CHAPTER 17 : Cinta Itu Hadir dengan Selamat.

12.5K 809 191
                                    

Setelah enam bulan aku akan meninggalkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah enam bulan aku akan meninggalkannya. Aku akan mengajukan gugatan perceraian ke pengadilan agama lalu kita akan kembali menjadi dua orang asing seperti lima belas tahun yang lalu.

Hestama tidak perlu tahu apa alasannya, karena biar saja semuanya tetap menjadi rahasia.

Hari-hari setelahnya mungkin dia akan membenciku dan membawa kebencian itu seumur hidupnya. Atau mungkin dia akan menghapus semua memori tentang kita dari ingatannya.

Lalu selanjutnya dia akan menjalani hidup dengan sangat baik bersama perempuan yang mencintai Hestama dengan sama besarnya. Perempuan yang baik yang akan menerima cintanya secara sama dan setara.

Karena benar, selamanya kata saling memang tak akan pernah menjadi milik kita.

Sebab kenyataannya memang tak ada yang dapat diharapkan dari pernikahan ini? Terlalu banyak duri yang menyakiti diri, jadi untuk apa tetap dijalani?

Catradewi Haruna R.

Catatan dari Haruna pada lembar pertama buku harian yang baru.

Haruna menyimpan buku itu pada sebuah laci kecil di samping ranjang. Buku harian baru yang diberikan oleh Gisha beberapa hari yang lalu.

Haruna tidak tahu entah apa yang salah dengan dirinya. Sejak kemarin ia merasakan tubuhnya yang kurang mengenakkan, ia juga sering mual setiap bangun tidur, bahkan ketika mencium aroma masakan Mbak Dian yang biasanya menggugah selera pun Haruna ingin muntah.

Seperti pagi ini, Haruna sedang menunduk di depan wastafel ketika rasa mual itu kembali menderanya. Sudah tiga kali ia bolak-balik antara wastafel dan tempat tidur hanya untuk memuntahkan cairan yang terasa asam.

Ingatannya berusaha memutar ulang beberapa hari ke belakang. Mengingat-ingat dengan sangat baik tentang apa yang sudah ia makan. Namun rupanya tak ada yang janggal, ia tidak makan makanan yang berpotensi membangkitkan alergi. Ia makan di rumah bersama Mbak Dian, dan tentu saja masakan asisten rumah tangganya itu higenis.

Di tengah-tengah ia yang sedang menelaah apa yang terjadi dengan tubuhnya, Haruna merasakan mual itu kembali datang. Dengan secepat kilat ia berlari menuju wastafel lalu berusaha memuntahkan sesuatu meskipun ia merasa tak ada yang bisa keluar. Haruna menggeram padahal siang ini ia ada penerbangan ke Riau menyusul Hestama.

"Saya telepon Pak Hakim aja ya, Bu. Biar bilang ke Bapak kalau Ibu lagi kurang enak badan." Suara Mbak Dian menginterupsi, perempuan seusia Haruna itu pun turut serta memijat tengkuk perempuan itu.

"Jangan, Mbak. Bapak lagi sibuk banget di sana, nanti malah kepikiran. "

"Tapi, Bu-"

"Bantu saya packing baju aja, Mbak. Siang nanti saya mau flight ke Riau sama Gisha."

Benar sama Gisha. Tadinya ia ingin pergi sendiri tapi tiba-tiba saja Gisha menelepon dirinya dan mengomel karena semalaman Hakim meneror gadis itu tanpa henti. Melalui kesepakatan yang terjadi Hakim meminta Gisha untuk menemani dirinya pergi ke Riau meski setelah itu Gisha akan langsung dipulangkan kembali ke Jakarta setelah dirinya sampai dengan selamat di bandara.

Love And Hurts (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang