CH 10.

881 80 2
                                    

Suara ketukan yang di buat oleh Jihoon entah mengapa membuat Hyunsuk semakin gelisah, ia menoleh ke arah Jihoon dan tersentak karena tanpa di duga Jihoon sedang menatapnya.

"....."

Jihoon tersenyum tipis, "Kalo lo ga bisa ngasih tau gue ga masalah, gue gamau maksa lo buat cerita."

"Mereka bukan temen gue."

"Oh terus?"

"Gue cuman kenal tapi ga temenan, dan buat semua yang dia omongin itu ga bener..."

Jika di katakan tidak benar, maka itu memang tidak benar. Namun sedari dulu saat Hyunsuk mencoba mengungkapkan kebenaran dalam cerita masa lalunya, tidak ada satupun orang yang percaya padanya.

"Kalo lo ngomong itu ga bener berarti emang ga bener, baguslah." ucap Jihoon dengan santai.

Hyunsuk terkejut dengan perkataannya, "Lo percaya sama gue?"

"Kenapa juga gue ga percaya sama lo dan malah percaya sama omong kosong mereka?" ujarnya seraya menopang wajahnya.

"Um ya, tapi apa lo ga penasaran lagi?"

"Sukkie sayangku~~ kalo lo mau cerita tentang masa lalu lo atau hal yang bikin lo gelisah lo bisa cerita ke gue, tapi kalo gamau juga ga masalah. Gue ga akan mempertanyakan pertanyaan yang mungkin bikin lo ga nyaman." ujar Jihoon.

Sebenarnya apa yang dikatakannya adalah setengah fakta dan juga setengah kebohongan. Karena jika dia di tanya penasaran atau tidak tentu saja dia sangat penasaran, bahkan jika dia ingin dia bisa mencari tahu semua hal tentang Hyunsuk tanpa terkecuali, sekalipun itu adalah masa lalu nya. Namun entah mengapa Jihoon ingin sekali Hyunsuk sendiri yang mengatakannya, jadi dia akan menunggu dengan sabar.

Mendengar perkataan Jihoon, Hyunsuk merasa sangat aneh dihatinya, ia juga tidak tahu mengapa tapi kegelisahan yang di rasakannya sejak tadi perlahan-lahan mulai menghilang.

Hyunsuk memperhatikan siluet Jihoon dari samping. Ia sendiri sudah menyadari ini saat pertama kali bertemu Jihoon, mengabaikan sifat dan kelakuan anehnya, Jihoon memiliki wajah yang sangat tampan, lalu memiliki rahang yang sangat tegas, mata yang tajam, hidung yang mancung, dan...ah, bibirnya yang sedikit seksi?

"Kenapa? Baper ya?" goda Jihoon saat melihat Hyunsuk yang sedari tadi menatapnya dengan intens.

Hyunsuk tersentak dan memalingkan wajahnya dengan cepat, kini jantungnya berdetak sangat kencang, dan dia mulai merasa panas di wajahnya. Ia berpikir apakah dia terkena demam? Kenapa sangat tiba tiba? Lalu apa pula pikirannya tadi? Dia menganggap bibir Jihoon seksi?

'gue pasti udah gila." batinya.

Jihoon menatap aneh dengan perilaku Hyunsuk, namun sedetik kemudian ia memperhatikan telinga Hyunsuk yang sudah sangat merah, tatapannya pun beralih ke tengkuk lehernya.

"....."

Jihoon sudah mengetahui bahwa leher Hyunsuk memang sangat putih dan terdapat tahi lalat yang lucu di pinggir nya. Tapi setiap kali netranya tanpa sadar melihat leher itu, ia tanpa sadar selalu menelan salivanya.

Hyunsuk menoleh ke arah Jihoon, dan ia sedikit terkejut ketika menemukan bahwa Jihoon sedang menatap lehernya dengan tatapan yang sangat tajam.

Ia tahu bahwa tatapan Jihoon itu sangat tajam, tapi ini pertama kali nya dia melihat mata yang benar-benar tajam ketika sedang menatap sesuatu. Seketika bulu kuduk nya merinding dan tanpa sadar Hyunsuk menutupi lehernya dengan tangan.

Jihoon tersenyum ke arah Hyunsuk seolah tidak terjadi apa-apa, "Kenapa? Lo beneran baper ya?"

"S-siapa juga yang baper, dasar orang gila!"

SERENDIPITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang