"Morning everyone... Selamat pagi My Mom... Dad...." Dion menyapa kedua orang tuanya dengan senyum gembira.
Dion begitu bersemangat pagi ini. Terkesan berlebihan, padahal biasanya setiap pagi ia terlihat lesu dan tidak bersemangat. Hal itu jelas membuat kedua orang tuanya merasa sedikit ada yang aneh. Keduanya pun saling pandang, lalu kembali melirik Dion.
"Hmm... abis mimpi indah apa gimana? wajah kamu berseri-seri sekali hari ini," ujar sang mama.
Dion berdehem, lalu menarik kursi dan ikut bergabung di meja makan itu. "Yah... semalam aku tidur sangat nyenyak dan juga mimpi indah."
Sang papa ikut bersuara. "Tidur nyenyak? bukannya waktu itu kamu cerita mau konsultasi ke dokter karena susah tidur?"
"Yap... tapi sekarang sepertinya aku nggak butuh lagi, Pa."
"KENAPA...!?" papa dan mama-nya bertanya kompak.
Dion tersenyum menatap mereka. "Ada deh... mau tau aja urusan anak."
"Mencurigakan," tukas sang mama.
"Sudah ketebak kok. Paling dia lagi jatuh cinta," imbuh sang papa santai.
Dion tertohok. "B-bagaimana Papa bisa tahu?"
"Karena dulu papa juga begitu."
"HAHAHAHAHAHAHA....." suara tawa ayah dan anak itu pun pecah.
Sedangkan sang mama hanya berdecak sambil geleng-geleng kepala. "Dasar kalian ini... Dia benar-benar anakmu!"
"Tentu saja," jawab sang papa.
Dion kemudian menyantap sarapannya. Menyuap dengan lahap, masih dengan wajah yang sangat ceria. Kedua orang tuanya jelas merasa senang. Karena selama ini Dion terkesan sangat tertutup. Selama ini sosok putra tunggal mereka itu tidak pernah menunjukkan tanda-tanda ketertarikannya dengan lawan jenis dan hal itu cukup membuat mamanya khawatir. Hingga suatu hari sang mama sampai berinisiatif untuk memperkenalkan Dion dengan putri temannya. Namun hal itu berjalan buruk. Dion malah marah dan mengamuk. Sejak itu sang mama kapok dan tidak mau menjodoh-jodohkan putranya itu lagi.
"Siapa dia...?" sang mama tak bisa menahan rasa penasarannya.
Dion tersenyum. "Dia... seorang wanita yang sangat baik."
"Satu kantor?"
"Yap?"
"Bawahan kamu?"
"Mmm... ya!"
"Oh, pasti sekretaris kamu yang cantik itu, kan?"
"...."
Dion terpana. "Kok semudah ini ketebaknya, sih?"
Sang mama tergelak.
"Emang iya?" tanya sang papa.
Si mama mengangguk. "Waktu itu kan dia pernah membawa sekretarisnya itu ke rumah karena ada berkas yang ketinggalan sebelum meeting. Saat itu mama sudah menduga kalau ini bocah ada rasa sama perempuan itu. Dari tatapan matanya... dari cara dia bicara... gerak geriknya... pokoknya sama kayak Papa pas jatuh cinta dulu ke mama!"
YOU ARE READING
Cerai Tapi Ceria
Romance21+ ROMANCE DEWASA Cerita berisi adegan dewasa & kata-kata vulgar. Pastikan kamu cukup umur sebelum membaca cerita ini! Orang gila mana yang minta cerai setelah bercinta...? Pasangan mana yang memutuskan untuk berpisah ketika semua baik-baik saja...