17. Tuan Puteri Kesayangan

193 1 0
                                    

Seorang wanita cantik dengan rambut tergerai tampak sibuk di dapur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seorang wanita cantik dengan rambut tergerai tampak sibuk di dapur. Suasana dapurnya begitu mewah dan luas. Dia sedang sibuk mengecek berbagai aneka masakan yang sudah matang. Wanita itu tak lain adalah Nadya. Pagi ini Nadya sengaja bangun lebih awal untuk merealisasikan niatnya membawakan bekal makanan untuk Baskara.

"Non, kenapa sih? tiba-tiba masak begini? semuanya pada takut, Non... mereka mikir Nona Nadya ndak suka sama masakan mereka," ucap Bi Asih.

Nadya tergelak. "Oh, ya? jadi mereka semua cemas? Cemas kau, Dek? hahahaha."

"Bi Asih mengembuskan napas kasar. "Kenapa Non Nadya tetiba masak? Ada apa...? Apa jangan-jangan---"

Nadya tampak salah tingkah saat Bi Asih menatap dengan mata menyipit.

"A-aku cuma gabut doang. Terus sekarang di kantor juga lagi ngetren bawa bekal gituh."

"Kenapa ndak minta masakin aja toh, Non?"

"Ehm... konsepnya emang masak sendiri, Bi... jadi nanti kalau ada yang tanya tentang bahan, bumbu dan cara pembuatannya... aku bisa jelasin secara detail." jawab Nadya.

Bi Asih manngut-mangut. "Oalaah jadi begitu toh."

"Iyah... udah sana ih! ganggu aja," sergah Nadya dengan nada bercanda.

Tatapan Bi Asih pun tertuju pada situasi dapur yang sudah kacau balau. Tumpukan wadah di westafel menumpuk. Panci dan wajan banyak berhamburan keluar dari tempatnya. Bekas-bekas potongan sayur, buah berserak. Blender belepotan. Pemandangan itu membuat kepalanya pening. Walaupun bukan dia yang akan membereskannya nanti. Masih ada empat orang ART lainnya di rumah itu. Berkat kreasi Nadya pagi ini... mereka semua harus bekerja ekstra.

Setelah semuanya selesai, Nadya memasukkan semua masakan itu ke kotak bekal berbahan kayu empat tingkat. Menunya komplit bertema empat sehat lima sempurna. Protein ada... karbohidrat, serat lengkap dengan buah-buahan dan minuman susu kedelai impor yang dibeli Daddy-nya dari Kanada.

"Selesai...." Nadya bersorak senang.

Setelahnya ia beranjak untuk mandi dan segera bersiap ke kantor. Siapa yang menyangka bahwa Nadya ternyata anak seorang sultan. Tak ada satu orang pun warga kantor yang tahu latar belakang Nadya.

Kucuran air dari shower membuat Nadya tersenyum. Dia membersihkan dirinya sambil membayangkan betapa menyenangkannya nanti makan siang bersama Baskara di rooftop bersama angin sepoi sepoi.

Sejak kehadiran sosok Baskara, hari-hari Nadya terasa lebih berwarna. Komunikasi mereka pun terbilang lancar. Di kantor mereka selalu mengobrol. Nadya juga sering chattingan dengan Baskara dan lelaki itu

selalu membalas pesannya. Jelas Nadya menjadi lebih bersemangat untuk lebih dekat dengan Baskara. Sosok lelaki yang sesuai dengan tipe idealnya. Tipikal yang dia cari-cari selama ini.

Selesai mandi, ia segera berpakaian dan bersiap-siap. Ada banyak pakaian branded di dalam kabinetnya, tapi Nadya memilih pakaian yang biasa saja. Dia tidak mau tampil mencolok. Dia hanya berstatus sebagai karyawan biasa, jika memakai baju-baju mahal... bisa-bisa gosip pun menyebar. Dia bisa dikira ani-ani yang mencari uang dari aki-aki kaya raya.

Cerai Tapi CeriaWhere stories live. Discover now