just shut up and know who owns you

506 65 10
                                    

Sebulan telah berlalu sejak kejadian bersama Harin dan anehnya tidak ada kejadian apa-apa lagi yang Sooji alami, Baek Harin pun tidak lagi terlihat setelah itu. Karena hal itulah Sooji yakin bahwa apa yang dia alami di jembatan itu hanyalah kebetulan dan omong kosong dari orang aneh, ya walaupun banyak kejadian tidak masuk akal kala itu namun Sooji tidak mau terjebak dalam pikirannya sendiri dan hidup dibawah  bayang-bayang Baek Harin.

"Sooji ayo kita berlatih sekali lagi setelah itu kita bisa pulang", Tepukkan lembut di bahunya membuat Sooji tersadar dari lamunannya, itu adalah Luda sesama trainee yang akan debut bersamanya.

Sooji menganggukkan kepalanya menanggapi gadis manis didepannya, mereka melakukan satu sesi latihan lagi untuk menutup hari yang melelahkan kemudian pulang dan beristirahat.

Setengah jam sudah berlalu dan para trainee sudah pergi dari ruang latihan terkecuali Sung Sooji yang entah mengapa tiba-tiba merasakan migrain menyerang kepalanya, dia bersandar pada dinding sembari memijat kepalanya berharap dapat mengurangi denyutan yang terasa semakin menusuk.

" Oh astaga!", Sooji terkejut saat melihat darah yang keluar dari hidungnya disaat dia merasakan ada sesuatu yang mengalir dan mengusapnya. Darah itu tak kunjung berhenti membuat Sooji mulai merasakan panik, dia ingin berdiri dan mencari bantuan namun sialnya tiap dia bergerak denyutan di kepalanya semakin menusuk dan menyiksa.

Pergerakan Sooji yang berusaha bangkit itu  terhenti seketika saat suara rendah yang sangat dia kenal berbisik lembut di telinganya.

you miss me, right?", Tubuh Sooji melemas seketika saat mata mereka beradu tatapan, Baek Harin kembali dengan senyuman manis yang membuat Sooji berlari menjauh.

" Kamu tau kan cuma aku yang bisa bantu kamu saat ini" , Sooji menatap lemah Harin yang duduk dibelakangnya melalui cermin, tangan gadis misterius itu bergerak kearah rahang Sooji mengusapnya lembut dan saat itu juga darah yang mengalir dari hidungnya berhenti.

"Ha-..",  belum sempat Sooji menyelesaikan kalimatnya Harin dengan kasar memaksa Sooji untuk berdiri dan mendorongnya kasar ke dinding dengan Harin berdiri di depannya, menatap rendah pada Sooji yang meringis kesakitan saat punggungnya membentur dinding dengan keras. Sooji merintih mencoba menyentuh punggungnya yang berdenyut nyeri. Kepalanya terangkat menatap penuh tanya dan terkejut ke perempuan yang baru saja muncul dengan tiba-tiba.

"Kenapa-", lagi dan lagi Sooji tak bisa melontarkan pertanyaan dari mulutnya, Harin mencengkram kasar rahangnya, memaksa Sooji untuk melihat kearahnya. Perempuan yang lebih tinggi itu mendekat dan menghimpit tubuh Sooji merapat pada dinding.

"L-lepasin ", Sooji mencoba mendorong tubuh Harin menjauh yang hanya dibalas angin lalu.

Tanpa berkata apapun, Harin memutar bola matanya malas, bibirnya menyunggingkan senyum sinis yang membuat Sooji menenggak ludah, bulu kuduknya meremang, ia semakin merapatkan tubuhnya membuat kepala Sooji terbentur dinding. Sooji mengerang kesakitan.

Namun erangannya terhenti seketika saat jari jari lentik Harin menekan tenggorokannya, mencekiknya. Merasa panik, tangan Sooji tak lagi mendorong tubuh Harin, memilih untuk mencengkram erat tangan Harin yang melingkar kuat dilehernya.

Harin menyeringai, matanya menatap tajam ketika Sooji mulai tampak frustasi,

" Sooji, aku cuma mau meminta balasan karena sudah menolong kamu", suara itu sarat akan ledekan.

"Hari ini aku menolong kamu lagi, bayangkan jika saja aku tidak datang hari ini pasti kamu akan mati karena kehabisan darah", cengkraman Harin sedikit melemah, masih menatap Sooji dengan senyum. Padahal apa yang dialami Sooji hari ini adalah ulah Harin juga.

" To-tolong udah", terbata Sooji masih berusaha melepaskan tangan Harin dari lehernya, tentu saja Harin tidak menggubrisnya bahkan kembali mengeratkan cengkramannya. 

"Memohonlah Sung Sooji, suara putus asa kamu udah buat aku gila",. Kemudian Harin melepaskan cengkeramannya kemudian bergerak mendekat,  tangannya terkepal di samping Sooji yang bersandar lemah pada dinding, belum sempat Sooji menolak punggungnya kembali dipaksa beradu dengan dinding dengan keras.

" Jangan melawan!", Harin berbisik suaranya penuh perintah, membuat Sooji kembali diliputi perasaan ngeri, "anggap ini balasan karena aku menolong kamu ".

Tiba-tiba saja Harin menarik tubuhnya mendekat, menghapus jarak antara mereka dan tanpa peringatan apapun Harin melumat bibirnya kasar, cengkraman kuatnya memaksa Sooji untuk bungkam. Tentu saja Sooji berusaha berontak, matanya terbelalak terkejut, badannya menggeliat ingin lepas, tangannya yang gemetaran berusaha mendorong Harin menjauh, namun sia sia.

Pekikan lolos dari bibir Sooji saat Harin semakin agresif, semakin kuat mendekapnya dan memperdalam ciumannya. Tidak ada kelembutan maupun kasih sayang dalam aksinya, melainkan penuh nafsu untuk mendominasi dan menguasai Sooji seutuhnya.

"Berhen—mpphff—!"

"Just shut up and Remember who owns you!" Harin berdesis disela aksinya, sebelum membungkam mangsanya kembali dengan ciuman yang kasar dan agresif, cengkraman di pinggang Sooji berubah menjadi belaian, cumbuan paksa, tubuh Sooji meremang kala tangan yang berada di pinggangnya mulai bergerak ke atas, menjelajahi lekuk tubuh yang bersembunyi di balik bajunya.

Tbc

Devil's TortureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang