prolog

5.3K 13 0
                                    

Baskara Dwinata Salim duduk termenung di tepi ranjang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Baskara Dwinata Salim duduk termenung di tepi ranjang. Lelaki berusia 28 tahun itu tampak semakin gelisah. Ia tak henti menggerakkan lututnya. Suara embusan napasnya tak beraturan. Matanya terus melihat ke layar handphone. Baskara kembali melakukan panggilan keluar. Menempelkan ponsel itu ke telinga dan menunggu dengan hati cemas.

Namun hasilnya tetap sama. Nomor yang dia panggil tidak bisa dihubungi sama sekali.

"Oh Tuhan....," Baskara berbisik lirih.

Wajah tampan itu terlihat letih. Baskara memijit pelipisnya yang terasa berdenyut. Dia memejamkan mata sejenak, lalu kembali mencoba melakukan panggilan ulang. Nada yang sama kembali terdengar, diikuti oleh suara operator yang mengatakan bahwa nomor yang dituju sedang tidak aktif.

Kali ini kesabaran Baskara habis. Wajahnya berubah merah padam. Pangkal gerahamnya bergesekan kuat. Detik berikutnya Baskara melempar handphone itu sekuat tenaga ke dinding. Handphone itu pecah berderai.

"Kamu di mana....?" lirihnya lagi.

Baskara bangkit dan menjangkau kunci mobilnya di atas meja nakas. Ketika dia menarik gagang pintu kamar untuk keluar, sosok wanita berambut panjang terurai sudah berdiri di balik pintu itu.

"Alya...." Baskara menyebut nama itu pelan.

Alya hanya menatap diam. Sementara Baskara langsung berkacak pinggang. Menatap gusar bercampur cemas.

"Kamu dari mana saja? kenapa nomor handphone kamu tidak bisa dihubungi? Dari tadi aku sudah---"

"...."

Kalimat Baskara terputus karena Alya langsung melumat bibirnya. Bukan kecupan yang ringan, melainkan ciuman yang cukup brutal. Alya melingkarkan kedua tangannya di leher Baskara. Wanita cantik itu memberikan serangan tiba-tiba yang membuat Baskara kewalahan untuk mengimbanginya.

Awalnya Baskara hanya diam, tapi kemudian lelaki itu mengikuti permainan Alya. Mereka saling merangkul dengan napas yang sesak. Bibir keduanya masih berpagutan. Baskara menyesap bibir Alya kuat-kuat. Lidahnya menelusup ke dalam mulut Alya. Begitu pun sebaliknya.

"Ummmph..."

"Mmmmp...."

Ciuman panas itu berlangsung lama. Sampai kemudian Alya mendorong tubuh Baskara perlahan, masih dengan bibir yang bertaut. Membuat lelaki itu berjalan mundur ke belakang. Alya mendorong Baskara hingga lelaki itu berbaring di ranjang. Alya merangkak menaiki tubuh Baskara dan mendudukinya.

"Alya...."

Wanita itu tidak merespon. Dia membuka kancing celana Baskara dan menurunkan restletingnya. Alya melakukannya dengan napas memburu. Dia menarik celana Baskara hingga turun ke paha. Setelahnya Alya menaikkan rok yang ia kenakan hingga bergulung di bagian pinggang. Alya tidak melepas celana dalamnya. Dia hanya menyibak bagian sampingnya untuk memberi ruang agar milik Baskara bisa menelusup masuk dari sana.

"Aaah..."

Desahan kecil meluncur dari bibir Baskara ketika Alya menduduki miliknya. Terasa hangat, menjepit dan sedikit basah. Baskara refleks memejamkan mata karena kenikmatan itu. Di sisi lain Alya menggigit bibirnya dengan perut yang menegang. Dia turun perlahan hingga milik Baskara tertelan seutuhnya.

"...."

Alya tenang sejenak. Merileks-kan tubuh sebelum mulai bergerak. Alya menatap Baskara yang ada di bawahnya. Tangan Alya terulur membelai pipi Baskara. Baskara pun mengecup tangan itu. Baskara menatap Alya lekat-lekat, tapi wanita itu segera mengalihkan pandangannya.

Alya mulai bergerak naik turun. Gerakannya pelan dan sesekali memutar. Alya melakukannya sambil memejamkan mata.

"Uhh..."

"Ahh...."

Lenguhan-lenguhan kecil terdengar bersahutan dari bibir mereka berdua.

Kali ini Baskara memegangi pinggang Alya dengan kedua tangannya yang kekar. Membantu wanita itu untuk bisa bergerak lebih cepat. Baskara ikut menggerakkan pinggulnya, masih dalam keadaan berbaring. Setelah beberapa menit berlalu, Baskara bangun. Mengubah posisinya menjadi duduk. Memeluk Alya dengan erat di pangkuannya. Gerakan berkesinambungan itu memberikan kenikmatan tiada tara.

Dan ketika saat pelepasan itu tiba, tubuh Baskara menegang. Ia memeluk Alya erat erat dengan wajah terbenam di leher wanita itu.

"AAAAH...."

Di sisi lain Alya juga mencapai puncak. Mereka masih berangkulan beberapa saat dengan wajah yang sudah bercucuran peluh. Suara napas keduanya sesak. Hawa panas pun terasa memenuhi kamar itu.

"Al---"

Baskara baru hendak bersuara, tapi Alya langsung beranjak dari tubuhnya. Alya melangkah ke kamar mandi sambil memperbaiki pakaiannya kembali. Nama lengkapnya Alya Syafira Malik. Dia adalah perempuan yang satu setengah tahun lalu resmi dipersunting oleh Baskara.

Tak lama kemudian Alya keluar dengan penampilan yang kembali rapi. Rambut yang berantakan sudah disisir. Dia juga memoles bibirnya dengan lipstick berwarna merah menyala. Alya beranjak ke depan lemari pakaian dan membukanya. Ia mengeluarkan sebuah koper warna hitam yang sudah terisi penuh dan menariknya keluar.

Pemandangan itu membuat Baskara tertegun. Matanya tak lepas dari Alya yang sedang berkemas. Baskara meneguk ludah dengan susah payah, lalu bersuara.

"Jadi kamu tetap ingin bercerai...?"

Alya menatap dan tersenyum. "Tentu saja."

Baskara menatap getir. "Alya... sepertinya kita harus membicarakannya lagi. A-aku--"

"KITA SUDAH SEPAKAT!" Alya lekas memotong ucapan Baskara dengan nada tegas.

"Tapi Al...."

"Sampai ketemu besok di persidangan, jangan sampai terlambat!" Alya tidak memberikan kesempatan untuk Baskara berbicara.

.

.

.

Halo hai...!

Cek ombak dulu ya. Orang gila mana yang ena-ena sehari sebelum sidang cerai? yaps...

Baskara dan Alya-lah orangnya.

Kira-kira kenapa mereka memutuskan untuk berpisah...?

Apa kalian siap berlabuh mengikuti kisah mereka....? Ikuti keseruannya dalam cerita:

CERAI tapi CERIA

Jangan lupa follow dan masukin ceritanya ke perpustakaan kalian ya, agar tidak ketinggalan notifikasi update-nya.

Thankyou.

-Reey

Cerai Tapi CeriaWhere stories live. Discover now