuke kembali menatap paras wanita yang ada dihadapannya ini. Surai panjang berwarna indigo, mata bulat beriris amethys, hidung mungil nan mancung, turun sedikit Sasuke dapat melihat bibir tipis dengan warna merah muda alami yang beberapa menit lalu ia habisi.

Oh, sialan!! Sasuke mengusap surai miliknya kasar. Mengingat kejadian itu membuat egonya terluka.

Sasuke menggeram dalam diam. Tidak, semua pria memiliki nafsu primitif, ya jadi kejadian tadi adalah sepenuhnya murni dipengaruhi hormon pria normal. Ya, itu pasti! Bukan karena wanita sialan yang pesonanya begitu menyilaukan hingga membuatnya menjadi gila beberapa saat lalu.

Ah, sial Sasuke jadi terus mengingatnya.

Wanita cantik itu tersenyum manis, iris indah itu tidak lepas melihat seseorang yang berada tidak jauh darinya. Namun sepertinya Hinata harus menghentikan aksi menatap pria baik hati tersebut karena seseorang paruh baya berdehem untuk menarik perhatiannya.

Hinata mengalihkan tatapannya dari pria baik hati ke arah seseorang yang saat ini tepat berada di hadapannya, memandangnya dari ujung rambut hingga ujung kakinya yang saat ini mengenakan sebuah sepatu berhak tinggi yang belum pernah ia kenakan sebelumnya.

"Saudara Uchiha Sasuke apakah anda bersedia menemani Hinata Hyuga hingga akhir hayat, menerima kelebihan dan kekurangannya?"

Pria bersurai raven dengan balutan tuxedo berwarna putih itu menatap tepat ke iris indah itu sebelum menjawabnya.

"Aku bersedia."

"Saudari Hyuga Hinata apakah anda bersedia menemani Uchiha Sasuke hingga akhir hayat menerima kelebihan dan kekurangannya?"

Iris mata sang pendeta kini menatap sang mempelai wanita yang berdiam diri, lalu diikuti oleh semua orang yang berada ditempat tersebut. Memandang sang mempelai wanita yang tidak kunjung mengucapkan ikrar pernikahan mereka.

Poursuite [[On Going]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang