"K-kamu sudah pernah menikah...?"
Alya mengangguk. "Iya. Saya seorang janda."
Dion tertegun sebentar. Otaknya melambat dan belum bisa mencerna kalimat Ana. Lebih tepatnya Dion menyangkal kenyataannya. Detik berikutnya dia tertawa.
"Hahahaha... ternyata kamu memiliki selera humor yang cukup unik, Alya. Saya hampir saja percaya."
Alya menatap lekat-lekat. "Saya tidak bercanda."
"...."
Dion terdiam. Menatap Alya lamat-lamat. Raut wajah wanita itu menunjukkan jika ia serius dengan perkataannya. Dion menjadi kikuk dan tidak tau harus berkata apa lagi. Dia bahkan menjadi gugup untuk sekedar menatap wajah Alya. Dion mengusap dagunya, lalu akhirnya bisa bersuara.
"Jujur saya tidak tahu bagaimana harus meresponnya lagi," ucap Dion apa adanya.
Alya tergelak. Dion pun kemudian juga tertawa pelan. Suasana yang tadi begitu canggung kembali mencair. Sebenarnya ada banyak tanda tanya yang bergelayut di benak Dion saat ini. Ada banyak hal yang ingin dia tahu. Dengan siapa Alya pernah menikah? kapan ia menikah? lalu kenapa dia berpisah? Apakah mereka bercerai? atau suami Alya berpulang ke pangkuan yang kuasa?
Dion ingin tahu semuanya, tapi ia paham ini bukan waktu yang tepat untuk mengulik semuanya.
"Ehm... saya duluan ya, Pak." Alya memecah keheningan.
Dion tersadar, lalu mengangguk. "Ah, okey... saya juga akan segera pulang."
Alya hanya tersenyum dan mulai berkemas. Sementara Dion juga menuju ruangannya. Ketika Dion sudah menghilang dari pandangan matanya, Alya pun tersenyum pelan.
"Sekarang dia pasti akan menjauh bukan? Seperti yang lainnya?" bisik Alya lirih.
Alya mematikan komputernya, meraih cardigan di kursi dan melangkah keluar. Keadaan di luar sudah sangat sunyi. Vibes kantor di siang hari dan malam hari terasa sangat berbeda. Alya sedikit merinding dan mempercepat langkahnya menuju lift. Menekan tombol dan ketika pintu terbuka, langsung masuk ke dalamnya. Pintu kemudian menutup kembali. Tapi tiba-tiba...
Alya melotot saat ada sebuah tangan yang menyelip dari pintu yang nyaris tertutup rapat. Pintu itu terbuka lagi dan menampilkan sosok Dion dengan napas yang sesak. Lelaki itu tersenyum, masih dengan helaan napas memburu dan ikut masuk. Dion berdiri di samping Alya.
Alya mengembuskan napas perlahan. Dia mengira tadinya ada sejenis hantu yang mengejarnya. Alya melirik Dion perlahan. Melihat bulir keringat yang mengalir pelan di leher lelaki itu. Alya juga melihat kedua bahu Dion yang masih naik turun seiring dengan embusan napasnya.
Keheningan menyebar sampai lift berhenti dan pintunya terbuka. Untuk sekedar basa-basi, Alya pun bersuara.
"Sampai ketemu besok, Pak Dion." Alya tersenyum dan melangkah mendahului Dion keluar dari dalam lift.
YOU ARE READING
Cerai Tapi Ceria
Romance21+ ROMANCE DEWASA Cerita berisi adegan dewasa & kata-kata vulgar. Pastikan kamu cukup umur sebelum membaca cerita ini! Orang gila mana yang minta cerai setelah bercinta...? Pasangan mana yang memutuskan untuk berpisah ketika semua baik-baik saja...