CH 19.

702 79 7
                                    

Saat ini Hyunsuk sedang berada di apartemen milik Jihoon, ia dengan telaten mengobati kening Jihoon yang terluka. Jihoon memperhatikannya dari samping dan dia tahu saat ini Hyunsuk sedang marah padanya.

"Sayang, ayo dong maafin Honnie~" ujarnya dengan nada memelas.

Hyunsuk mengabaikannya dan hanya meliriknya dengan dingin, ia marah karena sebelumnya Jihoon mengatakan bahwa tidak akan terjadi sesuatu saat ia berbicara dengan Leon. Namun pada akhirnya orang ini kembali ke kelas dalam keadaan kening yang bercucuran darah, hingga membuat dirinya tidak bisa fokus belajar karena terlalu mengkhawatirkannya.

Jihoon mentoel-toel pipi Hyunsuk dengan jari telunjuknya, "Sayang, sayang, sayang."

"Diem." ujar Hyunsuk.

"Sayang, kamu marah ya?" tanya Jihoon membuat Hyunsuk terkejut, selama ini mereka masih memanggil satu sama lain dengan lo-gue, tapi apa barusan Jihoon mengatakan aku-kamu?

"Apa maksudnya 'kamu'?"

"Kenapa? Wajar kan orang manggil kekasihnya pake aku-kamu?" tanya Jihoon balik.

Hyunsuk menatap Jihoon dengan canggung, bukan berarti ia tidak pernah mengatakan aku-kamu dalam hidupnya, hanya saja memikirkan dirinya dan Jihoon menggunakan kata aku-kamu membuatnya sedikit geli.

"Sayang, kalo lo ga nyaman pake aku-kamu kenapa lo ga manggil gue 'sayang' aja." ujar Jihoon memberikan pilihan.

Hyunsuk menekan kuat tangannya di kening Jihoon hingga si empunya kesakitan, Hyunsuk berpikir dengan wajah yang memerah, kenapa orang ini sangat mudah membicarakan hal seperti itu?

"Gamau, dasar gila!"

"Huh? Kenapa? Apa lo masih mau kita manggil satu sama lain pake lo-gue? Sayang, kalo gitu namanya bukan pacaran tapi ngajak ribut." ujar Jihoon protes.

Hyunsuk merasa omongannya tidak masuk akal, "Kan lo yang suka ngajak ribut gue."

"Sayang, mana pernah gue ngajak ribut lo? No bukti itu namanya hoax." ucap Jihoon membuat Hyunsuk kesal.

Hyunsuk melototi Jihoon dengan marah, "Jihoon, lo mau mati?"

Jihoon segera menutupi mulutnya rapat-rapat setelah di pelototi seperti itu, Hyunsuk yang melihat Jihoon akhirnya diam menghela nafasnya lelah.

"Gue gamau kalo manggil lo sayang, tapi buat aku-kamu mungkin bisa gue pikirin, s-soalnya gimana pun gue masih ga terbiasa!" ucap Hyunsuk dengan malu dan gugup.

Jihoon yang melihat dirinya sedang malu-malu terkekeh gemas, ia segera memeluk Hyunsuk dan menggoyangkan tubuh mereka ke kanan dan ke kiri.

"Ah sayang, kenapa kamu lucu banget hm? Kayanya aku makin jatuh cinta sama kamu deh."

Hyunsuk mencoba memberontak dari pelukan tiba-tiba itu, tapi percuma saja karena tubuh Jihoon seperti batu, sama sekali tidak bergeming. Akhirnya mau tidak mau ia menyerah dan pasrah saja di peluk oleh Jihoon.

"Jihoon, gue geli denger lo ngomong gitu." ujarnya dengan jujur, membuat Jihoon tertawa terbahak-bahak.

"Sayang, karna kamu bilang belum terbiasa makanya aku harus buat kamu terbiasa kan? Jadi tahan aja." ucap Jihoon lalu menciumi seluruh wajah Hyunsuk bergantian.

Hyunsuk yang di ciumi sana sini menjadi kesal, ia menjambak rambut Jihoon dengan kedua tangannya guna untuk menjauhkan kepala Jihoon.

"Jihoon, apa lo beneran cari mati? Gue ini masih marah sama lo ya! Minggir!"

Jihoon terpaksa melepaskan pelukannya, "Sayang, kamu masih marah karna luka ini?" tanya nya sembari menunjuk keningnya.

"Kenapa lo masih nanya hal yang udah pasti?"

SERENDIPITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang