CH 6.

1K 99 9
                                    

Suhu udara sangat dingin saat ini, Hyunsuk mengenakan Hoodie nya yang oversize, tangannya ia masukan kedalam sakunya lalu berjalan sedikit terburu kedepan rumah.

Entah karena malam hari atau lampu jalanan yang menerangi setengah siluet Jihoon, yang pasti ketika dia semakin dekat dia bisa melihat sekilas tatapan Jihoon yang sangat tajam mengarah kepadanya. Namun ketika dia sudah berada di depan sosok itu tiba-tiba saja tatapannya berubah seperti yang sering ia lihat.

'apa gue salah liat?' Pikirnya.

Jihoon tersenyum padanya tanpa mengatakan apapun, dia menatap Hyunsuk dari bawah hingga atas lalu diam-diam terkekeh.

"Apa yang lucu?" tanya Hyunsuk.

"Ah gapapa." jawab Jihoon, tangannya bergerak ke arah Hoodie milik Hyunsuk dan memakaikan tudung Hoodie nya untuk menutupi kepalanya dan menarik talinya hingga wajah Hyunsuk menjadi bulat.

"Apa yang lo lakuin?"

"Lucu."

"....."

Dari awal Hyunsuk mengenal Jihoon, dia bisa menyimpulkan bahwa orang ini selain orang yang tidak tahu malu juga ternyata orang yang sangat aneh. Mengapa dia harus berurusan dengannya?

Hyunsuk menatapnya tidak suka.

"Ngapain lo ke sini?"

Jihoon tersenyum samar, "Tebak."

"....."

"Kalo lo bisa tebak gue bakal kasih hadiah."

"....."

Hyunsuk merasa Jihoon sangat penuh dengan omong kosong, tapi walaupun begitu dia tetap berpikir kenapa Jihoon datang kerumahnya.

"Apa lo kesini mau nagih uang bensin?" tebak Hyunsuk, pasalnya tadi dia menumpang di motor cocomelonnya.

Ketika dia berpikir seperti itu, tanpa sadar ia melirik motor milik Jihoon dan seketika mengerutkan alisnya. Apakah Jihoon waras? Kenapa motornya yang di penuhi dengan warna hitam itu di namai cocomelon?

Di sisi lain Jihoon terkejut, "Sayang, apa gue keliatan kaya penagih hutang?"

"Jadi, apa lo kesini karna mau minjem uang?"

"....."

Jihoon diam sejenak, dia sangat speechless.

"Sayang, apa gue keliatan kaya orang miskin?" tanya Jihoon heran.

"En... ah apa lo di usir dari rumah?" tebak Hyunsuk lagi, kali ini dia menebaknya dengan bersemangat

Jihoon tidak habis pikir, sebenarnya apa saja yang ada di kepala Hyunsuk? Mengapa dia menebak hal-hal yang tidak dapat di prediksi?

Alih-alih menanggapi, Jihoon langsung menyerahkan sesuatu yang sedari tadi berada di motornya, "Gue mau ngasih ini."

Hyunsuk melebarkan matanya terkejut, Jihoon memberinya sepotong kue coklat dengan hiasan yang bercorak. Dari luar kue itu terlihat sangat cantik, tapi Hyunsuk yang melihatnya merasa sedikit tertekan, apa maksudnya?

"....."

"Lo suka makanan manis kan? Jadi gue beliin ini khusus buat lo." ujar Jihoon seraya menyodorkan kuenya yang sedari tadi tidak di ambil.

Tanpa sadar Hyunsuk mengambilnya dan menatap bingung, kenapa Jihoon memberinya kue? Ah tidak, bagaimana Jihoon tahu dia suka makanan manis? Kemudian Hyunsuk teringat nomor telepon milik Jihoon, dan darimana Jihoon tahu nomor teleponnya?

Hyunsuk menatap Jihoon sejenak dan tidak bisa menahan dirinya untuk bertanya, "Jihoon, lo tau darimana gue suka makanan manis?"

"Cuman nebak."

SERENDIPITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang