Sooji duduk di lantai kamar, dikelilingi oleh lilin-lilin kecil yang menerangi buku usang di depannya. Cahaya api bergoyang, menciptakan bayangan menari di dinding, sementara Sooji menatap buku itu dengan intens. Ia telah membaca banyak cerita dan legenda tentang benda-benda terkutuk, dan ia berharap metode yang ia temukan secara daring bisa berhasil—merevitalisasi buku itu, memperjelas gambar dan teks yang tersisa.
Dengan hati-hati, ia mengambil pisau kecil dan menusuk jarinya, membiarkan setetes darah jatuh ke halaman bergambar pria yang tersiksa itu. Saat darah menyentuh kertas, buku itu bergetar, dan udara di sekelilingnya berubah dingin. Mata Sooji membelalak ketika gambar pria itu perlahan menjadi lebih jelas. Detail baru muncul—wajahnya, ekspresi kesakitannya, luka-luka yang melilit tubuhnya—dan kemudian, ia melihat sesuatu yang membuat darahnya berhenti mengalir.
Wajah pria itu sangat mirip dengan Son Eunseo.
Sooji membeku, matanya tidak bisa berpaling dari gambar itu. "Tidak mungkin," bisiknya, tangannya gemetar. Eunseo adalah teman satu grupnya, seseorang yang selalu tampak riang dan ceria, jauh dari sosok kejam dan penuh dendam yang ia lihat di gambar. Tapi kemiripan itu tidak bisa disangkal. Pria itu adalah bayangan Eunseo dalam versi yang lebih menyeramkan dan terdistorsi.
Berbagai pertanyaan berputar di kepala Sooji. Apakah Eunseo adalah reinkarnasi pria itu? Tapi bukankah pria itu masih hidup dalam penderitaan? Apakah ada hubungan antara Eunseo dan pria itu? Dan jika ya, mengapa Eunseo tidak pernah menunjukkan tanda-tanda mengetahui semua ini? Atau... apakah Eunseo tahu lebih banyak daripada yang dia tunjukkan?
Perasaan takut dan bingung membanjiri Sooji. Jika Eunseo adalah bagian dari siklus ini, apa artinya bagi mereka semua? Apakah Eunseo mengetahui tentang kutukan ini? Apakah dia terlibat dalam dendam pria itu terhadap Harin?
Keesokan harinya, Sooji mencoba bersikap biasa saja, tetapi pikirannya terus-menerus tertuju pada Eunseo. Saat latihan selesai, ia mengajak Eunseo berbicara di tempat yang lebih sepi.
"Eunseo, aku perlu bicara denganmu," kata Sooji dengan nada serius.
Eunseo memiringkan kepalanya, menatap Sooji dengan bingung. "Kenapa, kak? Kamu kelihatan tegang. Ada apa?"
Sooji menggigit bibirnya, mencoba merangkai kata-kata. "Eunseo... kamu percaya pada reinkarnasi, kan?"
Eunseo tertawa kecil. "Ah, soal itu lagi? Kak, aku sudah bilang, aku pikir itu mungkin saja. Kenapa? Apa kamu masih kepikiran?"
Sooji menatap Eunseo dengan cermat, mencari tanda-tanda kebohongan di wajahnya. "Apa kamu pernah merasa... aneh? Seperti kamu punya ingatan dari kehidupan lain?"
Eunseo tampak berpikir sejenak sebelum menggeleng. "Enggak, sih. Hidupku biasa-biasa saja, kak. Kenapa kamu nanya hal kayak gitu?"
Sooji merasa ada sesuatu yang tidak beres. Eunseo tampak terlalu santai, terlalu tidak peduli. Namun, tidak ada yang mencurigakan dari ekspresi atau nadanya. Tapi Sooji tidak bisa mengabaikan fakta bahwa pria di gambar itu terlihat seperti Eunseo.
Malam itu, Sooji memutuskan untuk mengawasi Eunseo. Dia merasa paranoid, tetapi ada sesuatu yang mendorongnya untuk mencari tahu lebih banyak. Saat Eunseo tertidur di kamar asramanya, Sooji diam-diam mengintip dari pintu. Namun, tidak ada yang aneh—Eunseo hanya tidur dengan tenang, wajahnya terlihat polos.
Namun, saat Sooji akan pergi, sesuatu membuatnya berhenti. Bayangan samar muncul di sisi tempat tidur Eunseo. Pria itu—pria dari gambar—berdiri di sana, menatap Sooji dengan senyum dingin. Matanya bercahaya merah, penuh dengan kebencian dan rasa puas.
Sooji terdiam, tubuhnya kaku. Bayangan itu perlahan mendekat, dan suara yang dalam dan mengerikan bergema di pikirannya.
"Kamu sudah menemukanku, Sooji," bisik bayangan itu. "Tapi apakah kamu siap menghadapi kebenaran?"
Bayangan itu lenyap seketika, meninggalkan Sooji dengan ketakutan yang mencekam. Dia berlari kembali ke kamarnya, mencoba menenangkan dirinya. Tapi pikirannya dipenuhi pertanyaan yang tidak terjawab.
Jika pria itu adalah Eunseo, bagaimana dia bisa ada di sini dan di sana sekaligus? Atau apakah pria itu hanya menggunakan Eunseo sebagai wadah? Dan jika ya, apakah Eunseo sadar tentang semua ini?
Sooji tahu bahwa jawabannya ada pada Harin. Dia harus menemukan keberanian untuk menghadapi Harin lagi, meskipun itu berarti menyeret dirinya lebih dalam ke lingkaran gelap ini. Tapi satu hal yang pasti—semuanya menjadi semakin rumit, dan waktu tidak berpihak padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil's Torture
Mystery / Thriller⚠️ uncomfortable scenes Sung Sooji trainee yang putus asa dan Baek Harin yang datang seakan memberi solusi.
