18. Lembaran Baru Sebagai Teman

144 4 1
                                    

"SIAL

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"SIAL..."

Alya mengumpat karena rasa mules yang berputar-putar di perutnya. Padahal Alya sudah bersiap untuk pergi ke kantor. Namun begitu membuka pintu apartemen, hasrat ingin buang air besar melanda. Memaksanya untuk berlari ke toilet dan menuntaskan gangguan itu.

Setelah selesai, Alya menyempatkan diri memeriksa penampilannya di cermin. Hari ini dia menata rambutnya persis seperti kemarin malam. Dibuat bergelombang dan lebih bervolume.

"Kamu terlihat cantik malam ini...."

Pujian dari Baskara bergaung di telinganya.

Alya tersenyum.

Namun kemudian dia menggeleng. "Tidak... aku berdandan seperti ini bukan untuk dia. Ya... aku cuman ngerasa cocok aja dengan gaya rambut ini. Jadi boleh dong... aku membuatnya seperti ini lagi. Bukan karena pujian Baskara kok. Cih...."

Setelah berkotek sendiri seperti orang gila, akhirnya Alya melangkah pergi. Turun menggunakan lift dan bergegas menuju jalan raya. Jarak kantor dari apartemennya tidak terlalu jauh. Hanya sekitar 10 menit naik bus. Untungnya halte bus terletak di seberang apartemen. Itulah alasan mendasar Alya memilih apartemen itu sebagai huniannya.

Alya bergegas mempercepat langkah karena melihat bus akan segera melaju. Dia berlari-lari kecil masuk ke dalam bus dan memilih duduk di bangku paling belakang.

"Untung nggak telat... gara-gara berak sialan itu," umpatnya sambil merapikan beberapa berkas yang sedari tadi di pangku.

Alya begitu sibuk sampai tidak sadar ada Baskara yang juga baru masuk ke bus dan duduk di sampingnya. Baskara sengaja tidak bicara dan hanya tersenyum.

Sementara Alya kini mulai mengendus-endus. Hidungnya kembang kempis menghirup aroma yang tidak asing.

"Nautica Voyage.... parfum kesukaan Baskara," lirihnya.

"BINGGO!" tukas Baskara.

Alya tergelinjang kaget. Menatap Baskara dengan mata melotot. "K-KAMU...!"

Baskara tersenyum. "Selamat pagi rekan kerja!"

Alya masih dengan rasa kagetnya dan menatap gugup. "S-selamat pagi. Bagaimana bisa kamu tiba-tiba di sini?"

Baskara berdehem, lalu mendekatkan wajahnya untuk berbisik. "Sebenarnya ini rahasia... aku bisa TRANSFORMASI."

"TELEPORTASI BODOH!" sergah Alya.

Baskara terkikik. "Nah, iya itu!"

Alya juga tersenyum. "Gila deh. Pagi-pagi udah ngawur aja."

"Pagi hari memang harus dimulai dengan sedikit tawa," Baskara menggerakkan alisnya.

"Setuju."

Setelahnya bus melaju menuju kantor. Mereka tidak berbicara lagi. Namun diam-diam saling curi pandang satu sama lain. Baskara jadi ingat saat ia pura-pura tidur dan bersandar di pundak Alya. Sementara itu Alya terkenang kepingan masa lalu karena aroma parfum Baskara yang khas.

Cerai Tapi CeriaWhere stories live. Discover now