CH 27.

588 85 50
                                    

Hyunsuk melangkahkan kakinya keluar dari gedung tempat ia bekerja, dan dengan memakai pakaian yang cukup tebal ia menyusuri jalan yang sudah tertimpa serpihan salju.

Beberapa menit yang lalu dia telah membujuk kepala manager untuk membiarkannya ikut kedalam pesta yang akan di selenggarakan 2 hari lagi, dan awalnya kepala manager sempat menolak, namun setelah dia mengancam bahwa dia akan keluar dari pekerjaan sebagai dealer jika tidak diizinkan ikut, kepala manager pun langsung panik dan segera menyetujui permintaannya.

Mengingat hal ini membuat Hyunsuk menghela nafasnya. Lalu setelah beberapa saat, dia pun menghentikan langkahnya dan mendongakkan kepalanya untuk melihat langit malam yang gelap. Tiba-tiba saja dia ingin sekali tertawa, ketika dia berpikir bahwa ternyata hampir setengah dari hidupnya ini telah ia pakai untuk mencari keberadaan seseorang, keberadaan yang bahkan dia sendiri tidak tahu apakah orang tersebut masih hidup atau tidak.

Kenapa dia harus bekerja keras seperti ini? Dia sering sekali bertanya seperti itu. Dia bisa saja menjadi manusia normal pada umumnya yang bekerja di sebuah perusahaan besar setelah lulus kuliah, berkumpul dengan teman-temannya dan memulai kehidupan baru. Tapi kenapa dia tidak bisa melakukan itu dan justru memilih jalan kotor seperti ini? Sebenarnya apa yang dia harapkan? Ini bahkan sudah tujuh tahun lamanya, dan di sini dia masih terjebak pada masa lalu.

Terjebak pada hubungan yang sudah mati.

Dan juga terjebak pada belenggu cinta yang mengikat tubuhnya.

Hyunsuk memejamkan matanya dengan perlahan seraya merasakan hawa dingin yang menerpa wajahnya, bahkan jari-jarinya pun hampir membeku karena dinginnya cuaca. Namun dia tidak ingin memperdulikan hal itu, karena saat ini dia sedang memutar memori dalam ingatannya, dimana dalam memori tersebut sedang menunjukkan wajah seorang laki-laki remaja yang tidak tergambar dengan jelas, seolah ada bayangan hitam yang menutupi wajah laki-laki remaja itu, hingga membuat dirinya tidak bisa mengingat dengan jelas.

"....."

Bagaimana pun itu adalah hal yang wajar ketika dia mengingat bahwa waktu pertemuan mereka sangat singkat jika dibandingkan dengan waktu perpisahan mereka. Dan bahkan selama pertemuan singkat mereka pun dia tidak mempunyai satupun foto dirinya bersama orang itu.

Jadi bagaimana dia bisa mengingatnya?

Dengan perlahan Hyunsuk membuka matanya, dan dia merasa hidungnya mulai terasa masam. Namun dia tidak ingin menangis, itu karena dia sudah terlalu lelah untuk menangis. Lagipula tidak ada gunanya menangis di saat-saat seperti ini, karena sebentar lagi dia akan bertemu dengan orang itu, bertemu dengan seseorang yang sudah membuat hidupnya menderita dan bertemu dengan seseorang yang sudah membuat dirinya tenggelam dalam lautan rindu.

Orang itu tidak lain adalah kekasihnya sendiri, Park Jihoon.

.......

[ 2 Hari setelahnya ]

Hyunsuk mengenakkan jas bewarna putih dengan nametag yang bertuliskan Hayza, ia memakai topeng yang hanya menutupi bagian matanya dan memakai sarung tangan bewarna hitam. Hari ini pekerjaan yang akan dia lakukan di acara pesta adalah mengantarkan minuman ke para tamu yang hadir.

"Hyunsuk, apa kamu sudah siap?" tanya kepala manager.

"Sudah hyung."

"Kalau begitu ikuti aku."

Hyunsuk dengan patuh mengikuti kepala manager, mereka berjalan masuk kedalam aula hotel yang sedang menyelenggarakan pesta di dalamnya. Awalnya Hyunsuk tidak merasa gugup sama sekali, tapi ketika kakinya menyentuh aula, tiba-tiba saja rasa gugup menyerang dirinya.

Di dalam pesta tersebut banyak sekali orang-orang sedang berlalu lalang, kebanyakkan dari mereka adalah laki-laki tua yang memakai jas bermerek. Sebelumnya Hyunsuk sudah di beritahu bahwa para tamu yang akan hadir adalah para petinggi dari berbagai perusahaan besar, bahkan beberapa dari mereka juga adalah seorang direktur. Itu sebabnya kepala manager beberapa kali mengingatkannya untuk berhati-hati.

SERENDIPITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang