"Udah tau punya alergi, malah makan sembarangan. Tanya dulu kek... ini komposisinya apa aja ya? Nggak ada kandungan udangnya, kan? Nanya gitu doang gabisa?"
Alya terus mengomel. Sementara Baskara yang duduk di sampingnya malah tersenyum. Namun Alya tidak bisa melihat senyuman itu karena keadaan taksi yang gelap. Mereka dalam perjalanan pulang setelah dari rumah sakit.
"Alergi kamu itu nggak bisa dianggap sepele. Kamu inget waktu itu nggak sengaja makan soto yang kaldunya pake udang? waktu itu kamu sampe kejang, saluran napas menyempit, kalo telat dapat pertolongan kamu udah log out dari dunia ini," oceh Alya lagi.
Baskara jelas mengingat peristiwa itu. Kejadiannya sekitar dua bulan setelah mereka menikah. Tapi dia berdehem dan pura-pura lupa ingatan untuk mengusili Alya.
"Kapan ya? aku gak inget," ucap Baskara.
Alya mengembuskan napas panjang. "Itu loh... waktu kita abis pindah ke rumah baru. Terus kamu ngajak kulineran jam 01.00 malam. Kita muter-muter nyari tempat makan yang masih buka. Akhirnya nemu angkringan yang jualan soto."
"....."
Baskara terdiam menatap Alya.
Di sisi lain Alya juga menatapnya dan menyadari bahwa ia sudah terlalu banyak bicara.
"Kamu masih mengingat semuanya," lirih Baskara.
Alya memalingkan wajah. Menatap lurus ke depan. "A-aku ingat karena kita lagi ngebahas alergi kamu."
"Kamu mengkhawatirkan aku?"
"Ya. Aku khawatir sebagai sesama manusia," jawab Alya asal.
Baskara mengulum senyum. Dalam hati ia malah bersyukur karena tragedi malam ini. Karena berkat kuah mpek-mpek yang mengandung udang itu... ia bisa mendengar ocehan Alya seperti di masa lalu. Rasanya sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Seakan ada sedikit kerinduan yang terobati. Walau setitik, tapi terasa begitu bermakna.
"Apa aku boleh bertanya satu hal?" ujar Baskara.
Alya meneguk ludah susah payah. Mendadak gugup, takut, tapi juga penasaran. "Apa?"
"Apa kamu tidak nyaman dengan keberadaan aku di sekitar kamu?"
"....."
Alya menarik napas panjang, mengembuskannya pelan... baru kemudian menjawab.
"Aku hanya tidak nyaman ketika kamu mulai membahas masa lalu."
"Jadi selama aku tidak membahasnya semua akan baik-baik saja?"
"Tentu saja. Yah... tentu saja."
Baskara tersenyum dengan tatapan mata sayu. "Jadi kamu ingin mengubur semuanya?"
"Iya...."
"Baiklah... kalau itu yang kamu mau," pungkas Baskara.
Keadaan kemudian berubah canggung. Keheningan pun menyebar. Yang terdengar hanyalah suara deru mobil yang melaju. Baskara menyandarkan kepalanya ke bangku dan memejamkan mata. Sedangkan Alya duduk dalam posisi agak membungkuk ke depan. Tapi kemudian dia mulai melirik-lirik. Dalam suasana yang remang itu Alya pun bisa melihat Baskara terlelap.
YOU ARE READING
Cerai Tapi Ceria
Romansa21+ ROMANCE DEWASA Cerita berisi adegan dewasa & kata-kata vulgar. Pastikan kamu cukup umur sebelum membaca cerita ini! Orang gila mana yang minta cerai setelah bercinta...? Pasangan mana yang memutuskan untuk berpisah ketika semua baik-baik saja...