07. Kenapa Kamu Tidak Menghilang Saja?

2.1K 12 0
                                    

Kehidupan Alya nan damai kini terusik sejak kemunculan Baskara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kehidupan Alya nan damai kini terusik sejak kemunculan Baskara. Kehadirannya bagaikan badai di langit yang tenang. Tiba-tiba datang menerjang dan mengacaukan segalanya. Terlebih Dion sang atasan sangat akrab dengan Baskara. Membuat Alya mau tak mau sering tejebak di situasi yang tidak ia inginkan.

"Lusa kamu temani saya untuk melihat gedung yang akan kita pakai sebagai gudang, ya!" pinta Dion saat Alya memberikan sebuah laporan.

Alya mengangguk. "Baik, Pak."

"Oh ya... Baskara juga akan ikut dengan kita!"

"....."

Alya tercekat. Lagi-lagi dia harus bertemu dengan mantan suaminya itu. Alya jelas tidak bisa menolak peritah Dion. Dia tidak punya alasan yang cukup masuk akal untuk menolak ajakan itu.

"Masih ada yang bisa saya bantu?" Alya bersuara.

Dion memerhatikan meja kerjanya sebentar. Melihat tumpukan-tumpukan berkas yang ada di sana.

"Untuk saat ini semua sudah beres."

"Kalau begitu saya permisi!"

Alya berbalik. Tapi tiba-tiba Dion memanggilnya kembali.

"Tunggu...!"

"Apa?" Alya kembali putar badan.

Dion beralih ke laci kabinet di ujung ruangan. Mengeluarkan sebuah kantong warna putih, lalu memberikannya kepada Alya.

"A-apa ini?"

"Buka saja!"

Alya mengeluarkan isi kantong itu sambil sesekali melirik Dion yang masih tersenyum simpul. Isinya sebuah kotak berwarna putih juga. Alya membukanya dan melihat sepasang sepatu. Sontak Alya melihat sepatunya yang kekecilan. Sepatu itu baru dibelinya beberapa saat yang lalu, namun ternyata ukurannya berbeda dengan standar sepatu Alya yang biasa. Alhasil sepatu yang sempit itu kerap kali membuat tumit Alya terluka.

"Kamu harus membuang sepatu yang kekecilan itu," tukas Dion.

Alya terperangah.Tak menyangka jika Dion memerhatikan hal sekecil itu.

"Kenapa kamu malah menyiksa diri sendiri ha?" tanya Dion lagi.

Alya tersenyum malu. "Saya membeli sepatu ini ketika ada diskon besar-besaran. Tapi ternyata ukurannya tidak sesuai dan juga tidak bisa ditukarkan kembali. Jadi daripada sayang---"

"Lebih baik dipakai agar kaki kamu terluka, begitu?" potong Dion.

Alya menunduk malu. Ada perasaan hangat yang menelusup ke dalam hatinya. Perhatian yang diberikan Dion terasa berarti. Alya tak menampik bahwa ia memang merindukan perhatian-perhatian seperti ini. Hal itu membuat Alya tanpa sadar tersenyum sambil menyentuh sepatu yang dibelikan oleh Dion.

"Ayo dicoba dulu. Muat atau tidak... sepatu ini tidak diskon besar-besaran dan bisa ditukar kalau sizenya tidak sesuai," sindir Dion.

Alya tergelak, lalu mencobanya.

Cerai Tapi CeriaWhere stories live. Discover now